Arsip Kategori: Devotionals

Renungan Harian: “Aku akan mengadakan perjanjian-Ku antara Aku dan engkau, dan Aku akan…

“Aku akan mengadakan perjanjian-Ku antara Aku dan engkau, dan Aku akan membuat engkau sangat banyak” (Kejadian 17:2).

Janji-janji Tuhan adalah sumber yang tidak pernah kering. Janji-janji itu tidak surut di masa kekurangan, sebaliknya—semakin besar kebutuhan, semakin nyata kelimpahan Allah. Ketika hati bersandar pada firman Yang Mahatinggi, setiap saat sulit berubah menjadi kesempatan untuk mengalami pemeliharaan ilahi dengan cara yang lebih dalam dan nyata.

Namun, untuk minum dari kepenuhan itu, kita harus datang dengan “cawan” ketaatan. Siapa yang berjalan dalam perintah Tuhan yang mulia akan belajar untuk percaya, meminta, dan menerima sesuai dengan komitmennya. Semakin setia, semakin besar ukuran yang dibawa ke sumber itu, dan semakin besar pula bagian kekuatan dan anugerah yang dibawa ke dalam kehidupan sehari-hari.

Karena itu, datanglah kepada janji-janji Allah dengan hati yang taat. Bapa rindu memenuhi hidupmu dengan berkat dan pemeliharaan, mempersiapkanmu untuk kekekalan bersama Sang Anak. Setiap hari yang dijalani dalam kesetiaan adalah kesempatan untuk mengalami kekayaan yang hanya Tuhan dapat berikan. Diadaptasi dari John Jowett. Sampai jumpa besok, jika Tuhan mengizinkan.

Berdoa bersama saya: Bapa yang terkasih, aku datang ke hadapan-Mu dengan hati yang percaya, yakin bahwa janji-janji-Mu adalah kekal dan tidak pernah gagal.

Tuhan, tolonglah aku untuk berjalan dalam perintah-Mu yang mulia, membawa “cawan” ketaatan yang lebih besar untuk menerima segala yang telah Engkau sediakan bagiku. Ajarlah aku untuk bergantung kepada-Mu dalam setiap kebutuhan.

Oh, Allah yang terkasih, aku bersyukur karena janji-janji-Mu adalah sumber yang tak pernah habis. Anak-Mu yang terkasih adalah Pangeran dan Juruselamatku yang kekal. Hukum-Mu yang berkuasa adalah sungai kehidupan yang abadi. Perintah-Mu adalah aliran kelimpahan yang memuaskan jiwaku. Aku berdoa dalam nama Yesus yang berharga, amin.

Renungan Harian: “Engkau akan menjaga dalam damai sejahtera yang sempurna orang yang…

“Engkau akan menjaga dalam damai sejahtera yang sempurna orang yang hatinya teguh; karena ia percaya kepada-Mu” (Yesaya 26:3).

Kehidupan jauh lebih dari sekadar ada atau menikmati kenyamanan. Tuhan memanggil kita untuk bertumbuh, untuk dibentuk dalam karakter Kristus, untuk menjadi kuat dalam kebajikan, berintegritas, dan berdisiplin. Dia ingin membentuk dalam diri kita damai yang tidak tergoyahkan oleh keadaan, kepercayaan batin yang mengubah setiap tantangan menjadi kemenangan yang hening. Inilah kehidupan sejati: bukan hanya bertahan hidup, tetapi bertumbuh secara rohani.

Pertumbuhan ini terjadi ketika kita memilih untuk berjalan menurut perintah-perintah luhur dari Yang Mahatinggi. Perintah-perintah itu berfungsi sebagai penuntun menuju kedewasaan, mengembangkan kesabaran, penguasaan diri, belas kasih, dan keteguhan. Setiap tindakan ketaatan adalah sebuah pembangunan dalam karakter kekal yang Tuhan ingin bentuk dalam diri kita, mempersiapkan kita untuk menghadapi ujian dengan ketenangan.

