Arsip Kategori: Devotionals

Renungan Harian: Orang-orang yang percaya kepada Tuhan adalah seperti Gunung Sion, yang…

“Orang-orang yang percaya kepada Tuhan adalah seperti Gunung Sion, yang tidak dapat digoyahkan, tetapi tetap untuk selama-lamanya” (Mazmur 125:1).

Ketika Allah hadir di pusat suatu kerajaan atau kota, Dia membuatnya tak tergoyahkan, seteguh Gunung Sion yang tetap untuk selama-lamanya. Demikian juga, ketika Tuhan berdiam di dalam hati seseorang, meskipun ia dikepung oleh bencana, penganiayaan, atau pencobaan, ada ketenangan yang mendalam di dalamnya — suatu damai sejahtera yang tidak pernah dapat diberikan atau diambil dunia. Ini adalah kestabilan yang tidak bergantung pada keadaan luar, melainkan pada kehadiran Allah yang senantiasa memerintah di takhta hati.

Masalah besar adalah bahwa banyak orang tidak memiliki perlindungan batin ini. Mereka membiarkan dunia menempati tempat yang seharusnya hanya milik Allah, sehingga mereka hidup dalam ketidakamanan, kerentanan, dan ketakutan. Ketika dunia menguasai hati, bahkan ancaman terkecil pun menjadi gempa bumi. Namun ketika Allah yang memerintah, bahkan badai yang paling dahsyat pun tidak dapat menggoyahkan jiwa. Kehadiran Tuhan dalam diri kita tidak terjadi secara kebetulan — itu diaktifkan melalui tindakan sadar dan praktis dalam menaati kehendak-Nya yang telah dinyatakan dalam Kitab Suci.

Dan kehendak itu telah dinyatakan dengan jelas: melalui Hukum yang kuat yang diberikan Allah melalui nabi-nabi-Nya dan melalui Yesus dalam Injil. Ketika seseorang dengan teguh memutuskan untuk mengabaikan suara musuh dan menolak tekanan dunia demi menaati perintah Tuhan, Roh Kudus mulai berdiam di dalamnya secara nyata dan tetap. Namun hal itu tidak akan pernah terjadi pada mereka yang, meskipun mengetahui Hukum, memilih untuk mengabaikannya. Kehadiran Allah adalah bagi mereka yang taat. Merekalah yang mengalami damai sejati, kekuatan batin, dan keteguhan yang tidak dapat digoyahkan oleh apa pun. -Robert Leighton. Sampai jumpa besok, jika Tuhan mengizinkan.

Berdoa bersama saya: Allah yang terkasih, aku bersyukur kepada-Mu karena ketika Engkau berdiam di pusat jiwa, tidak ada badai yang dapat menghancurkannya. Engkaulah yang menguatkan apa yang dunia coba robohkan. Bahkan di tengah penganiayaan, penderitaan, dan ketidakpastian, kehadiran-Mu di dalam diriku adalah perlindungan yang tak tergoyahkan, damai yang mendalam yang tak seorang pun dapat merampasnya. Terima kasih karena Engkau adalah Gunung Sion-ku, yang aman, kekal, dan tetap, ketika segala sesuatu di sekitarku tampak runtuh.

Bapa, hari ini aku memohon agar Engkau mengambil tempat-Mu di takhta hatiku. Aku tidak ingin dunia lagi yang menguasai pikiranku atau emosiku. Berikanlah aku keberanian untuk mengabaikan suara musuh, menolak tekanan zaman ini, dan menaati Hukum-Mu yang kuat dengan setia. Aku tahu bahwa dalam tindakan sadar tunduk pada kehendak-Mu inilah Roh Kudus-Mu akan berdiam di dalamku secara nyata dan mengubahkan. Kuatkanlah aku agar aku tidak pernah memilih untuk mengabaikan apa yang telah Engkau nyatakan dengan begitu jelas.

