Semua tulisan dari Devotional

Renungan Harian: Mengapa engkau tertekan, hai jiwaku? Mengapa engkau gelisah…

“Mengapa engkau tertekan, hai jiwaku? Mengapa engkau gelisah di dalam diriku? Berharaplah kepada Allah, sebab aku akan memuji-Nya lagi, Dia, penolongku dan Allahku” (Mazmur 42:11).

Berhati-hatilah agar kekhawatiran sehari-harimu tidak berubah menjadi kecemasan dan kesesakan, terutama ketika engkau merasa diombang-ambingkan oleh angin dan gelombang permasalahan hidup. Alih-alih putus asa, tetaplah fokus kepada Tuhan dan katakanlah dengan iman: “Ya Allahku, aku hanya memandang kepada-Mu. Jadilah penuntunku, Kaptenku.” Setelah itu, beristirahatlah dalam kepercayaan itu. Ketika akhirnya kita sampai di pelabuhan aman dalam hadirat Allah, segala perjuangan dan badai akan kehilangan maknanya, dan kita akan melihat bahwa Dia selalu memegang kendali.

Kita dapat melewati badai apa pun dengan selamat, asalkan hati kita tetap berada di tempat yang benar. Ketika niat kita murni, keberanian kita teguh, dan kepercayaan kita berlabuh pada Allah, gelombang mungkin mengguncang kita, tetapi tidak akan pernah menghancurkan kita. Rahasianya bukanlah menghindari badai, melainkan berlayar melewatinya dengan keyakinan bahwa kita berada di tangan yang baik — tangan Bapa, yang tidak pernah gagal dan tidak pernah meninggalkan mereka yang sungguh-sungguh percaya kepada-Nya.

Dan di manakah tempat yang aman itu, di mana kita dapat memiliki damai di dunia ini dan sukacita kekal di sisi Tuhan? Tempat yang benar adalah tempat ketaatan kepada Hukum Allah yang berkuasa. Di sanalah, di tanah yang kokoh itu, malaikat Tuhan mengelilingi kita dengan perlindungan dan jiwa dibersihkan dari segala kekhawatiran duniawi. Siapa yang hidup dalam ketaatan berjalan dengan aman, bahkan di tengah badai, karena ia tahu hidupnya ada di tangan Allah yang setia dan berkuasa. -Diadaptasi dari Francis de Sales. Sampai besok, jika Tuhan mengizinkan.

Berdoa bersama saya: Allah yang terkasih, aku bersyukur kepada-Mu karena, bahkan di tengah badai kehidupan, Engkau tetap sebagai Kaptenku yang setia. Ketika angin kencang dan gelombang masalah mencoba menyeretku, aku dapat menengadah dan menyatakan dengan iman: “Ya Allahku, aku hanya memandang kepada-Mu.” Engkaulah yang menuntun perahuku dan menenangkan hatiku.

Bapa, hari ini aku memohon agar Engkau menguatkan kepercayaanku kepada-Mu, supaya jiwaku tidak tersesat dalam kekhawatiran dan kecemasan. Berikanlah aku niat yang murni, keberanian yang teguh, dan hati yang berlabuh pada kehendak-Mu. Ajarkan aku untuk melewati setiap badai dengan ketenangan orang yang tahu bahwa dirinya ada di tangan-Mu. Dan bawa aku untuk selalu tinggal di tempat yang aman: ketaatan pada Hukum-Mu yang berkuasa, di mana perlindungan-Mu mengelilingiku dan damai-Mu menopangku dalam segala keadaan.

Ya Allah Yang Mahakudus, aku menyembah dan memuji-Mu karena Engkau adalah tempat perlindungan yang aman bagi mereka yang taat kepada-Mu dengan kasih dan kesetiaan. Putra-Mu yang terkasih adalah Pangeran dan Juruselamatku yang kekal. Hukum-Mu yang berkuasa bagaikan jangkar yang kokoh di lautan kehidupan, yang menahan jiwaku bahkan ketika gelombang bergelora. Perintah-perintah-Mu bagaikan benteng yang tak tergoyahkan, melindungi rohku dan menerangi jalanku menuju sukacita kekal. Aku berdoa dalam nama Yesus yang berharga, amin.

Renungan Harian: Jadilah kuat dan berani; jangan takut atau putus asa!…

“Jadilah kuat dan berani; jangan takut atau putus asa!” (1 Tawarikh 22:13).

Walaupun sangat penting bagi kita untuk melatih kesabaran dan kelemahlembutan dalam menghadapi kesulitan dari luar dan perilaku orang lain, kebajikan-kebajikan ini menjadi jauh lebih berharga ketika diterapkan pada pergumulan batin kita sendiri. Konflik paling menantang yang kita hadapi seringkali bukan berasal dari luar, melainkan dari dalam—kelemahan, ketidakpastian, kegagalan, dan kegelisahan jiwa. Pada saat-saat seperti inilah, ketika kita dihadapkan pada keterbatasan diri, memilih untuk merendahkan diri di hadapan Allah dan berserah kepada kehendak-Nya adalah salah satu tindakan iman dan kedewasaan rohani yang paling mendalam yang dapat kita persembahkan.