Maka, pandanglah hidup dengan mata yang baru. Jangan puas hanya dengan yang diperlukan; carilah yang kekal. Bapa membentuk dan membimbing mereka yang menyerahkan diri kepada kehendak-Nya, mengubah setiap tahap menjadi anak tangga menuju citra Putra-Nya dan menuntun mereka pada damai kemenangan yang hanya Yesus dapat berikan. Diadaptasi dari J. R. Miller. Sampai besok, jika Tuhan mengizinkan.

Berdoa bersama saya: Bapa yang terkasih, aku datang di hadapan-Mu mengakui bahwa hidup jauh lebih dari sekadar kenyamanan. Aku ingin bertumbuh dalam karakter Putra-Mu dan dibentuk sesuai kehendak-Mu.

Tuhan, tuntunlah aku agar aku hidup menurut perintah-perintah-Mu yang luhur, mengembangkan kebajikan, disiplin, dan kedewasaan rohani di setiap langkah perjalananku.

Ya Allah yang terkasih, aku bersyukur karena Engkau membawaku melampaui hal-hal dasar untuk mengubahku menjadi serupa dengan Putra-Mu. Putra-Mu yang terkasih adalah Pangeran dan Juruselamatku yang kekal. Hukum-Mu yang berkuasa adalah jalan pertumbuhan bagi jiwaku. Perintah-perintah-Mu adalah anak tangga yang mengangkatku menuju damai-Mu. Aku berdoa dalam nama Yesus yang berharga, amin.

Renungan Harian: “Mata Tuhan mengawasi seluruh bumi, untuk menunjukkan kekuatan-Nya…

“Mata Tuhan mengawasi seluruh bumi, untuk menunjukkan kekuatan-Nya kepada mereka yang hatinya sepenuhnya berpaut kepada-Nya” (2 Tawarikh 16:9).

Setiap hari kita dihadapkan pada hal-hal yang tidak kita ketahui. Tidak ada yang tahu pengalaman apa yang akan datang, perubahan apa yang akan muncul, atau kebutuhan apa yang akan timbul. Namun Tuhan sudah ada di sana, mendahului kita, memperhatikan setiap detail. Dia menjamin bahwa mata-Nya mengawasi hari-hari kita dari awal hingga akhir tahun, menopang kita dengan air yang tak pernah kering dan sumber yang tak pernah gagal. Keyakinan inilah yang mengubah ketakutan menjadi kepercayaan dan kecemasan menjadi damai.

Untuk hidup dengan keyakinan ini, kita perlu menyelaraskan hidup kita dengan perintah-perintah luhur dari Yang Mahatinggi. Perintah-perintah itu mengajarkan kita untuk bergantung kepada Allah sebagai satu-satunya sumber, bukan pada sumber daya dunia yang tidak stabil. Setiap langkah ketaatan bagaikan minum dari sumber kekal, menerima kekuatan untuk menghadapi hal-hal yang belum kita ketahui dan menemukan keseimbangan bahkan di masa pencobaan.

Maka, jalani hari yang baru ini dengan percaya kepada Tuhan. Bapa tidak akan membiarkan kekurangan bagi mereka yang menjadi milik-Nya. Siapa yang berjalan dalam kesetiaan akan menemukan bahwa hal-hal yang tidak diketahui bukanlah musuh, melainkan tempat di mana Allah menyatakan pemeliharaan-Nya, menuntun kita dengan aman dan mempersiapkan kita untuk hidup kekal dalam Yesus. Diadaptasi dari Lettie B. Cowman. Sampai jumpa besok, jika Tuhan mengizinkan.

Berdoa bersama saya: Bapa yang terkasih, aku memuji-Mu karena mata-Mu mengawasi setiap hari yang baru bahkan sebelum hari itu dimulai. Aku percaya bahwa Engkau telah mempersiapkan segala yang kubutuhkan.

Tuhan, tolonglah aku untuk hidup menurut perintah-perintah-Mu yang luhur, agar aku hanya bergantung kepada-Mu di setiap langkah perjalananku.

