Arsip Kategori: Devotionals

Renungan Harian: Kepada yang menang, Aku akan menjadikannya tiang di dalam bait…

“Kepada yang menang, Aku akan menjadikannya tiang di dalam bait Allah-Ku” (Wahyu 3:12).

Perlahan namun dengan tujuan, Allah sedang membangun bait-Nya di seluruh alam semesta — dan pekerjaan ini tidak terbuat dari batu biasa, melainkan dari kehidupan yang telah diubah. Setiap kali sebuah jiwa memilih untuk menaati Hukum Allah yang kuat secara sukarela, bahkan di tengah kesulitan sehari-hari, jiwa itu menyalakan api keserupaan ilahi di dalam dirinya. Jiwa ini menjadi bagian dari struktur hidup bait Tuhan — menjadi batu hidup, diteguhkan dalam iman dan dibentuk oleh ketaatan.

Ketika Anda, bahkan di tengah perjuangan yang melelahkan, tugas-tugas monoton, atau godaan yang intens, memahami makna keberadaan Anda dan memutuskan untuk menyerahkan segalanya kepada Allah, hidup Anda berubah. Dengan memilih untuk mengikuti perintah Sang Pencipta dan mengizinkan Dia bekerja dalam diri Anda, sesuatu yang supranatural terjadi: Anda menjadi bagian dari bangunan suci ini. Penyerahan diri Anda yang diam-diam, kesetiaan Anda di balik layar kehidupan, semuanya dilihat oleh Allah dan digunakan oleh-Nya sebagai bahan mulia untuk pertumbuhan bait-Nya yang kekal.

Di mana pun ada hati yang taat, Allah sedang mendirikan tiang, membentuk fondasi, memperkuat dinding hidup-Nya. Bait-Nya tidak dibatasi oleh ruang atau waktu — ia tumbuh dalam diri mereka yang memilih untuk hidup sesuai dengan petunjuk Bapa. Setiap jiwa yang menguduskan diri, setiap kehidupan yang selaras dengan kehendak-Nya, adalah kesaksian hidup bahwa bait Allah sedang dibangun, batu demi batu, jiwa demi jiwa. -Diadaptasi dari Phillips Brooks. Sampai jumpa besok, jika Tuhan mengizinkan.

Berdoa bersama saya: Tuhan yang terkasih, betapa mulianya mengetahui bahwa, dengan memilih untuk menaati Hukum-Mu yang kuat, baik dalam momen sederhana maupun sulit dalam rutinitasku, aku sedang dibentuk sebagai batu hidup dalam bait-Mu yang kekal. Terima kasih telah memberiku tujuan yang begitu agung — menjadi bagian dari bangunan suci-Mu, diubah sedikit demi sedikit sesuai gambar-Mu.

Bapaku, hari ini aku memohon agar Engkau terus bekerja dalam diriku. Dalam tugas-tugas monoton, dalam perjuangan yang sunyi, dan dalam godaan sehari-hari, bantulah aku untuk menjaga hatiku tetap teguh dalam kehendak-Mu. Semoga kesetiaanku, meskipun tidak ada yang melihat, digunakan oleh-Mu sebagai bahan mulia dalam pembangunan bait-Mu. Bentuklah aku, poleslah aku, kuatkan imanku, dan jadikan aku tiang hidup yang menopang dan memuliakan nama-Mu. Semoga hidupku, dalam segala hal, menjadi milik-Mu dan memuliakan-Mu.

Oh, Allah Yang Mahakudus, aku menyembah dan memuji-Mu karena pekerjaan-Mu sempurna, dan Engkau menggunakan bahkan tindakan ketaatan terkecil untuk sesuatu yang kekal. Putra-Mu yang terkasih adalah Pangeran dan Juruselamatku yang kekal. Hukum-Mu yang kuat adalah seperti pahat ilahi yang memahat jiwa dengan presisi dan keindahan, menjadikannya layak untuk kehadiran-Mu. Perintah-perintah-Mu adalah rencana surgawi dari bangunan besar ini, digambar dengan kasih dan keadilan untuk membentuk bait di mana Engkau berdiam dengan kemuliaan. Aku berdoa dalam nama Yesus yang berharga, amin.

Hukum Allah: Renungan Harian: Jika kamu setia dalam perkara kecil, kamu juga akan setia…

“Jika kamu setia dalam perkara kecil, kamu juga akan setia dalam perkara besar” (Lukas 16:10).

Tidak hanya dalam ujian besar atau momen-momen menentukan kita dipanggil untuk menaati kehendak Tuhan. Sebenarnya, sebagian besar kesempatan kita untuk setia ada dalam pilihan-pilihan kecil sehari-hari. Dalam detail-detail sederhana inilah kita menunjukkan kepada Tuhan bahwa kita mengasihi-Nya. Pertumbuhan rohani sering terjadi secara diam-diam, melalui tindakan-tindakan kecil ketaatan yang, jika digabungkan, membangun kehidupan yang kokoh dan diberkati.