Aneh rasanya, seringkali kita bisa lebih sabar terhadap orang lain daripada terhadap diri sendiri. Namun ketika kita berhenti, merenung, dan mengambil keputusan tegas untuk memeluk Hukum Allah yang penuh kuasa dengan ketulusan, sesuatu yang luar biasa terjadi. Ketaatan menjadi kunci rohani yang membuka mata kita. Apa yang sebelumnya tampak membingungkan, kini mulai menjadi jelas. Kita memperoleh hikmat, dan penglihatan rohani yang diberikan kepada kita bertindak sebagai balsem: menenangkan jiwa dan memberi arah.

Pemahaman ini sangat berharga. Ia menunjukkan dengan jelas apa yang Allah harapkan dari kita dan membantu kita menerima proses transformasi dengan damai. Ketaatan kemudian menjadi sumber kesabaran, sukacita, dan kestabilan. Jiwa yang berserah kepada kehendak Tuhan dan berjalan dalam ketaatan tidak hanya menemukan jawaban, tetapi juga ketenangan karena mengetahui bahwa ia berada di jalan yang benar—jalan damai dan hidup yang bermakna. -Disadur dari William Law. Sampai jumpa besok, jika Tuhan mengizinkan.

Berdoa bersama saya: Allah yang terkasih, aku bersyukur kepada-Mu karena Engkau menunjukkan bahwa kesabaran dan kelemahlembutan sejati tidak hanya berlaku untuk tantangan dari luar, tetapi juga untuk pergumulan di dalam diriku. Seringkali, kelemahan, keraguan, dan kegagalanku sendirilah yang paling membuatku putus asa. Ketika aku berserah kepada kehendak-Mu, alih-alih berjuang sendiri, aku mengalami sesuatu yang mendalam: kebaikan-Mu menjangkau dan menopangku.

Bapa, hari ini aku memohon agar Engkau menolongku untuk bersabar terhadap diriku sendiri, sebagaimana aku berusaha bersabar terhadap orang lain. Berikan aku keberanian untuk menghadapi keterbatasanku tanpa keputusasaan dan hikmat untuk bersandar pada Hukum-Mu yang penuh kuasa sebagai penuntun yang aman. Aku tahu bahwa ketika aku memutuskan untuk taat dengan tulus, mataku akan terbuka, dan apa yang sebelumnya tampak membingungkan mulai menjadi jelas. Anugerahkanlah kepadaku hikmat yang berasal dari ketaatan itu, balsem yang menenangkan jiwaku dan memberi arah bagi langkahku.

Ya Allah Yang Maha Kudus, aku menyembah dan memuji-Mu karena Engkau memberikan pengertian dan damai ketika aku memilih berjalan di jalan-Mu. Putra-Mu yang terkasih adalah Pangeran dan Juruselamatku yang kekal. Hukum-Mu yang penuh kuasa bagaikan cermin yang dengan kasih menunjukkan siapa aku dan siapa aku dapat menjadi di dalam Engkau. Perintah-perintah-Mu bagaikan rel yang kokoh di bawah kakiku, membawa kestabilan, sukacita, dan keyakinan manis bahwa aku berada di jalan menuju kekekalan. Aku berdoa dalam nama Yesus yang berharga, amin.

Renungan Harian: Tuhan akan menjaga engkau dari segala kejahatan; Ia akan menjaga…

“Tuhan akan menjaga engkau dari segala kejahatan; Ia akan menjaga jiwamu” (Mazmur 121:7).

Sebuah hati yang bersukacita di dalam Allah akan menemukan kesenangan sejati dalam segala sesuatu yang berasal dari-Nya. Ia tidak hanya menerima kehendak Tuhan—ia juga menikmatinya. Bahkan di masa-masa sulit, jiwa ini tetap teguh, dipenuhi dengan sukacita yang tenang dan tetap, karena telah belajar untuk beristirahat dalam kenyataan bahwa tidak ada yang terjadi di luar kehendak ilahi. Orang yang mengasihi Hukum Allah yang penuh kuasa dan mengikutinya dengan sukacita membawa damai sejahtera di dalam dirinya yang tak tergoyahkan. Kebahagiaan menyertainya, diam dan setia, di setiap musim kehidupan.

Sama seperti bunga yang secara naluriah menghadap ke matahari, bahkan ketika matahari tersembunyi di balik awan, jiwa yang mengasihi perintah-perintah Allah tetap menghadap kepada-Nya, bahkan di hari-hari yang gelap. Ia tidak perlu melihat dengan jelas untuk terus percaya. Ia tahu bahwa matahari tetap ada, teguh di langit, dan bahwa kehadiran Allah tidak pernah meninggalkannya. Kepercayaan ini menopang, menghangatkan, dan memperbarui, bahkan ketika segala sesuatu di sekitarnya tampak tidak pasti atau sulit.

Jiwa yang taat tetap merasa puas. Ia menemukan sukacita bukan pada keadaan, melainkan pada kehendak Tuhan. Ini adalah sukacita yang dalam, yang tidak bergantung pada hasil atau imbalan, tetapi yang mengalir dari persekutuan dengan Sang Pencipta. Siapa yang hidup demikian akan mengalami sesuatu yang langka: damai sejahtera yang tetap dan kebahagiaan sejati, yang didasarkan pada keyakinan bahwa mengikuti kehendak Allah adalah kebaikan terbesar yang dapat dipilih dalam hidup ini. -Diadaptasi dari Robert Leighton. Sampai jumpa besok, jika Tuhan mengizinkan.