Oh Allah yang terkasih, aku bersyukur kepada-Mu karena sumber-Mu tak pernah kering. Putra-Mu yang terkasih adalah Pangeran dan Juruselamatku yang kekal. Hukum-Mu yang berkuasa adalah sungai yang terus mengalir menopangku. Perintah-perintah-Mu adalah aliran kehidupan yang memperbarui jiwaku. Aku berdoa dalam nama Yesus yang berharga, amin.

Renungan Harian: “Tuhan adalah gembalaku; takkan kekurangan aku” (Mazmur 23:1)

“Tuhan adalah gembalaku; takkan kekurangan aku” (Mazmur 23:1).

Hidup membawa pertempuran, tantangan, dan saat-saat penuh kesungguhan. Namun, siapa yang percaya kepada Gembala jiwanya akan menemukan kekuatan untuk maju, menjalankan kewajiban, dan mengatasi setiap ujian. Iman kepada Tuhan menopang ketaatan, dan ketaatan memelihara iman, menciptakan lingkaran kepercayaan dan kemenangan. Pada akhir perjalanan, ketika perjuangan di dunia ini berakhir, iman yang sama akan berubah menjadi nyanyian kemenangan.

Untuk berjalan demikian, diperlukan mengikuti perintah-perintah agung dari Yang Mahatinggi, yang membimbing kita seperti tongkat yang kokoh di jalan kehidupan sehari-hari. Setiap tindakan setia, setiap langkah taat membangun keteguhan batin dan mempersiapkan kita untuk kekekalan. Dengan demikian, bahkan di tengah pergumulan, kita merasakan damai dari Sang Gembala yang menuntun kita dengan kasih dan tujuan.

Maka, majulah tanpa takut. Gembala surgawi menuntun orang-orang yang taat melewati air yang tenang dan, di akhir perjalanan, mereka memandang cahaya surga yang tercermin di air kehidupan yang kekal. Siapa yang tekun dalam kehendak Tuhan akan menemukan bahwa kematian hanyalah sebuah peralihan menuju damai sejahtera yang bersinar di hadirat-Nya. Diadaptasi dari Stopford A. Brooke. Sampai jumpa besok, jika Tuhan mengizinkan.

Berdoa bersama saya: Bapa yang terkasih, aku datang kepada-Mu dengan hati yang siap mengikuti jalan-Mu, meskipun di tengah pertempuran hidup ini.

Tuhan, tuntunlah aku agar aku berjalan setia dalam perintah-perintah-Mu yang agung. Kiranya imanku dikuatkan oleh ketaatan, dan ketaatanku diteguhkan oleh iman.

Oh, Allah yang terkasih, aku bersyukur kepada-Mu karena Engkau membimbingku seperti Gembala yang sempurna. Putra-Mu yang terkasih adalah Pangeran dan Juruselamatku yang kekal. Hukum-Mu yang perkasa adalah tongkat yang menuntun langkahku. Perintah-perintah-Mu adalah air yang tenang yang menyegarkan jiwaku. Aku berdoa dalam nama Yesus yang berharga, amin.

Renungan Harian: Lalu Ia membawa Abram ke luar dan berkata: Lihatlah…

“Lalu Ia membawa Abram ke luar dan berkata: ‘Lihatlah ke langit dan hitunglah bintang-bintang, jika engkau dapat menghitungnya’” (Kejadian 15:5).

Seperti Abraham, seringkali kita terkurung dalam “kemah” kita — batasan pikiran, ketakutan, dan kecemasan kita. Namun Tuhan memanggil kita keluar, untuk menengadah ke langit dan melihat lebih jauh. Dia mengundang kita untuk menukar ruang yang sempit dengan pandangan yang luas, untuk hidup dengan kaki yang teguh dalam kehendak-Nya dan hati yang terbuka atas apa yang telah Dia rencanakan. Ketika kita memandang ke atas, kita menyadari bahwa pikiran Allah jauh lebih tinggi daripada pikiran kita, dan jalan-jalan-Nya selalu lebih besar daripada yang kita bayangkan.