Ya Allah Yang Maha Kudus, aku menyembah dan memuji-Mu karena Engkau menawarkan damai yang tidak pernah dapat diberikan dunia. Putra-Mu yang terkasih adalah Pangeran dan Juruselamatku yang kekal. Hukum-Mu yang kuat adalah seperti tembok di sekeliling jiwaku, melindungiku dari serangan ketakutan dan ketidakpastian. Perintah-perintah-Mu seperti akar yang dalam yang menopangku ketika segalanya berguncang, memberiku keteguhan, arah, dan ketenangan di dalam Engkau. Aku berdoa dalam nama Yesus yang berharga, amin.

Renungan Harian: Langkah-langkah manusia diarahkan oleh Tuhan; maka, bagaimana…

“Langkah-langkah manusia diarahkan oleh Tuhan; maka, bagaimana manusia dapat memahami jalannya sendiri?” (Amsal 20:24).

Seringkali, kita terbawa oleh keluhan tentang rutinitas hidup, tentang kesederhanaan peran kita di dunia, atau tentang tidak adanya peluang besar atau pengakuan. Kita merasa seolah-olah usaha kita sia-sia, seolah-olah tahun-tahun berlalu tanpa tujuan. Ketika kita mengambil sikap seperti ini, pada kenyataannya, kita sedang menyangkal kehadiran penuh perhatian dari Bapa yang penuh kasih yang mengarahkan setiap langkah kita. Seolah-olah kita berkata bahwa Allah telah melupakan kita — seolah-olah kita lebih tahu daripada Dia, seperti apa kehidupan ideal bagi kita.

Pemikiran seperti ini lahir dari hati yang belum sepenuhnya tunduk pada ketaatan terhadap petunjuk Sang Pencipta. Selama manusia menolak Hukum Allah yang berkuasa, ia tetap jauh dari sumber terang, yang pada akhirnya akan berujung pada kebutaan rohani. Dan di dalam kegelapan batin itu, tidak peduli seberapa besar usaha yang kita lakukan — kita tidak akan pernah tahu dengan jelas ke mana kita sedang menuju. Tanpa terang ketaatan, hidup tampak membingungkan, membuat frustrasi, dan tanpa arah. Namun ada jalan keluar, dan itu dimulai dengan sebuah keputusan: taat.

Saat kita dengan tulus berbalik kepada perintah-perintah Tuhan, sesuatu yang mulia terjadi. Kegelapan digantikan oleh terang, kebingungan digantikan oleh kejelasan. Kita mulai melihat dengan mata iman dan memahami bahwa Allah tidak pernah meninggalkan kita. Dia membimbing kita dengan hikmat, bahkan di jalan-jalan yang sederhana dan tersembunyi. Dalam pandangan yang baru ini, kita menemukan damai, ketenangan, dan keyakinan bahwa yang terbaik telah disediakan bagi mereka yang tetap setia. Dan tujuan akhir dari perjalanan yang diterangi oleh ketaatan ini sungguh mulia: hidup kekal dalam Kristus Yesus, di mana segalanya akhirnya akan menjadi jelas. -Stopford A. Brooke. Sampai besok, jika Tuhan mengizinkan.

Berdoa bersama saya: Allah yang terkasih, aku bersyukur kepada-Mu karena, bahkan ketika penglihatanku terbatas dan hatiku tenggelam dalam keluhan yang sunyi, Engkau tetap setia, membimbing langkahku dengan kasih. Betapa sering aku mempertanyakan rutinitasku, menyesali kesederhanaan hidupku, atau menginginkan pengakuan, sambil lupa bahwa setiap detail ada di bawah kendali-Mu.

Bapa, hari ini aku mohon agar Engkau memberiku hati yang tunduk, yang meninggalkan segala keluhan dan berdiri teguh dalam ketaatan pada petunjuk-Mu yang kudus. Kiranya aku tidak lagi berjalan dalam kegelapan ketidaktaatan, melainkan memilih mengikuti terang Hukum-Mu yang berkuasa. Bukalah mataku agar dapat melihat dengan jelas apa yang telah Engkau lakukan, bahkan ketika aku tidak menyadarinya. Berikan aku damai untuk menerima jalan yang sederhana dan kekuatan untuk tetap setia, mengetahui bahwa Engkau membimbing dengan hikmat hingga ke langkah-langkah yang paling tersembunyi.