Orang-orang besar dalam iman yang kita kagumi dalam Kitab Suci memiliki satu kesamaan: mereka semua setia kepada Tuhan. Mereka semua menemukan sukacita dalam menaati Hukum Tuhan yang kuat. Ketaatan mereka adalah cerminan dari kasih yang mereka rasakan untuk Tuhan. Dan ketaatan yang sama ini membawa berkat, pembebasan, dan keselamatan — bukan tentang perbuatan luar biasa, tetapi tentang sikap sederhana dan mungkin, yang dapat diakses oleh kita semua. Tuhan tidak pernah menuntut sesuatu yang tidak dapat dipenuhi oleh manusia.

Sayangnya, banyak orang Kristen saat ini kehilangan berkat berharga karena menolak, tanpa alasan, untuk menaati Sang Pencipta. Mereka menukar kesetiaan dengan kenyamanan, dan kebenaran dengan alasan. Tetapi siapa yang benar-benar mengasihi Tuhan, menunjukkan kasih itu dengan tindakan. Dan bukti terbesar dari kasih adalah ketaatan. Bapa terus siap untuk memberkati, membebaskan, dan menyelamatkan, tetapi janji-janji ini adalah untuk mereka yang memutuskan untuk berjalan di jalan-Nya dengan kerendahan hati dan komitmen. Pilihan ada pada kita — dan ganjarannya juga. -Diadaptasi dari Anne Sophie Swetchine. Sampai jumpa besok, jika Tuhan mengizinkan.

Berdoa bersama saya: Tuhan yang terkasih, aku bersyukur kepada-Mu karena mengingatkan aku bahwa kesetiaan kepada-Mu tidak hanya ditunjukkan dalam momen-momen besar, tetapi terutama dalam pilihan-pilihan kecil sehari-hari. Setiap tindakan sederhana ketaatan. Terima kasih telah memberiku begitu banyak kesempatan diam-diam untuk tumbuh secara rohani dan membangun kehidupan yang berakar pada-Mu, melalui kehendak-Mu yang kuat dan adil.

Bapaku, hari ini aku memohon kepada-Mu untuk membangkitkan dalam diriku hati yang setia seperti yang ditunjukkan oleh banyak hamba-Mu dalam Kitab Suci. Mereka tidak menjadi besar karena diri mereka sendiri, tetapi karena mereka memilih untuk menaati-Mu dengan tulus dan penuh kasih. Ajari aku untuk melihat ketaatan bukan sebagai beban, tetapi sebagai bukti hidup dari kasihku kepada-Mu. Semoga aku tidak menukar kebenaran dengan kenyamanan, atau membenarkan ketidaktaatan dengan alasan. Aku ingin ditemukan setia, bahkan dalam detail-detail paling sederhana dari rutinitasku.

Oh, Allah Yang Maha Kudus, aku menyembah dan memuji-Mu karena Engkau adalah Bapa yang bersukacita dengan kesetiaan anak-anak-Mu. Anak-Mu yang terkasih adalah Pangeran dan Juruselamatku yang kekal. Hukum-Mu yang kuat adalah seperti jalur yang kokoh di tengah padang gurun, yang membimbing langkahku dengan aman dan bijaksana. Perintah-perintah-Mu adalah seperti benih-benih kehidupan kecil yang ditanam dalam setiap keputusan, menghasilkan buah damai, berkat, dan keselamatan. Aku berdoa dalam nama Yesus yang berharga, amin.

Hukum Allah: Renungan Harian: Karena Aku telah turun dari surga, bukan untuk melakukan…

“Karena Aku telah turun dari surga, bukan untuk melakukan kehendak-Ku, tetapi untuk melakukan kehendak Dia yang mengutus Aku” (Yohanes 6:38).

Iman sejati terungkap ketika kita dengan sepenuh hati tunduk kepada kehendak Allah. Penyerahan ini adalah tanda kedewasaan rohani dan kepercayaan. Ini mencakup segala sesuatu yang baik, murni, dan adil, dan menjadi sumber kedamaian batin yang tidak dapat ditawarkan oleh dunia. Ketika kehendak kita menyatu dengan kehendak Allah, kita menemukan istirahat sejati — istirahat yang lahir dari kepastian bahwa Dia tahu apa yang Dia lakukan dan bahwa kehendak-Nya selalu sempurna.

Kebahagiaan, di sini dan sekarang, secara langsung terkait dengan keselarasan ini dengan Hukum Allah yang kuat. Mustahil menjadi benar-benar bahagia sementara kita menolak kehendak Sang Pencipta. Tetapi ketika kita mulai mencintai kehendak Allah lebih dari keinginan kita sendiri, sesuatu berubah di dalam diri kita. Ketaatan tidak lagi menjadi beban dan berubah menjadi kesenangan. Dan, sedikit demi sedikit, kita menyadari bahwa keinginan egois kehilangan kekuatannya, karena cinta akan keadilan Allah memenuhi seluruh diri kita.

Kesetiaan ini kepada kehendak dan kebenaran Tuhan kemudian menjadi kompas yang membimbing langkah kita. Ia membimbing kita dengan aman di tengah-tengah keputusan hidup, membawa kejelasan di mana sebelumnya ada kebingungan, dan membawa kita kepada kehidupan yang penuh tujuan. Menyerahkan diri kepada kehendak Allah bukanlah kehilangan kebebasan — itu menemukannya. Di jalan ketaatan dan iman inilah kita menemukan makna sejati kehidupan dan mengalami kedamaian yang hanya dapat diberikan oleh Bapa. -Diadaptasi dari Joseph Butler. Sampai jumpa besok, jika Tuhan mengizinkan.