Berdoa bersama saya: Allah yang terkasih, aku bersyukur kepada-Mu karena Engkau telah menunjukkan kepadaku bahwa sukacita sejati lahir di hati yang bersukacita di dalam Engkau, bahkan dalam situasi sulit, bahkan ketika hari-hari terasa gelap. Engkau mengajarkanku bahwa tidak ada yang lepas dari kendali-Mu, dan karena itu aku dapat beristirahat, percaya, dan tetap teguh. Terima kasih telah memberiku damai sejahtera yang diam dan setia, yang berjalan bersamaku di setiap musim kehidupan.

Bapa, hari ini aku memohon agar Engkau menanamkan lebih dalam lagi di dalam diriku kasih akan kehendak-Mu. Kiranya, seperti bunga yang menghadap ke matahari, aku tetap menghadap kepada-Mu, bahkan ketika aku tidak dapat melihat dengan jelas. Ajarlah aku untuk percaya seperti mereka yang benar-benar mengenal-Mu—bukan karena apa yang mereka lihat, tetapi karena apa yang mereka ketahui: bahwa Engkau hadir, bahwa Engkau tidak pernah meninggalkanku, dan bahwa Hukum-Mu yang penuh kuasa membawaku semakin dekat kepada Bapa. Topanglah aku dengan kepercayaan yang menghangatkan dan memperbarui jiwa.

Oh, Allah Yang Maha Kudus, aku menyembah dan memuji-Mu karena Engkau menawarkan kebahagiaan yang tidak dapat diberikan dunia. Anak-Mu yang terkasih adalah Pangeran dan Juruselamatku yang kekal. Hukum-Mu yang penuh kuasa bagaikan matahari yang tetap bersinar di balik awan, selalu menerangi, bahkan ketika aku tidak melihatnya. Perintah-perintah-Mu bagaikan akar yang dalam yang membuat jiwaku tetap teguh, diberi makan oleh kebenaran-Mu, penuh damai dan sukacita sejati. Aku berdoa dalam nama Yesus yang berharga, amin.

Renungan Harian: Perhatikanlah bagaimana bunga bakung di ladang tumbuh: mereka tidak…

“Perhatikanlah bagaimana bunga bakung di ladang tumbuh: mereka tidak bekerja, juga tidak memintal” (Matius 6:28).

Janganlah membangun penghalang di dalam dirimu terhadap kuasa Allah yang memberi kehidupan. Kuasa ini nyata, penuh kasih, dan senantiasa bekerja di dalammu untuk melaksanakan segala sesuatu yang berkenan kepada kehendak-Nya. Serahkanlah dirimu sepenuhnya di bawah kendali-Nya, tanpa syarat, tanpa rasa takut. Sama seperti engkau mempercayakan kepada Allah pergumulan, ketakutan, dan kebutuhanmu, percayakan juga pertumbuhan rohanimu kepada-Nya. Biarkan Dia membentukmu dengan kesabaran dan kebijaksanaan—karena tidak ada yang lebih mengenal hatimu selain Sang Pencipta itu sendiri.

Tidak perlu mencoba mengendalikan proses ini atau mengkhawatirkan setiap detail perjalanan. Kepercayaan sejati adalah beristirahat dengan keyakinan bahwa Dia yang memimpin segalanya, bahkan ketika engkau tidak memahami jalannya. Ketika kita memilih untuk taat pada Hukum Allah yang penuh kuasa dengan ketulusan, kita memilih untuk hidup di bawah perlindungan Yang Mahatinggi. Dan, di bawah perlindungan itu, tidak ada hal eksternal yang benar-benar dapat melukai kita secara fatal. Jiwa yang taat dijaga, dikuatkan, dan dikelilingi oleh pemeliharaan ilahi.

Musuh mungkin masih mencoba menyerang, seperti yang selalu ia lakukan, tetapi panah-panahnya akan tertahan oleh perisai yang tak terlihat—kehadiran Allah yang melingkupi mereka yang mengasihi-Nya dan yang senang menaati perintah-perintah-Nya. Perisai ini bukan hanya melindungi, tetapi juga menguatkan. Ketaatan membuat kita semakin teguh, semakin sadar akan kehadiran Allah, dan semakin siap untuk melawan kejahatan. Hidup di bawah kehendak Allah adalah hidup dengan rasa aman, dengan tujuan, dan dengan damai sejahtera yang tidak dapat dihancurkan oleh serangan musuh mana pun. -Diadaptasi dari Hannah Whitall Smith. Sampai jumpa besok, jika Tuhan mengizinkan.

Berdoa bersama saya: Allah yang terkasih, aku bersyukur atas kuasa-Mu yang memberi kehidupan dan bekerja di dalam diriku dengan kasih dan kebijaksanaan. Aku mengakui bahwa tidak ada alasan untuk menolak karya-Mu. Engkau mengenalku lebih dari diriku sendiri dan tahu persis bagaimana membentukku agar aku menjadi seperti yang Engkau impikan. Karena itu, aku menyerahkan diriku sepenuhnya ke dalam kendali-Mu, percaya bahwa segala sesuatu yang Engkau lakukan dalam hidupku adalah baik, adil, dan perlu.