Oh, Allah Yang Mahakudus, aku menyembah dan memuji-Mu karena, dengan taat, segalanya menjadi terang dan bermakna. Putra-Mu yang terkasih adalah Pangeran dan Juruselamatku yang kekal. Hukum-Mu yang berkuasa bagaikan obor yang menyala di tengah malam, yang menyingkapkan keindahan pemeliharaan-Mu bahkan di lembah-lembah yang paling sunyi. Perintah-perintah-Mu bagaikan kompas surgawi yang menuntunku dengan tepat menuju janji hidup kekal, di mana setiap usaha akan diberi upah dan setiap keraguan akhirnya akan terjawab. Aku berdoa dalam nama Yesus yang berharga, amin.

Renungan Harian: Renungkanlah hal ini, hai orang bijak, dan pertimbangkanlah kebaikan…

“Renungkanlah hal ini, hai orang bijak, dan pertimbangkanlah kebaikan Tuhan” (Mazmur 107:43).

Prinsip tak terlihat apa yang mungkin sedang bekerja, bahkan di saat-saat paling kacau dalam alam, sehingga segala sesuatu, entah bagaimana, bermuara pada keindahan? Jawabannya terletak pada inti dari Allah sendiri: kekudusan. Keindahan kekudusan adalah benang tak kasat mata yang mengalir di seluruh ciptaan. Allah kita itu murni, baik, dan penuh kasih tanpa batas, dan setiap karya tangan-Nya membawa tanda karakter-Nya yang sempurna. Bahkan guntur yang paling dahsyat, laut yang paling bergelora, atau langit yang paling mendung pun memiliki keindahan yang unik — karena semuanya berasal dari-Nya dan oleh-Nya dibentuk. Seluruh alam, dalam keberagaman dan kompleksitasnya, adalah kanvas hidup di mana tangan Sang Pencipta meninggalkan jejak nyata dari kemuliaan-Nya.

Pemikiran ini memenuhi hati kita dengan rasa hormat dan penghiburan. Mengetahui bahwa kekudusan Allah tidak hanya memerintah, tetapi juga memperindah, mengubah cara kita memandang dunia. Tidak ada yang di luar kendali, tidak ada yang benar-benar acak. Setiap detail, bahkan di lingkungan yang paling tandus atau dalam situasi yang paling intens, berkontribusi pada sebuah mahakarya agung: pewahyuan keindahan ilahi. Dan yang paling luar biasa adalah bahwa kita, manusia, juga diciptakan untuk memantulkan keindahan yang sama ketika kita selaras dengan Sang Pencipta.

Saat kita memilih untuk menaati Hukum Allah yang berkuasa, terjadi perpaduan antara Pencipta dan ciptaan. Kasih Allah, damai-Nya, dan kekudusan-Nya mulai berdiam di dalam kita. Persatuan ini membawa kebahagiaan yang begitu dalam dan kokoh sehingga melampaui keadaan — inilah keyakinan bahwa segalanya baik dan akan tetap baik, sekarang dan selama-lamanya. Keindahan yang kita lihat dalam ciptaan pun mulai terungkap di dalam diri kita. -George MacDonald. Sampai besok, jika Tuhan mengizinkan.

Berdoa bersama saya: Allah yang terkasih, bahkan dalam pemandangan paling kacau dari ciptaan, kekudusan-Mu tetap menjadi prinsip tak terlihat yang menopang dan memperindah segalanya. Guntur yang menakutkan, laut yang mengaum, langit yang menggelap — semuanya mengungkapkan sesuatu tentang-Mu, sebab semuanya berasal dari tangan-Mu yang murni dan sempurna. Terima kasih karena Engkau telah meninggalkan jejak nyata dari kemuliaan-Mu di setiap sudut alam, mengubah apa yang tampak seperti kekacauan menjadi ekspresi keindahan yang dalam dan penuh maksud.

Bapa, hari ini aku memohon agar Engkau menolongku melihat dunia dengan mata yang dibentuk oleh kekudusan-Mu. Kiranya aku dapat melihat, bahkan dalam situasi sulit atau di lingkungan paling tandus dalam hidupku, karya-Mu yang indah dan berdaulat. Dan di atas segalanya, kiranya aku selalu ingat bahwa aku diciptakan untuk memantulkan keindahan yang sama melalui ketaatan tulus pada Hukum-Mu yang luar biasa. Kiranya setiap keputusanku menjadi cerminan karakter-Mu dan setiap langkahku menjadi ungkapan kehadiran-Mu dalam diriku.