Berdoa bersama saya: Tuhan yang terkasih, aku bersyukur kepada-Mu karena Engkau menunjukkan bahwa iman sejati terungkap ketika aku dengan sepenuh hati tunduk kepada kehendak-Mu. Ketika aku melepaskan keinginanku sendiri untuk merangkul kehendak-Mu, aku menemukan kedamaian yang tidak dapat diberikan oleh dunia — kedamaian yang tetap ada bahkan di tengah ketidakpastian. Terima kasih karena Engkau adalah Bapa yang begitu bijaksana, adil, dan penuh kasih, yang kehendak-Nya selalu sempurna dan baik.

Bapaku, hari ini aku memohon agar Engkau membantuku mencintai kehendak-Mu lebih dari apapun. Semoga aku belajar menemukan sukacita dalam ketaatan dan kesenangan dalam mengikuti Hukum-Mu yang kuat. Singkirkan dariku semua keinginan egois yang menghalangiku untuk melayani-Mu dengan integritas. Semoga cinta akan keadilan-Mu tumbuh dalam diriku hingga memenuhi seluruh diriku.

Oh, Allah Yang Mahakudus, aku memuja dan memuji-Mu karena, ketika aku menyerahkan diri kepada kehendak-Mu, aku menemukan kebebasan yang selalu kucari. Anak-Mu yang terkasih adalah Pangeran dan Juruselamatku yang kekal. Hukum-Mu yang kuat adalah seperti lampu yang menyala di jalan kehidupan, yang mengusir kegelapan kebingungan dan membawa istirahat bagi jiwa. Perintah-Mu adalah seperti tiang-tiang kokoh yang menopang rumah orang benar, menjadikan hidupnya stabil, aman, dan penuh makna. Aku berdoa dalam nama Yesus yang berharga, amin.

Hukum Allah: Renungan Harian: Pikiran Roh adalah kehidupan dan damai sejahtera (Roma 8:…

“Pikiran Roh adalah kehidupan dan damai sejahtera” (Roma 8:6).

Tetaplah dalam damai. Damai sejati tidak datang dari usaha manusia, tetapi dari melepaskan apa yang mengganggu. Ini seperti segelas air yang bergolak: jika kita membiarkannya diam sejenak, semuanya mulai mengendap dan kejernihan kembali. Sebagai anak-anak Allah, kita tidak perlu hidup dalam kekhawatiran — kecuali jika akar dari kegelisahan itu ada pada suatu area dosa yang belum diselesaikan. Jika itu masalahnya, beranilah: putuskan dengan tegas untuk meninggalkan situasi itu. Damai akan datang sebagai konsekuensi dari keputusan itu.

Damai ini bukanlah sesuatu yang kita bangun dengan usaha sendiri, melainkan hadiah yang berkembang secara alami ketika kita menyelaraskan hidup kita dengan kehendak Tuhan. Allah adalah Bapa yang penuh kasih, dan Dia senang mengisi dengan damai mereka yang memilih untuk hidup sesuai dengan jalan-Nya.

Mematuhi Hukum Allah yang kuat adalah kuncinya — tidak hanya untuk damai, tetapi untuk hidup yang penuh dengan berkat. Tuhan senang memberi penghargaan kepada mereka yang taat, dan tidak ada janji-Nya yang gagal. Jiwa yang hidup dalam ketaatan tidak perlu takut akan hari esok, atau memikul rasa bersalah dari masa lalu. Ia berjalan dengan ringan, karena tahu bahwa ia berjalan di bawah perlindungan dan kasih karunia Bapanya. Dan ini, tanpa diragukan, adalah damai yang paling dalam yang dapat dialami seseorang. -Diadaptasi dari Jeanne Guyon. Sampai jumpa besok, jika Tuhan mengizinkan.

Berdoa bersama saya: Tuhan yang terkasih, Engkau mengajarkan bahwa damai berkembang ketika saya berhenti berjuang dengan tangan saya sendiri dan hanya melepaskan apa yang mengganggu saya. Seperti segelas air yang bergolak, jiwa hanya tenang ketika beristirahat dalam Engkau. Terima kasih telah mengingatkan saya bahwa, jika ada sesuatu yang menghilangkan damai saya, itu bisa menjadi panggilan-Mu untuk menyelesaikan apa yang belum saya serahkan kepada-Mu. Berikan saya keberanian untuk melakukan itu dengan tulus dan tegas.

Bapaku, hari ini aku memohon agar Engkau membantuku melepaskan kekhawatiran yang tidak berasal dari-Mu dan menghadapi setiap dosa dengan jujur. Semoga aku tidak menyembunyikan apapun dari-Mu, tetapi menyerahkan semuanya, percaya bahwa pengampunan-Mu adalah pasti dan damai-Mu adalah nyata. Isi hatiku dengan damai yang hanya Engkau dapat berikan — bukan damai yang sementara, tetapi damai yang tetap, yang tumbuh, yang mengubah. Ajari aku untuk hidup sesuai dengan kehendak-Mu, mengetahui bahwa ini adalah satu-satunya cara untuk mengalami istirahat sejati.