Bapa, hari ini aku memohon agar Engkau mengajarku untuk percaya kepada-Mu, bukan hanya di saat-saat pergumulan, tetapi juga dalam proses pertumbuhan rohaniku. Kiranya aku tidak mencoba mengendalikan waktu maupun detail perjalanan ini, tetapi beristirahat di bawah tuntunan-Mu. Dengan memilih menaati Hukum-Mu yang penuh kuasa, aku tahu bahwa aku berlindung di bawah perlindungan-Mu. Berikanlah aku hati yang tulus dan teguh, yang menemukan keamanan dalam kehendak-Mu dan tahu bahwa, meskipun segala sesuatu di sekeliling tampak tidak pasti, Engkau yang menuntun setiap langkah dengan setia.

Oh, Allah Yang Mahakudus, aku menyembah dan memuji-Mu karena Engkau adalah perisai dan benteng bagi mereka yang mengasihi dan menaati perintah-perintah-Mu. Putra-Mu yang terkasih adalah Pangeran dan Juruselamatku yang kekal. Hukum-Mu yang penuh kuasa adalah seperti tembok yang tak tergoyahkan yang mengelilingi jiwaku dan membuatku tetap teguh di tengah badai. Perintah-perintah-Mu adalah seperti bilah cahaya yang membelah kegelapan di sekitarku dan mempersiapkanku untuk mengalahkan kejahatan dengan keberanian dan iman. Aku berdoa dalam nama Yesus yang berharga, amin.

Renungan Harian: Kepada yang menang, Aku akan menjadikannya tiang di dalam bait…

“Kepada yang menang, Aku akan menjadikannya tiang di dalam bait Allah-Ku” (Wahyu 3:12).

Perlahan namun dengan tujuan, Allah sedang membangun bait-Nya di seluruh alam semesta — dan pekerjaan ini tidak terbuat dari batu biasa, melainkan dari kehidupan yang telah diubah. Setiap kali sebuah jiwa memilih untuk menaati Hukum Allah yang kuat secara sukarela, bahkan di tengah kesulitan sehari-hari, jiwa itu menyalakan api keserupaan ilahi di dalam dirinya. Jiwa ini menjadi bagian dari struktur hidup bait Tuhan — menjadi batu hidup, diteguhkan dalam iman dan dibentuk oleh ketaatan.

Ketika Anda, bahkan di tengah perjuangan yang melelahkan, tugas-tugas monoton, atau godaan yang intens, memahami makna keberadaan Anda dan memutuskan untuk menyerahkan segalanya kepada Allah, hidup Anda berubah. Dengan memilih untuk mengikuti perintah Sang Pencipta dan mengizinkan Dia bekerja dalam diri Anda, sesuatu yang supranatural terjadi: Anda menjadi bagian dari bangunan suci ini. Penyerahan diri Anda yang diam-diam, kesetiaan Anda di balik layar kehidupan, semuanya dilihat oleh Allah dan digunakan oleh-Nya sebagai bahan mulia untuk pertumbuhan bait-Nya yang kekal.

Di mana pun ada hati yang taat, Allah sedang mendirikan tiang, membentuk fondasi, memperkuat dinding hidup-Nya. Bait-Nya tidak dibatasi oleh ruang atau waktu — ia tumbuh dalam diri mereka yang memilih untuk hidup sesuai dengan petunjuk Bapa. Setiap jiwa yang menguduskan diri, setiap kehidupan yang selaras dengan kehendak-Nya, adalah kesaksian hidup bahwa bait Allah sedang dibangun, batu demi batu, jiwa demi jiwa. -Diadaptasi dari Phillips Brooks. Sampai jumpa besok, jika Tuhan mengizinkan.

Berdoa bersama saya: Tuhan yang terkasih, betapa mulianya mengetahui bahwa, dengan memilih untuk menaati Hukum-Mu yang kuat, baik dalam momen sederhana maupun sulit dalam rutinitasku, aku sedang dibentuk sebagai batu hidup dalam bait-Mu yang kekal. Terima kasih telah memberiku tujuan yang begitu agung — menjadi bagian dari bangunan suci-Mu, diubah sedikit demi sedikit sesuai gambar-Mu.

Bapaku, hari ini aku memohon agar Engkau terus bekerja dalam diriku. Dalam tugas-tugas monoton, dalam perjuangan yang sunyi, dan dalam godaan sehari-hari, bantulah aku untuk menjaga hatiku tetap teguh dalam kehendak-Mu. Semoga kesetiaanku, meskipun tidak ada yang melihat, digunakan oleh-Mu sebagai bahan mulia dalam pembangunan bait-Mu. Bentuklah aku, poleslah aku, kuatkan imanku, dan jadikan aku tiang hidup yang menopang dan memuliakan nama-Mu. Semoga hidupku, dalam segala hal, menjadi milik-Mu dan memuliakan-Mu.

Oh, Allah Yang Mahakudus, aku menyembah dan memuji-Mu karena pekerjaan-Mu sempurna, dan Engkau menggunakan bahkan tindakan ketaatan terkecil untuk sesuatu yang kekal. Putra-Mu yang terkasih adalah Pangeran dan Juruselamatku yang kekal. Hukum-Mu yang kuat adalah seperti pahat ilahi yang memahat jiwa dengan presisi dan keindahan, menjadikannya layak untuk kehadiran-Mu. Perintah-perintah-Mu adalah rencana surgawi dari bangunan besar ini, digambar dengan kasih dan keadilan untuk membentuk bait di mana Engkau berdiam dengan kemuliaan. Aku berdoa dalam nama Yesus yang berharga, amin.