Untuk mengalami kehidupan yang lebih luas ini, kita harus berjalan menurut Hukum Yang Mahatinggi yang agung. Hukum itu membebaskan kita dari penjara batin, menghancurkan batasan yang kita buat sendiri, dan mengajarkan kita untuk percaya pada arahan Bapa. Setiap langkah ketaatan adalah undangan untuk melihat dunia dan kehidupan dari perspektif Allah, menukar pandangan manusia yang terbatas dengan pandangan kekal Sang Pencipta.

Maka, keluarlah dari “kemah” keterbatasan dan masuklah ke “langit” janji-janji Allah. Dia ingin Anda hidup dengan cakrawala yang terbuka, dipimpin oleh perintah-perintah-Nya yang agung, dan dipersiapkan untuk mewarisi hidup yang kekal di dalam Yesus. Diadaptasi dari John Jowett. Sampai jumpa besok, jika Tuhan mengizinkan.

Berdoa bersama saya: Bapa yang terkasih, aku datang di hadapan-Mu memohon agar Engkau membebaskanku dari ruang-ruang yang sempit dan membawaku untuk melihat langit janji-janji-Mu. Bukalah mataku untuk melihat rencana-Mu yang lebih besar.

Tuhan, tuntunlah aku agar aku berjalan dalam ketaatan pada Hukum-Mu yang agung, menukar pikiran yang kecil dengan pandangan yang luas akan tujuan-Mu. Kiranya aku hidup setiap hari dengan percaya pada pemeliharaan-Mu.

Ya Allah yang terkasih, aku bersyukur karena Engkau memanggilku keluar dari keterbatasanku. Putra-Mu yang terkasih adalah Pangeran dan Juruselamatku yang kekal. Hukum-Mu yang penuh kuasa adalah cakrawala tak berujung bagi jiwaku. Perintah-perintah-Mu adalah bintang-bintang yang menuntunku di jalan. Aku berdoa dalam nama Yesus yang berharga, amin.

Renungan Harian: “Dalam damai yang besar terdapat hukum-Mu; dan tidak ada yang akan…

“Dalam damai yang besar terdapat hukum-Mu; dan tidak ada yang akan membuat tersandung orang yang memeliharanya” (Mazmur 119:165).

Ada saat-saat ketika, saat kita membuka Kitab Suci, kita merasakan damai yang lembut turun ke atas jiwa. Janji-janji Allah bersinar seperti bintang-bintang di langit malam, masing-masing membawa cahaya dan rasa aman ke dalam hati. Dan, ketika kita mendekat dalam doa, Tuhan mencurahkan penghiburan yang dalam, seperti minyak di atas gelombang yang bergelora, menenangkan bahkan pemberontakan tersembunyi di dalam diri kita.

Penghiburan manis ini hanya menjadi abadi ketika kita memilih untuk berjalan dalam kesetiaan kepada Hukum Tuhan yang mulia. Hukum itu yang menjaga pikiran kita dari ketidakstabilan dan meneguhkan langkah kita di tengah perjuangan. Ketaatan membuka telinga untuk mendengar janji-janji dan hati untuk mengalami damai yang datang dari Yang Mahatinggi, bahkan di tengah pencobaan.

Maka, jadikanlah firman Tuhan yang kekal sebagai perlindunganmu. Siapa yang hidup dalam ketaatan akan menemukan bahwa setiap janji itu hidup dan berkuasa, dan Bapa menuntun orang-orang setia-Nya kepada Sang Anak, di mana ada pengampunan, harapan, dan keselamatan. Diadaptasi dari J.C. Philpot. Sampai besok, jika Tuhan mengizinkan.

Berdoa bersama saya: Bapa yang terkasih, aku datang kepada-Mu mengingat betapa sering Firman-Mu membawa damai ke dalam jiwaku. Terima kasih karena Engkau menunjukkan bahwa aku tidak sendirian.