Oh, Allah yang Mahakudus, aku menyembah dan memuji-Mu karena hati-Mu bersukacita dalam mengisi dengan damai anak-anak-Mu yang taat. Anak-Mu yang terkasih adalah Pangeran dan Juruselamatku yang kekal. Hukum-Mu yang kuat adalah seperti sungai yang tenang yang mengalir melalui diriku, membasuh segala kegelisahan dan membawa keamanan. Perintah-perintah-Mu adalah seperti akar yang dalam yang meneguhkan jiwa di tanah kasih-Mu, membuat setiap langkah ringan, aman, dan penuh harapan. Aku berdoa dalam nama Yesus yang berharga, amin.

Hukum Allah: Renungan Harian: Beristirahatlah di dalam Tuhan dan nantikanlah Dia…

“Beristirahatlah di dalam Tuhan dan nantikanlah Dia” (Mazmur 37:7).

Saya menemukan bahwa bersekutu dengan Tuhan jauh melampaui menjauhkan diri dari kebisingan dunia — ini adalah belajar untuk menenangkan pikiran, menenangkan hati, dan hanya berada di hadapan-Nya dengan perhatian yang tenang dan hormat. Di tempat ketenangan batin inilah jiwa mulai menerima makanan rohani yang Tuhan putuskan untuk diberikan. Kadang-kadang banyak, kadang-kadang sedikit di mata kita, tetapi tidak pernah tidak ada. Tuhan tidak pernah membiarkan kita dengan tangan kosong ketika kita datang kepada-Nya dengan ketulusan dan kerendahan hati.

Menunggu dalam keheningan ini memperdalam sesuatu yang berharga di dalam diri kita: kerendahan hati dan ketaatan. Jiwa yang belajar menunggu Tuhan menjadi lebih peka, lebih tunduk, dan lebih penuh iman. Ia mulai menyadari bahwa ia tidak sendirian. Mereka yang taat kepada Tuhan membawa dalam diri mereka sebuah kepastian nyata — keyakinan bahwa Tuhan dekat. Seolah-olah kehadiran-Nya dapat dirasakan di udara, dalam berjalan, dalam bernapas. Dan kehadiran yang konstan ini adalah, tanpa ragu, berkat terbesar bagi mereka yang mencintai Tuhan dan mencintai Hukum-Nya yang kuat.

Lalu, mengapa menolak? Mengapa tidak menaati Tuhan yang begitu setia, begitu penuh kasih, dan begitu layak? Dia adalah satu-satunya jalan menuju kebahagiaan sejati — di sini dan di kekekalan. Setiap perintah yang Dia berikan kepada kita adalah ekspresi dari perawatan-Nya, sebuah undangan untuk hidup dalam realitas surga, bahkan di bumi. -Diadaptasi dari Mary Anne Kelty. Sampai jumpa besok, jika Tuhan mengizinkan.

Berdoa bersama saya: Tuhan yang terkasih, aku berterima kasih kepada-Mu karena Engkau telah menunjukkan kepadaku bahwa persekutuan sejati dengan-Mu adalah penyerahan batin, sebuah istirahat jiwa dalam hadirat-Mu. Ketika aku menenangkan hati dan menenangkan pikiran, aku menyadari bahwa Engkau ada di sana, siap untuk memberi makan jiwaku dengan apa yang kubutuhkan pada saat itu. Engkau adalah Tuhan yang setia, yang tidak pernah gagal menyentuh hati yang tulus yang datang kepada-Mu dengan hormat.

Bapaku, hari ini aku memohon kepada-Mu untuk mengajarku menunggu dalam keheningan, dengan kerendahan hati dan iman. Aku ingin menjadi jiwa yang peka terhadap suara-Mu, tunduk pada kehendak-Mu, taat pada Hukum-Mu yang kuat. Semoga aku tidak terganggu oleh kebisingan atau terburu-buru, tetapi belajar nilai dari penantian ini yang mengubahku dari dalam. Berikan aku kepastian yang hanya dikenal oleh hamba-hamba-Mu yang setia — keyakinan mendalam bahwa Engkau dekat, bahwa Engkau berjalan bersamaku dan menopangku di setiap langkah. Semoga aku tidak pernah kehilangan hak istimewa untuk merasakan-Mu begitu hadir.

Oh, Tuhan Yang Maha Kudus, aku menyembah dan memuji-Mu karena kehadiran-Mu adalah berkat terbesar yang bisa kumiliki dalam hidup ini. Putra-Mu yang terkasih adalah Pangeran dan Juruselamatku yang kekal. Hukum-Mu yang kuat adalah seperti hembusan surga yang menyegarkan jiwa yang lelah dan membimbing hati yang tersesat. Perintah-perintah-Mu adalah seperti nada dari lagu abadi, yang mengayunkan jiwa dalam damai dan menuntun pada kasih sempurna-Mu. Aku berdoa dalam nama Yesus yang berharga, amin.

Hukum Allah: Renungan Harian: Tidak ada yang dapat melayani dua tuan (Matius 6:24)….

“Tidak ada yang dapat melayani dua tuan” (Matius 6:24).