Hukum Allah: Renungan Harian: Jika kamu setia dalam perkara kecil, kamu juga akan setia…

“Jika kamu setia dalam perkara kecil, kamu juga akan setia dalam perkara besar” (Lukas 16:10).

Tidak hanya dalam ujian besar atau momen-momen menentukan kita dipanggil untuk menaati kehendak Tuhan. Sebenarnya, sebagian besar kesempatan kita untuk setia ada dalam pilihan-pilihan kecil sehari-hari. Dalam detail-detail sederhana inilah kita menunjukkan kepada Tuhan bahwa kita mengasihi-Nya. Pertumbuhan rohani sering terjadi secara diam-diam, melalui tindakan-tindakan kecil ketaatan yang, jika digabungkan, membangun kehidupan yang kokoh dan diberkati.

Orang-orang besar dalam iman yang kita kagumi dalam Kitab Suci memiliki satu kesamaan: mereka semua setia kepada Tuhan. Mereka semua menemukan sukacita dalam menaati Hukum Tuhan yang kuat. Ketaatan mereka adalah cerminan dari kasih yang mereka rasakan untuk Tuhan. Dan ketaatan yang sama ini membawa berkat, pembebasan, dan keselamatan — bukan tentang perbuatan luar biasa, tetapi tentang sikap sederhana dan mungkin, yang dapat diakses oleh kita semua. Tuhan tidak pernah menuntut sesuatu yang tidak dapat dipenuhi oleh manusia.

Sayangnya, banyak orang Kristen saat ini kehilangan berkat berharga karena menolak, tanpa alasan, untuk menaati Sang Pencipta. Mereka menukar kesetiaan dengan kenyamanan, dan kebenaran dengan alasan. Tetapi siapa yang benar-benar mengasihi Tuhan, menunjukkan kasih itu dengan tindakan. Dan bukti terbesar dari kasih adalah ketaatan. Bapa terus siap untuk memberkati, membebaskan, dan menyelamatkan, tetapi janji-janji ini adalah untuk mereka yang memutuskan untuk berjalan di jalan-Nya dengan kerendahan hati dan komitmen. Pilihan ada pada kita — dan ganjarannya juga. -Diadaptasi dari Anne Sophie Swetchine. Sampai jumpa besok, jika Tuhan mengizinkan.

Berdoa bersama saya: Tuhan yang terkasih, aku bersyukur kepada-Mu karena mengingatkan aku bahwa kesetiaan kepada-Mu tidak hanya ditunjukkan dalam momen-momen besar, tetapi terutama dalam pilihan-pilihan kecil sehari-hari. Setiap tindakan sederhana ketaatan. Terima kasih telah memberiku begitu banyak kesempatan diam-diam untuk tumbuh secara rohani dan membangun kehidupan yang berakar pada-Mu, melalui kehendak-Mu yang kuat dan adil.

Bapaku, hari ini aku memohon kepada-Mu untuk membangkitkan dalam diriku hati yang setia seperti yang ditunjukkan oleh banyak hamba-Mu dalam Kitab Suci. Mereka tidak menjadi besar karena diri mereka sendiri, tetapi karena mereka memilih untuk menaati-Mu dengan tulus dan penuh kasih. Ajari aku untuk melihat ketaatan bukan sebagai beban, tetapi sebagai bukti hidup dari kasihku kepada-Mu. Semoga aku tidak menukar kebenaran dengan kenyamanan, atau membenarkan ketidaktaatan dengan alasan. Aku ingin ditemukan setia, bahkan dalam detail-detail paling sederhana dari rutinitasku.

Oh, Allah Yang Maha Kudus, aku menyembah dan memuji-Mu karena Engkau adalah Bapa yang bersukacita dengan kesetiaan anak-anak-Mu. Anak-Mu yang terkasih adalah Pangeran dan Juruselamatku yang kekal. Hukum-Mu yang kuat adalah seperti jalur yang kokoh di tengah padang gurun, yang membimbing langkahku dengan aman dan bijaksana. Perintah-perintah-Mu adalah seperti benih-benih kehidupan kecil yang ditanam dalam setiap keputusan, menghasilkan buah damai, berkat, dan keselamatan. Aku berdoa dalam nama Yesus yang berharga, amin.

Hukum Allah: Renungan Harian: Karena Aku telah turun dari surga, bukan untuk melakukan…

“Karena Aku telah turun dari surga, bukan untuk melakukan kehendak-Ku, tetapi untuk melakukan kehendak Dia yang mengutus Aku” (Yohanes 6:38).

Iman sejati terungkap ketika kita dengan sepenuh hati tunduk kepada kehendak Allah. Penyerahan ini adalah tanda kedewasaan rohani dan kepercayaan. Ini mencakup segala sesuatu yang baik, murni, dan adil, dan menjadi sumber kedamaian batin yang tidak dapat ditawarkan oleh dunia. Ketika kehendak kita menyatu dengan kehendak Allah, kita menemukan istirahat sejati — istirahat yang lahir dari kepastian bahwa Dia tahu apa yang Dia lakukan dan bahwa kehendak-Nya selalu sempurna.