Tuhan yang terkasih, ajarlah aku berjalan dalam Hukum-Mu yang mulia, agar aku hidup peka terhadap janji-janji-Mu dan dalam damai, bahkan di tengah badai.

Oh, Allah yang terkasih, aku bersyukur karena Firman-Mu adalah penghiburan dan kekuatan bagiku. Anak-Mu yang terkasih adalah Pangeran dan Juruselamatku yang kekal. Hukum-Mu yang berkuasa bagaikan bintang-bintang yang menerangi malam. Perintah-perintah-Mu adalah balsem yang menenangkan gelombang kehidupan. Aku berdoa dalam nama Yesus yang berharga, amin.

Renungan Harian: “Aku tahu bahwa Engkau sanggup melakukan segala sesuatu, dan tidak ada…

“Aku tahu bahwa Engkau sanggup melakukan segala sesuatu, dan tidak ada rencana-Mu yang gagal” (Ayub 42:2).

Kehidupan membawa luka, pencobaan, dan kejatuhan batin yang terasa lebih berat daripada penderitaan lahiriah apa pun. Namun demikian, iman menuntun kita untuk menutup setiap bab perjalanan hidup dengan rasa syukur kepada Sang Pencipta. Bukan hanya atas manfaat yang kita terima, tetapi atas segala sesuatu yang membentuk keberadaan: sukacita dan duka, kesehatan dan sakit, kemenangan dan kegagalan. Setiap bagian, bahkan yang paling sulit, digunakan Allah untuk kebaikan kita.

Pandangan ini hanya mungkin ketika kita belajar hidup menurut Hukum Tuhan yang agung. Hukum itu menunjukkan bahwa tidak ada yang sia-sia, bahkan pencobaan pun dapat menjadi kesempatan untuk dikuatkan, dan Bapa memerintah setiap detail dengan hikmat. Mentaati kehendak-Nya yang kudus menolong kita melihat tujuan di balik setiap keadaan, dan beristirahat dalam pemeliharaan Dia yang membentuk hidup kita untuk kekekalan.

Maka, bersyukurlah setiap waktu. Siapa yang tunduk pada kehendak Yang Mahatinggi akan mengerti bahwa baik sukacita maupun duka adalah alat persiapan. Bapa menuntun orang yang taat dan membawa mereka kepada Sang Anak, di mana kita menemukan pengampunan, keselamatan, dan kepastian bahwa segala sesuatu bekerja sama untuk hidup yang kekal. Disadur dari Orville Dewey. Sampai jumpa besok, jika Tuhan mengizinkan.

Berdoa bersama saya: Tuhan yang terkasih, aku datang ke hadapan-Mu dengan hati yang bersyukur, bukan hanya atas berkat yang tampak, tetapi atas seluruh hidupku dan setiap pengalaman yang Engkau berikan kepadaku.

Bapa, ajarlah aku menaati Hukum-Mu yang agung dan melihat dalam setiap situasi — baik sukacita maupun duka — tangan-Mu bekerja untuk kebaikanku. Kiranya aku tidak pernah kehilangan kepercayaan pada tujuan-Mu.

Ya Allah yang terkasih, aku bersyukur kepada-Mu karena segala sesuatu dalam hidupku bermakna di dalam Engkau. Anak-Mu yang terkasih adalah Pangeran dan Juruselamatku yang kekal. Hukum-Mu yang berkuasa adalah dasar yang menopang setiap fase perjalananku. Perintah-perintah-Mu adalah alat ilahi yang mengubah segalanya menjadi persiapan untuk kekekalan. Aku berdoa dalam nama Yesus yang berharga, amin.

Renungan Harian: “Setelah api itu datanglah suara angin sepoi-sepoi yang lembut; dan…

“Setelah api itu datanglah suara angin sepoi-sepoi yang lembut; dan ketika Elia mendengarnya, ia menyelubungi wajahnya dengan jubahnya” (1 Raja-raja 19:12-13).