Renungkanlah kedamaian sejati yang lahir ketika kita benar-benar menyerahkan seluruh hati kita kepada Tuhan. Ketika kita meninggalkan rahasia-rahasia tersembunyi — keinginan sendiri, rencana pribadi — dan mempercayakan kepada-Nya baik masa kini maupun masa depan, sesuatu yang luar biasa terjadi: kita diserbu oleh sukacita yang tenang dan ketenangan yang abadi. Ketaatan tidak lagi menjadi beban dan berubah menjadi sebuah kehormatan. Pengorbanan kita berubah menjadi sumber kekuatan batin, dan jalan bersama Tuhan, yang sebelumnya penuh keraguan, menjadi halus dan penuh tujuan.

Hidup dengan kebebasan dan damai bukanlah utopia — itu mungkin, dan dapat dicapai oleh siapa saja yang memutuskan untuk menyerahkan segalanya kepada Tuhan. Ketika kita menyerahkan pikiran, perasaan, dan sikap kita ke tangan Tuhan, kita membuka ruang bagi-Nya untuk memurnikan, mengubah, dan membawa kita ke tujuan sejati kita. Tidak ada pencapaian yang lebih besar daripada dibentuk oleh Tuhan dan dipandu oleh kehendak-Nya. Di tempat penyerahan inilah kita menemukan siapa diri kita sebenarnya: anak-anak yang dikasihi sedang dibawa menuju kemuliaan.

Orang-orang paling bahagia di dunia ini adalah mereka yang telah meninggalkan “aku” di belakang dan memutuskan untuk hidup dalam ketaatan penuh kepada Hukum Tuhan yang kuat. Dan tahukah Anda apa yang terjadi dengan mereka? Tuhan mendekat. Dia berjalan berdampingan dengan mereka, seperti seorang teman setia yang tidak pernah gagal. Dia membimbing setiap langkah, menghibur dalam kesulitan, dan memperkuat dalam tantangan, hingga suatu hari, jiwa-jiwa ini mencapai kehidupan kekal dalam Kristus — tujuan akhir dari setiap jiwa yang memilih untuk taat. -Diadaptasi dari Frances Cobbe. Sampai jumpa besok, jika Tuhan mengizinkan.

Berdoa bersama saya: Tuhan yang terkasih, aku bersyukur kepada-Mu karena kedamaian sejati yang begitu aku cari tersedia ketika aku sepenuhnya menyerahkan hatiku kepada-Mu. Betapa sering aku mencoba berjalan sambil membawa rahasia tersembunyi — rencana, ketakutan, dan keinginan pribadiku — dan semua itu hanya menjauhkan aku dari kedamaian. Namun sekarang aku mengerti bahwa, ketika aku mempercayakan masa kini dan masa depanku kepada-Mu, sesuatu yang luar biasa terjadi: ketaatan tidak lagi sulit, dan jiwaku diserbu oleh sukacita yang tenang dan abadi. Engkau mengubah bahkan pengorbanan menjadi sumber kekuatan batin.

Bapaku, hari ini aku memohon agar Engkau menerima segala yang aku miliki. Pikiran, perasaan, dan sikapku — aku serahkan semuanya ke dalam tangan-Mu. Sucikan dan bentuklah aku sesuai dengan kehendak-Mu. Aku tidak ingin lagi hidup untuk diriku sendiri, tetapi untuk-Mu. Aku tahu bahwa, dengan melakukan ini, aku akan lebih dekat untuk menemukan tujuan sejati yang Engkau ciptakan khusus untukku. Bawalah aku ke tempat penyerahan total ini, di mana aku dapat hidup dengan kebebasan, damai, dan iman yang tak tergoyahkan. Semoga aku tidak pernah ragu untuk menaati-Mu, karena aku tahu bahwa di jalan ini aku menjadi siapa aku sebenarnya diciptakan untuk menjadi.

Oh, Tuhan Yang Maha Kudus, aku memuja dan memuji-Mu karena Engkau mendekat kepada semua orang yang menaati-Mu dengan kasih dan kebenaran. Putra-Mu yang terkasih adalah Pangeran dan Juruselamatku yang kekal. Hukum-Mu yang kuat adalah seperti lagu lembut yang mengayunkan jiwa yang lelah dan memperbarui harapan hari demi hari. Perintah-Mu adalah seperti jalan setapak yang terang, aman, dan kokoh, yang menuntun setiap langkah hingga ke tujuan kekal yang disiapkan untuk anak-anak-Mu yang setia. Aku berdoa dalam nama Yesus yang berharga, amin.

Hukum Allah: Renungan Harian: Dia menjawab: Kehadiran-Ku akan pergi bersamamu, dan Aku…

“Dia menjawab: Kehadiran-Ku akan pergi bersamamu, dan Aku akan memberimu ketenangan” (Keluaran 33:14).

Bagaimana kita benar-benar dapat beristirahat di dalam Tuhan? Jawabannya terletak pada penyerahan total. Selama kita hanya menawarkan sebagian dari hati kita, akan selalu ada kegelisahan di dalam diri kita. Bagian yang kita tahan — karena takut, bangga, atau ketidakpercayaan — akan terus menjadi sumber kegelisahan yang diam. Namun ketika kita menyerah sepenuhnya, tanpa syarat, kita mulai mengalami ketenangan yang dalam, yang hanya dapat diberikan oleh Tuhan. Banyak pria dan wanita setia sepanjang sejarah telah mengalami ketenangan ini bahkan di tengah rasa sakit, kesepian, atau beban berat. Dan semua yang Tuhan telah menjadi bagi mereka, Dia juga ingin menjadi bagi Anda.