Kebahagiaan, di sini dan sekarang, secara langsung terkait dengan keselarasan ini dengan Hukum Allah yang kuat. Mustahil menjadi benar-benar bahagia sementara kita menolak kehendak Sang Pencipta. Tetapi ketika kita mulai mencintai kehendak Allah lebih dari keinginan kita sendiri, sesuatu berubah di dalam diri kita. Ketaatan tidak lagi menjadi beban dan berubah menjadi kesenangan. Dan, sedikit demi sedikit, kita menyadari bahwa keinginan egois kehilangan kekuatannya, karena cinta akan keadilan Allah memenuhi seluruh diri kita.

Kesetiaan ini kepada kehendak dan kebenaran Tuhan kemudian menjadi kompas yang membimbing langkah kita. Ia membimbing kita dengan aman di tengah-tengah keputusan hidup, membawa kejelasan di mana sebelumnya ada kebingungan, dan membawa kita kepada kehidupan yang penuh tujuan. Menyerahkan diri kepada kehendak Allah bukanlah kehilangan kebebasan — itu menemukannya. Di jalan ketaatan dan iman inilah kita menemukan makna sejati kehidupan dan mengalami kedamaian yang hanya dapat diberikan oleh Bapa. -Diadaptasi dari Joseph Butler. Sampai jumpa besok, jika Tuhan mengizinkan.

Berdoa bersama saya: Tuhan yang terkasih, aku bersyukur kepada-Mu karena Engkau menunjukkan bahwa iman sejati terungkap ketika aku dengan sepenuh hati tunduk kepada kehendak-Mu. Ketika aku melepaskan keinginanku sendiri untuk merangkul kehendak-Mu, aku menemukan kedamaian yang tidak dapat diberikan oleh dunia — kedamaian yang tetap ada bahkan di tengah ketidakpastian. Terima kasih karena Engkau adalah Bapa yang begitu bijaksana, adil, dan penuh kasih, yang kehendak-Nya selalu sempurna dan baik.

Bapaku, hari ini aku memohon agar Engkau membantuku mencintai kehendak-Mu lebih dari apapun. Semoga aku belajar menemukan sukacita dalam ketaatan dan kesenangan dalam mengikuti Hukum-Mu yang kuat. Singkirkan dariku semua keinginan egois yang menghalangiku untuk melayani-Mu dengan integritas. Semoga cinta akan keadilan-Mu tumbuh dalam diriku hingga memenuhi seluruh diriku.

Oh, Allah Yang Mahakudus, aku memuja dan memuji-Mu karena, ketika aku menyerahkan diri kepada kehendak-Mu, aku menemukan kebebasan yang selalu kucari. Anak-Mu yang terkasih adalah Pangeran dan Juruselamatku yang kekal. Hukum-Mu yang kuat adalah seperti lampu yang menyala di jalan kehidupan, yang mengusir kegelapan kebingungan dan membawa istirahat bagi jiwa. Perintah-Mu adalah seperti tiang-tiang kokoh yang menopang rumah orang benar, menjadikan hidupnya stabil, aman, dan penuh makna. Aku berdoa dalam nama Yesus yang berharga, amin.

Hukum Allah: Renungan Harian: Pikiran Roh adalah kehidupan dan damai sejahtera (Roma 8:…

“Pikiran Roh adalah kehidupan dan damai sejahtera” (Roma 8:6).

Tetaplah dalam damai. Damai sejati tidak datang dari usaha manusia, tetapi dari melepaskan apa yang mengganggu. Ini seperti segelas air yang bergolak: jika kita membiarkannya diam sejenak, semuanya mulai mengendap dan kejernihan kembali. Sebagai anak-anak Allah, kita tidak perlu hidup dalam kekhawatiran — kecuali jika akar dari kegelisahan itu ada pada suatu area dosa yang belum diselesaikan. Jika itu masalahnya, beranilah: putuskan dengan tegas untuk meninggalkan situasi itu. Damai akan datang sebagai konsekuensi dari keputusan itu.

Damai ini bukanlah sesuatu yang kita bangun dengan usaha sendiri, melainkan hadiah yang berkembang secara alami ketika kita menyelaraskan hidup kita dengan kehendak Tuhan. Allah adalah Bapa yang penuh kasih, dan Dia senang mengisi dengan damai mereka yang memilih untuk hidup sesuai dengan jalan-Nya.

Mematuhi Hukum Allah yang kuat adalah kuncinya — tidak hanya untuk damai, tetapi untuk hidup yang penuh dengan berkat. Tuhan senang memberi penghargaan kepada mereka yang taat, dan tidak ada janji-Nya yang gagal. Jiwa yang hidup dalam ketaatan tidak perlu takut akan hari esok, atau memikul rasa bersalah dari masa lalu. Ia berjalan dengan ringan, karena tahu bahwa ia berjalan di bawah perlindungan dan kasih karunia Bapanya. Dan ini, tanpa diragukan, adalah damai yang paling dalam yang dapat dialami seseorang. -Diadaptasi dari Jeanne Guyon. Sampai jumpa besok, jika Tuhan mengizinkan.

Berdoa bersama saya: Tuhan yang terkasih, Engkau mengajarkan bahwa damai berkembang ketika saya berhenti berjuang dengan tangan saya sendiri dan hanya melepaskan apa yang mengganggu saya. Seperti segelas air yang bergolak, jiwa hanya tenang ketika beristirahat dalam Engkau. Terima kasih telah mengingatkan saya bahwa, jika ada sesuatu yang menghilangkan damai saya, itu bisa menjadi panggilan-Mu untuk menyelesaikan apa yang belum saya serahkan kepada-Mu. Berikan saya keberanian untuk melakukan itu dengan tulus dan tegas.