Suara Tuhan tidak datang dengan gemuruh, melainkan berbisik lembut ke hati yang bersedia mendengar. Dia berbicara secara rahasia, dari roh ke roh, dan persekutuan ini hanya dapat dirasakan oleh mereka yang menjauh dari hiruk-pikuk dunia. Jika kita memenuhi hidup kita dengan kesia-siaan, persaingan, dan kekhawatiran, bagaimana kita dapat membedakan sentuhan sunyi dari Tuhan? Bahayanya adalah kita menutup telinga jiwa dan kehilangan arahan yang hanya dapat diberikan-Nya.

Untuk mendengar dengan jelas, kita harus hidup setia pada perintah-perintah luhur Tuhan. Perintah-perintah itu mengajarkan kita membedakan mana yang murni dan mana yang kosong, untuk mencari kekudusan daripada godaan dunia. Ketika kita memilih untuk taat, kita belajar membungkam kebisingan luar dan dalam, dan suara Yang Mahatinggi menjadi hidup dan mengubahkan.

Maka, jadikanlah keheningan di hadapan Tuhan sebagai kebiasaan yang kudus. Bapa berbicara kepada yang taat dan membimbing dengan lembut mereka yang memelihara kehendak-Nya. Siapa yang mau mendengar akan dipimpin kepada hidup yang penuh di dalam Yesus, dengan damai, arahan, dan keselamatan. Diadaptasi dari Edward B. Pusey. Sampai jumpa besok, jika Tuhan mengizinkan.

Berdoa bersama saya: Bapa yang kudus, aku datang kepada-Mu memohon telinga yang peka dan hati yang sensitif terhadap suara-Mu yang lembut. Jauhkanlah dariku segala gangguan yang menghalangiku untuk mendengar-Mu.

Tuhan yang terkasih, ajarlah aku untuk memelihara perintah-perintah-Mu yang luhur dan memisahkan diri dari keramaian dunia yang sia-sia ini. Kiranya suara-Mu selalu lebih jelas dari suara lainnya.

Ya Allah yang terkasih, aku bersyukur karena Engkau masih berbicara dengan lembut kepada hatiku. Putra-Mu yang terkasih adalah Pangeran dan Juruselamatku yang kekal. Hukum-Mu yang penuh kuasa adalah bisikan hidup bagi jiwaku. Perintah-perintah-Mu adalah melodi kudus yang menuntunku ke jalan yang benar. Aku berdoa dalam nama Yesus yang berharga, amin.

Renungan Harian: “Dengan damai aku berbaring dan segera tertidur, sebab hanya Engkau,…

“Dengan damai aku berbaring dan segera tertidur, sebab hanya Engkau, Tuhan, yang membuat aku diam dengan aman” (Mazmur 4:8).

Ketika kita menyerahkan hidup ke dalam pemeliharaan Tuhan, kita menemukan ketenangan yang sejati. Jiwa yang percaya pada belas kasih-Nya tidak terhanyut dalam kecemasan maupun ketidaksabaran, tetapi belajar untuk beristirahat dengan mengetahui bahwa ia berada persis di tempat di mana Allah menempatkannya. Dalam penyerahan diri kepada Bapa inilah kita menemukan damai yang tidak dapat diberikan dunia — keyakinan bahwa kita berada dalam pelukan Yang Mahakuasa.

Kepercayaan ini tumbuh ketika kita memilih untuk hidup menurut perintah-perintah agung dari Yang Mahatinggi. Perintah-perintah itu mengingatkan kita bahwa kita tidak berjalan tanpa tujuan, melainkan dipimpin oleh tangan yang bijaksana dan penuh kasih. Taat berarti percaya bahwa setiap langkah dalam perjalanan kita telah ditetapkan oleh Allah dan bahwa, di mana pun kita berada, kita aman di bawah perlindungan-Nya.