Ketenangan ini datang ketika kita menyerahkan kepada Tuhan bukan hanya kata-kata atau niat, tetapi kehidupan praktis kita: dengan disiplin, dengan hati nurani yang bersih, dan dengan komitmen yang tulus untuk menaati Hukum-Nya yang kuat. Di tempat kesetiaan inilah jiwa menghela napas lega. Damai Tuhan mulai mengisi setiap ruang yang sebelumnya dikuasai oleh kecemasan. Ini bukan tentang kesempurnaan, tetapi tentang ketulusan dan keputusan. Menaati perintah Tuhan bukanlah beban — itu adalah kunci yang membuka pintu ketenangan sejati.

Sayangnya, banyak yang terus menderita tanpa perlu karena mereka menolak menggunakan kunci yang begitu sederhana ini. Mereka mencari solusi di mana-mana, kecuali dalam ketaatan. Tetapi kebenarannya jelas: jiwa hanya menemukan ketenangan ketika berjalan di pusat kehendak Tuhan. Dan kehendak itu telah diungkapkan — dalam Kitab Suci, melalui para nabi dan Yesus sendiri. Siapa pun yang memutuskan untuk menaati, menemukan ketenangan yang tidak pernah bisa ditawarkan oleh dunia. -Diadaptasi dari Jean Nicolas Grou. Sampai jumpa besok, jika Tuhan mengizinkan.

Berdoa bersama saya: Tuhan yang terkasih, aku bersyukur kepada-Mu karena di dalam-Mu ada ketenangan yang nyata, dalam, dan dapat diakses oleh semua orang yang memilih untuk percaya sepenuhnya. Selama ini, aku mencoba beristirahat sebagian, hanya menyerahkan sebagian dari hatiku, tetapi selalu ada kegelisahan yang tersembunyi. Sekarang aku mengerti bahwa hanya ketika aku menyerah sepenuhnya — tanpa takut, tanpa syarat — aku bisa merasakan damai yang datang dari-Mu.

Bapa, hari ini aku memohon kepada-Mu agar Engkau membantuku menyerahkan bukan hanya kata-kata atau niat, tetapi seluruh hidupku — dengan disiplin, ketulusan, dan komitmen yang kuat untuk menaati Hukum-Mu yang kuat. Aku tidak ingin lagi mencari kelegaan di tempat yang tidak ada, atau hidup dipandu oleh jalanku sendiri. Tunjukkan padaku, hari demi hari, bagaimana berjalan di pusat kehendak-Mu, karena aku tahu di sanalah jiwa menemukan ketenangan sejati. Biarlah damai-Mu mengisi setiap ruang di dalam diriku, menggantikan kecemasan dengan kepercayaan dan ketakutan dengan harapan.

Oh, Tuhan Yang Mahakudus, aku memuja dan memuji-Mu karena Engkau menawarkan ketenangan kepada semua yang memutuskan untuk hidup bagi-Mu dengan kesetiaan. Putra-Mu yang terkasih adalah Pangeran dan Juruselamatku yang kekal. Hukum-Mu yang kuat adalah seperti tempat tidur air yang tenang, di mana jiwaku yang lelah beristirahat dengan aman. Perintah-Mu adalah seperti sayap lembut yang mengangkatku di atas kesulitan, membawaku ke tempat perlindungan kasih-Mu. Aku berdoa dalam nama Yesus yang berharga, amin.

Hukum Allah: Renungan Harian: Tuhan itu baik, tempat perlindungan pada waktu kesusahan;…

“Tuhan itu baik, tempat perlindungan pada waktu kesusahan; Ia mengenal orang-orang yang berlindung kepada-Nya” (Nahum 1:7).

Bagaimana kehendak kita menjadi dikuduskan? Ketika kita memutuskan dengan tulus untuk menyelaraskan setiap keinginan, setiap rencana, setiap niat dengan kehendak Tuhan. Ini berarti hanya menginginkan apa yang Dia inginkan dan dengan tegas menolak segala sesuatu yang tidak Dia kehendaki. Ini adalah pilihan harian dan sengaja untuk menggabungkan kehendak kita yang terbatas dan lemah dengan kehendak Sang Pencipta yang kuat dan sempurna, yang selalu memenuhi apa yang Dia tentukan. Ketika persatuan ini terjadi, jiwa kita menemukan ketenangan, karena tidak ada lagi yang mempengaruhi kita selain dari apa yang Tuhan sendiri izinkan.

Banyak yang berpikir bahwa kehendak Tuhan adalah misteri yang tidak dapat diakses, sulit untuk dipahami. Tetapi kenyataannya adalah bahwa itu telah diungkapkan dengan jelas dalam Kitab Suci, melalui Hukum Tuhan yang diumumkan oleh para nabi dan dikonfirmasi oleh Yesus. Kehendak Tuhan tertulis, terlihat, konkret. Siapa pun yang ingin mengetahui kehendak Bapa hanya perlu berbalik kepada Hukum-Nya, menaati dengan iman, dan berjalan dengan kerendahan hati. Tidak ada rahasia — ada arahan, ada cahaya, ada kebenaran.