Bapaku, hari ini aku memohon agar Engkau membantuku melepaskan kekhawatiran yang tidak berasal dari-Mu dan menghadapi setiap dosa dengan jujur. Semoga aku tidak menyembunyikan apapun dari-Mu, tetapi menyerahkan semuanya, percaya bahwa pengampunan-Mu adalah pasti dan damai-Mu adalah nyata. Isi hatiku dengan damai yang hanya Engkau dapat berikan — bukan damai yang sementara, tetapi damai yang tetap, yang tumbuh, yang mengubah. Ajari aku untuk hidup sesuai dengan kehendak-Mu, mengetahui bahwa ini adalah satu-satunya cara untuk mengalami istirahat sejati.

Oh, Allah yang Mahakudus, aku menyembah dan memuji-Mu karena hati-Mu bersukacita dalam mengisi dengan damai anak-anak-Mu yang taat. Anak-Mu yang terkasih adalah Pangeran dan Juruselamatku yang kekal. Hukum-Mu yang kuat adalah seperti sungai yang tenang yang mengalir melalui diriku, membasuh segala kegelisahan dan membawa keamanan. Perintah-perintah-Mu adalah seperti akar yang dalam yang meneguhkan jiwa di tanah kasih-Mu, membuat setiap langkah ringan, aman, dan penuh harapan. Aku berdoa dalam nama Yesus yang berharga, amin.

Hukum Allah: Renungan Harian: Beristirahatlah di dalam Tuhan dan nantikanlah Dia…

“Beristirahatlah di dalam Tuhan dan nantikanlah Dia” (Mazmur 37:7).

Saya menemukan bahwa bersekutu dengan Tuhan jauh melampaui menjauhkan diri dari kebisingan dunia — ini adalah belajar untuk menenangkan pikiran, menenangkan hati, dan hanya berada di hadapan-Nya dengan perhatian yang tenang dan hormat. Di tempat ketenangan batin inilah jiwa mulai menerima makanan rohani yang Tuhan putuskan untuk diberikan. Kadang-kadang banyak, kadang-kadang sedikit di mata kita, tetapi tidak pernah tidak ada. Tuhan tidak pernah membiarkan kita dengan tangan kosong ketika kita datang kepada-Nya dengan ketulusan dan kerendahan hati.

Menunggu dalam keheningan ini memperdalam sesuatu yang berharga di dalam diri kita: kerendahan hati dan ketaatan. Jiwa yang belajar menunggu Tuhan menjadi lebih peka, lebih tunduk, dan lebih penuh iman. Ia mulai menyadari bahwa ia tidak sendirian. Mereka yang taat kepada Tuhan membawa dalam diri mereka sebuah kepastian nyata — keyakinan bahwa Tuhan dekat. Seolah-olah kehadiran-Nya dapat dirasakan di udara, dalam berjalan, dalam bernapas. Dan kehadiran yang konstan ini adalah, tanpa ragu, berkat terbesar bagi mereka yang mencintai Tuhan dan mencintai Hukum-Nya yang kuat.

Lalu, mengapa menolak? Mengapa tidak menaati Tuhan yang begitu setia, begitu penuh kasih, dan begitu layak? Dia adalah satu-satunya jalan menuju kebahagiaan sejati — di sini dan di kekekalan. Setiap perintah yang Dia berikan kepada kita adalah ekspresi dari perawatan-Nya, sebuah undangan untuk hidup dalam realitas surga, bahkan di bumi. -Diadaptasi dari Mary Anne Kelty. Sampai jumpa besok, jika Tuhan mengizinkan.

Berdoa bersama saya: Tuhan yang terkasih, aku berterima kasih kepada-Mu karena Engkau telah menunjukkan kepadaku bahwa persekutuan sejati dengan-Mu adalah penyerahan batin, sebuah istirahat jiwa dalam hadirat-Mu. Ketika aku menenangkan hati dan menenangkan pikiran, aku menyadari bahwa Engkau ada di sana, siap untuk memberi makan jiwaku dengan apa yang kubutuhkan pada saat itu. Engkau adalah Tuhan yang setia, yang tidak pernah gagal menyentuh hati yang tulus yang datang kepada-Mu dengan hormat.

Bapaku, hari ini aku memohon kepada-Mu untuk mengajarku menunggu dalam keheningan, dengan kerendahan hati dan iman. Aku ingin menjadi jiwa yang peka terhadap suara-Mu, tunduk pada kehendak-Mu, taat pada Hukum-Mu yang kuat. Semoga aku tidak terganggu oleh kebisingan atau terburu-buru, tetapi belajar nilai dari penantian ini yang mengubahku dari dalam. Berikan aku kepastian yang hanya dikenal oleh hamba-hamba-Mu yang setia — keyakinan mendalam bahwa Engkau dekat, bahwa Engkau berjalan bersamaku dan menopangku di setiap langkah. Semoga aku tidak pernah kehilangan hak istimewa untuk merasakan-Mu begitu hadir.