Oleh karena itu, tinggalkanlah ketakutan dan peluklah kesetiaan. Bapa menuntun dan menopang mereka yang menyerahkan diri kepada kehendak-Nya yang kudus. Siapa yang hidup dalam ketaatan akan beristirahat dalam keamanan dan dipimpin kepada Sang Anak untuk mewarisi hidup yang kekal. Diadaptasi dari F. Fénelon. Sampai jumpa besok, jika Tuhan mengizinkan.

Berdoa bersama saya: Tuhan yang terkasih, aku menyerahkan diriku ke dalam pelukan-Mu, mempercayakan kepada-Mu segala kekhawatiran dan ketidakpastian. Aku tahu hanya Engkau yang dapat memberikan ketenangan yang dibutuhkan jiwaku.

Bapa, ajarlah aku untuk percaya pada setiap detail kehidupan, menaati perintah-perintah-Mu yang agung dan menerima tempat di mana Engkau menempatkanku. Kiranya aku beristirahat dalam damai dalam keyakinan akan kehadiran-Mu.

Oh, Allah yang terkasih, aku bersyukur kepada-Mu karena Engkau membuat aku diam dengan aman. Putra-Mu yang terkasih adalah Pangeran dan Juruselamatku yang kekal. Hukum-Mu yang berkuasa adalah tempat tidur damai bagi jiwaku. Perintah-perintah-Mu adalah lengan yang kokoh menopangku di jalan. Aku berdoa dalam nama Yesus yang berharga, amin.

Renungan Harian: “Berbahagialah orang yang lapar dan haus akan kebenaran…

“Berbahagialah orang yang lapar dan haus akan kebenaran, karena mereka akan dipuaskan” (Matius 5:6).

Realitas surga hanya diinginkan oleh mereka yang telah lahir dari atas. Bagi mereka, kekudusan menjadi kesenangan, penyembahan yang tulus adalah sukacita, dan segala sesuatu dari Allah menjadi makanan bagi jiwa. Inilah tanda sejati kehidupan rohani: menemukan kepuasan bukan pada apa yang ditawarkan dunia, melainkan pada segala sesuatu yang berasal dari Tuhan.

Dan kehidupan ini hanya mungkin ketika kita menerima Roh ketaatan, yang menuntun kita untuk memelihara perintah-perintah mulia dari Yang Mahatinggi. Ini bukan beban, melainkan pilihan kasih dan hormat. Siapa yang mencari Tuhan dengan cara ini akan mulai menghargai setiap perintah ilahi sebagai harta yang menguatkan hati dan mempersiapkan untuk kekekalan.

Maka, periksalah dirimu: di manakah kesenanganmu? Jika itu ada dalam kesetiaan kepada Tuhan, engkau berada di jalan kehidupan. Bapa menyatakan rencana-Nya dan memberikan berkat kekal kepada mereka yang berjalan menurut Hukum-Nya yang kudus, menuntun mereka kepada Sang Anak untuk menemukan pengampunan dan keselamatan. Diadaptasi dari J.C. Philpot. Sampai besok, jika Tuhan mengizinkan.

Berdoa bersama saya: Bapa yang kudus, aku mengakui bahwa hanya mereka yang lahir dari atas yang dapat menikmati kehadiran-Mu sebagai kesenangan terbesar dalam hidup. Berikanlah aku hati yang tertuju kepada yang kekal.

Tuhan yang terkasih, tuntunlah aku untuk setia menaati perintah-perintah-Mu yang mulia. Kiranya pikiranku dipenuhi dengan perkara-perkara surga dan jiwaku menemukan sukacita dalam berjalan di kehendak-Mu.

Oh, Allah yang terkasih, aku bersyukur kepada-Mu karena Engkau mengajarkanku untuk merindukan apa yang kudus dan kekal. Putra-Mu yang terkasih adalah Pangeran dan Juruselamatku yang kekal. Hukum-Mu yang penuh kuasa adalah kegembiraan bagi jiwaku. Perintah-perintah-Mu seperti madu yang memaniskan jalanku. Aku berdoa dalam nama Yesus yang berharga, amin.