Ketika kita menyerahkan keinginan dan rencana kita kepada kehendak Tuhan, kita mulai mengalami sesuatu yang melampaui logika manusia: kekuatan dan kebijaksanaan ilahi mengalir dalam diri kita. Jiwa menjadi kuat. Keputusan menjadi lebih tepat. Kedamaian terpasang. Berada dalam kehendak Tuhan adalah hidup di pusat tujuan kekal — dan tidak ada tempat yang lebih aman, lebih bijaksana, dan lebih diberkati dari itu. -Diadaptasi dari François Mothe-Fénelon. Sampai jumpa besok, jika Tuhan mengizinkan.

Berdoa bersama saya: Tuhan yang terkasih, aku bersyukur kepada-Mu karena telah menunjukkan bahwa pengudusan kehendakku dimulai dengan keputusan tulus untuk sepenuhnya selaras dengan kehendak-Mu. Betapa istimewanya bisa melepaskan keinginanku sendiri untuk merangkul apa yang Engkau kehendaki untukku. Engkau bukanlah Tuhan yang jauh — Engkau adalah Bapa yang penuh kasih yang dengan jelas mengungkapkan jalan yang benar melalui Firman-Mu.

Bapaku, hari ini aku memohon agar Engkau membantuku menggabungkan kehendakku yang rapuh dengan kehendak-Mu yang sempurna. Agar aku tidak tertipu oleh pikiran yang membingungkan atau gagasan bahwa kehendak-Mu tidak dapat dicapai. Engkau telah mengungkapkannya melalui Hukum suci-Mu, yang dikonfirmasi oleh Putra-Mu yang terkasih. Ajari aku untuk menaati dengan iman, berjalan dengan kerendahan hati, dan percaya bahwa Engkau selalu memenuhi apa yang Engkau tentukan.

Oh, Tuhan Yang Mahakudus, aku memuja dan memuji-Mu karena Engkau memilih untuk mengungkapkan kehendak-Mu dengan kasih dan kejelasan. Putra-Mu yang terkasih adalah Pangeranku yang kekal dan Juruselamatku. Hukum-Mu yang kuat adalah seperti api murni yang menghanguskan segala keegoisan dan memurnikan keinginan jiwa. Perintah-perintah-Mu adalah seperti kompas yang setia, menunjukkan dengan tegas ke pusat kehendak-Mu, di mana terdapat kedamaian, kekuatan, dan kebijaksanaan sejati. Aku berdoa dalam nama Yesus yang berharga, amin.

Hukum Allah: Renungan Harian: “…dalam hukum-Nya ia merenungkan siang dan malam, dan…

“…dalam hukum-Nya ia merenungkan siang dan malam, dan segala sesuatu yang dilakukannya akan berhasil” (Mazmur 1: 2-3).

Ketika jiwa belajar untuk sepenuhnya percaya kepada Tuhan, ia berhenti menghabiskan waktu dengan rencana yang tak berujung dan kekhawatiran tentang hari esok. Sebaliknya, ia menyerahkan diri kepada Roh Kudus yang berdiam di dalamnya dan kepada petunjuk yang jelas yang telah ditinggalkan oleh para nabi dan oleh Yesus dalam Kitab Suci. Penyerahan semacam ini membawa keringanan. Tidak ada lagi kebutuhan untuk terus-menerus mengukur kemajuan, atau melihat ke belakang mencoba menilai seberapa banyak yang telah dicapai. Jiwa hanya melangkah maju, dengan keteguhan dan ketenangan, dan justru karena tidak berpusat pada dirinya sendiri, ia semakin maju.

Hamba yang setia yang berjalan di jalan ini tidak hidup di bawah beban kekhawatiran atau keputusasaan. Jika kebetulan tersandung, ia tidak tenggelam dalam rasa bersalah — ia merendahkan diri, bangkit, dan melanjutkan dengan hati yang dikuatkan. Inilah keindahan menaati Hukum Allah yang kuat: tidak ada yang hilang. Bahkan kesalahan berubah menjadi pembelajaran, dan setiap langkah yang diambil dalam kesetiaan berubah menjadi berkat.

Raja Daud dengan bijaksana menyatakan bahwa orang yang merenungkan Hukum Tuhan siang dan malam akan berhasil dalam segala yang dilakukannya. Dan janji ini tetap hidup. Ketika kita memilih untuk mendengarkan suara Tuhan dan berjalan di jalan-Nya, jiwa berkembang, hidup selaras, dan damai menyertai kita. Bukan karena semuanya akan mudah, tetapi karena semuanya mulai masuk akal. Kemakmuran sejati adalah hidup untuk menyenangkan Sang Pencipta — dengan hati yang teguh, rendah hati, dan penuh iman. -Diadaptasi dari Jean Nicolas Grou. Sampai jumpa besok, jika Tuhan mengizinkan.

Berdoa bersama saya: Tuhan yang terkasih, aku bersyukur kepada-Mu karena Engkau menunjukkan bahwa aku dapat sepenuhnya percaya kepada-Mu dan beristirahat dalam kehendak-Mu. Ketika aku menyerahkan diri pada arahan-Mu dan melepaskan kecemasan akan hari esok, hatiku dipenuhi dengan damai. Aku tidak perlu lagi mengukur kemajuanku atau memikul beban harapan manusia. Cukup mengikuti suara-Mu dengan ketenangan dan kesetiaan, mengetahui bahwa Engkau bersamaku di setiap langkah. Terima kasih telah mengingatkan bahwa, dengan menyerahkan kendali kepada-Mu, aku menemukan keringanan dan kebebasan sejati.