Oh, Tuhan Yang Maha Kudus, aku menyembah dan memuji-Mu karena kehadiran-Mu adalah berkat terbesar yang bisa kumiliki dalam hidup ini. Putra-Mu yang terkasih adalah Pangeran dan Juruselamatku yang kekal. Hukum-Mu yang kuat adalah seperti hembusan surga yang menyegarkan jiwa yang lelah dan membimbing hati yang tersesat. Perintah-perintah-Mu adalah seperti nada dari lagu abadi, yang mengayunkan jiwa dalam damai dan menuntun pada kasih sempurna-Mu. Aku berdoa dalam nama Yesus yang berharga, amin.

Hukum Allah: Renungan Harian: Tidak ada yang dapat melayani dua tuan (Matius 6:24)….

“Tidak ada yang dapat melayani dua tuan” (Matius 6:24).

Renungkanlah kedamaian sejati yang lahir ketika kita benar-benar menyerahkan seluruh hati kita kepada Tuhan. Ketika kita meninggalkan rahasia-rahasia tersembunyi — keinginan sendiri, rencana pribadi — dan mempercayakan kepada-Nya baik masa kini maupun masa depan, sesuatu yang luar biasa terjadi: kita diserbu oleh sukacita yang tenang dan ketenangan yang abadi. Ketaatan tidak lagi menjadi beban dan berubah menjadi sebuah kehormatan. Pengorbanan kita berubah menjadi sumber kekuatan batin, dan jalan bersama Tuhan, yang sebelumnya penuh keraguan, menjadi halus dan penuh tujuan.

Hidup dengan kebebasan dan damai bukanlah utopia — itu mungkin, dan dapat dicapai oleh siapa saja yang memutuskan untuk menyerahkan segalanya kepada Tuhan. Ketika kita menyerahkan pikiran, perasaan, dan sikap kita ke tangan Tuhan, kita membuka ruang bagi-Nya untuk memurnikan, mengubah, dan membawa kita ke tujuan sejati kita. Tidak ada pencapaian yang lebih besar daripada dibentuk oleh Tuhan dan dipandu oleh kehendak-Nya. Di tempat penyerahan inilah kita menemukan siapa diri kita sebenarnya: anak-anak yang dikasihi sedang dibawa menuju kemuliaan.

Orang-orang paling bahagia di dunia ini adalah mereka yang telah meninggalkan “aku” di belakang dan memutuskan untuk hidup dalam ketaatan penuh kepada Hukum Tuhan yang kuat. Dan tahukah Anda apa yang terjadi dengan mereka? Tuhan mendekat. Dia berjalan berdampingan dengan mereka, seperti seorang teman setia yang tidak pernah gagal. Dia membimbing setiap langkah, menghibur dalam kesulitan, dan memperkuat dalam tantangan, hingga suatu hari, jiwa-jiwa ini mencapai kehidupan kekal dalam Kristus — tujuan akhir dari setiap jiwa yang memilih untuk taat. -Diadaptasi dari Frances Cobbe. Sampai jumpa besok, jika Tuhan mengizinkan.

Berdoa bersama saya: Tuhan yang terkasih, aku bersyukur kepada-Mu karena kedamaian sejati yang begitu aku cari tersedia ketika aku sepenuhnya menyerahkan hatiku kepada-Mu. Betapa sering aku mencoba berjalan sambil membawa rahasia tersembunyi — rencana, ketakutan, dan keinginan pribadiku — dan semua itu hanya menjauhkan aku dari kedamaian. Namun sekarang aku mengerti bahwa, ketika aku mempercayakan masa kini dan masa depanku kepada-Mu, sesuatu yang luar biasa terjadi: ketaatan tidak lagi sulit, dan jiwaku diserbu oleh sukacita yang tenang dan abadi. Engkau mengubah bahkan pengorbanan menjadi sumber kekuatan batin.

Bapaku, hari ini aku memohon agar Engkau menerima segala yang aku miliki. Pikiran, perasaan, dan sikapku — aku serahkan semuanya ke dalam tangan-Mu. Sucikan dan bentuklah aku sesuai dengan kehendak-Mu. Aku tidak ingin lagi hidup untuk diriku sendiri, tetapi untuk-Mu. Aku tahu bahwa, dengan melakukan ini, aku akan lebih dekat untuk menemukan tujuan sejati yang Engkau ciptakan khusus untukku. Bawalah aku ke tempat penyerahan total ini, di mana aku dapat hidup dengan kebebasan, damai, dan iman yang tak tergoyahkan. Semoga aku tidak pernah ragu untuk menaati-Mu, karena aku tahu bahwa di jalan ini aku menjadi siapa aku sebenarnya diciptakan untuk menjadi.

Oh, Tuhan Yang Maha Kudus, aku memuja dan memuji-Mu karena Engkau mendekat kepada semua orang yang menaati-Mu dengan kasih dan kebenaran. Putra-Mu yang terkasih adalah Pangeran dan Juruselamatku yang kekal. Hukum-Mu yang kuat adalah seperti lagu lembut yang mengayunkan jiwa yang lelah dan memperbarui harapan hari demi hari. Perintah-Mu adalah seperti jalan setapak yang terang, aman, dan kokoh, yang menuntun setiap langkah hingga ke tujuan kekal yang disiapkan untuk anak-anak-Mu yang setia. Aku berdoa dalam nama Yesus yang berharga, amin.