Bapaku, hari ini aku memohon agar Engkau membantuku berjalan dengan kerendahan hati, bahkan ketika tersandung. Aku tidak ingin hidup terbelenggu oleh rasa bersalah, tetapi belajar dari kesalahanku dan melanjutkan dengan hati yang diperbarui. Semoga aku tidak pernah melupakan kuasa pemulihan-Mu, yang mengubah kegagalan menjadi pertumbuhan dan ketaatan menjadi berkat. Ajari aku untuk mencintai Hukum-Mu yang kuat dan percaya bahwa tidak ada yang hilang ketika aku berjalan di jalan-Mu.

Oh, Tuhan Yang Maha Kudus, aku menyembah dan memuji-Mu karena Firman-Mu hidup dan terus mengubah hidup. Anak-Mu yang terkasih adalah Pangeran dan Juruselamatku yang kekal. Hukum-Mu yang kuat adalah seperti pohon yang ditanam di tepi air, yang menghasilkan buah pada waktunya dan daunnya tidak pernah layu. Perintah-Mu adalah seperti madu di mulut dan kekuatan di hati. Aku berdoa dalam nama Yesus yang berharga, amin.

Hukum Allah: Renungan Harian: Tuhanlah yang menjaga engkau; Tuhanlah naunganmu…

“Tuhanlah yang menjaga engkau; Tuhanlah naunganmu di sebelah tangan kananmu” (Mazmur 121:5).

Salah satu tanda terbesar bahwa kita benar-benar selaras dengan waktu dan gerakan Tuhan adalah kehadiran ketenangan dan damai yang konstan di hati. Keadaan bisa berubah, tantangan bisa muncul, tetapi orang yang mengenali kehadiran Tuhan di setiap saat tetap teguh. Jika Tuhan datang dengan sinar matahari, kita merasakan sukacita dan kelegaan. Jika Dia datang di tengah badai, kita mengingat bahwa Dia adalah Tuhan atas segala sesuatu.

Ketika kita berdiri di hadapan kehadiran Yang Mahatinggi, jiwa menemukan apa yang paling diinginkannya: tempat yang aman, tenang, dan penuh kehidupan. Namun, kehadiran ini tidak dapat dicapai dengan sembarangan. Ada jalan, dan itu telah diungkapkan dalam Kitab Suci. Satu-satunya cara kita benar-benar dapat mendekat kepada Tuhan adalah melalui ketaatan kepada Hukum-Nya yang suci. Itulah jalan yang Dia sendiri tetapkan. Dan ketika kita memilih untuk mengikutinya, gerbang surga terbuka, dan kita memiliki akses ke Tahta kasih karunia dan belas kasihan.

Di hadapan Tahta inilah kita menemukan semua yang kita cari: penghiburan untuk kesedihan, damai untuk jiwa, pembebasan dari ikatan, dan keselamatan kekal. Di sana ada Bapa, menunggu kita dengan kasih. Dan di samping-Nya ada Putra, Juruselamat kita, yang menuntun kita ke tempat suci ini ketika kita memutuskan untuk taat. Tidak ada jalan lain. Damai dan keamanan sejati datang dari keputusan untuk hidup setia kepada kehendak Tuhan. -Diadaptasi dari Thomas C. Upham. Sampai besok, jika Tuhan mengizinkan.

Berdoa bersama saya: Tuhan yang terkasih, aku bersyukur kepada-Mu karena Engkau adalah damai sejahteraku yang konstan, bahkan ketika segala sesuatu di sekitarku tampak tidak stabil. Ketika aku mengenali kehadiran-Mu di setiap saat, hatiku menemukan ketenangan. Terima kasih telah mengajarkanku bahwa ketenangan sejati tidak datang dari ketiadaan masalah, tetapi dari kepastian bahwa Engkau adalah Tuhan atas segala sesuatu — termasuk setiap tantangan yang kuhadapi.

Bapaku, hari ini aku memohon agar Engkau membantuku hidup setia kepada jalan yang telah Engkau ungkapkan dalam Kitab Suci. Aku tahu bahwa hanya melalui ketaatan kepada Hukum-Mu yang suci aku benar-benar dapat mendekat kepada kehadiran-Mu. Bukalah mataku untuk memahami kedalaman kebenaran ini dan kuatkan hatiku untuk menapaki jalan ini dengan teguh. Semoga aku tidak mencari jalan pintas, atau mencoba mencapai-Mu dengan formula manusia, tetapi memilih untuk mengikuti-Mu seperti yang Engkau tetapkan — dengan hormat, penyerahan, dan kesetiaan.

Oh, Tuhan Yang Mahakudus, aku menyembah dan memuji-Mu karena Engkau telah membuka, oleh belas kasihan-Mu, jalan yang menuntunku ke Tahta kasih-Mu. Putra-Mu yang terkasih adalah Pangeran dan Juruselamatku yang kekal. Hukum-Mu yang kuat adalah seperti jembatan cahaya yang menghubungkan jiwa yang lelah ke surga yang mulia. Perintah-Mu adalah seperti sungai damai yang mengalir di dalam diriku, memberi makan imanku dan menopang jiwaku. Aku berdoa dalam nama Yesus yang berharga, amin.