Ya Allah Yang Maha Kudus, aku menyembah dan memuji-Mu karena kekudusan-Mu bukan hanya memerintah alam semesta, tetapi juga memperindah jiwaku saat aku berserah pada kehendak-Mu. Putra-Mu yang terkasih adalah Pangeran dan Juruselamatku yang kekal. Hukum-Mu yang berkuasa bagaikan kuas ilahi yang membentuk hidupku dengan goresan cahaya, kemurnian, dan tujuan. Perintah-perintah-Mu bagaikan cat surgawi yang mewarnai jalanku dengan keindahan yang hanya bisa berasal dari-Mu. Aku berdoa dalam nama Yesus yang berharga, amin.

Renungan Harian: Sebab aku yakin, bahwa penderitaan zaman sekarang ini tidak dapat…

“Sebab aku yakin, bahwa penderitaan zaman sekarang ini tidak dapat dibandingkan dengan kemuliaan yang akan dinyatakan kepada kita” (Roma 8:18).

Setiap penentangan terhadap kehendak kita, setiap ketidaknyamanan sehari-hari, setiap kekecewaan kecil memiliki potensi untuk menjadi berkat sejati — jika respons kita dipandu oleh iman. Bahkan di dunia yang penuh tantangan ini, kita dapat mengalami sekilas surga ketika memilih untuk bereaksi dengan kerendahan hati, kesabaran, dan kepercayaan kepada Tuhan. Suasana hati buruk orang lain, kata-kata keras, masalah kesehatan, kejadian tak terduga — semua itu, jika diterima dengan hati yang tertuju kepada Tuhan, dapat semakin memperdalam damai sejahtera yang ingin Dia tanamkan dalam diri kita.

Masalahnya, oleh karena itu, bukan terletak pada keadaannya sendiri, melainkan pada cara kita memandangnya. Kurangnya penglihatan rohani adalah yang menghalangi kita untuk menyadari bahwa bahkan kemunduran pun adalah alat belas kasihan Allah. Dan kebutaan rohani ini bukanlah kebetulan — itu adalah hasil langsung dari ketidaktaatan terhadap Hukum Allah yang berkuasa. Ketika kita menolak perintah Tuhan, kita menjauh dari terang yang memberi makna pada segala sesuatu. Kita kehilangan kemampuan untuk membedakan mana yang sementara dan mana yang kekal, mana yang dangkal dan mana yang mendalam.

Penglihatan rohani yang sejati hanya mungkin terjadi ketika ada keintiman dengan Sang Pencipta. Dan keintiman itu bukan hasil dari perasaan, melainkan dari ketaatan. Hanya mereka yang benar-benar mengenal Allah adalah mereka yang telah memutuskan, dengan teguh, untuk mengikuti perintah-Nya — meskipun itu bertentangan dengan kecenderungan umum, meskipun itu harus dibayar dengan harga tertentu. Taat berarti melihat. Taat berarti hidup dengan kejelasan, tujuan, dan damai sejahtera. Di luar ketaatan, segalanya menjadi kacau, berat, dan mengecewakan. Tetapi di dalam kehendak Allah, bahkan kesulitan pun menjadi alat kemuliaan. -Edward B. Pusey. Sampai jumpa besok, jika Tuhan mengizinkan.

Berdoa bersama saya: Allah yang terkasih, aku bersyukur kepada-Mu karena Engkau menyatakan bahwa bahkan ketidaknyamanan sehari-hari dan kekecewaan dapat berubah menjadi berkat ketika aku memilih untuk bereaksi dengan benar. Terima kasih karena, bahkan dalam ujian kecil, Engkau hadir, membentuk jiwaku dan memperdalam damai sejahtera di dalam diriku yang hanya Engkau dapat berikan.

Bapa, hari ini aku memohon agar Engkau memberiku penglihatan rohani untuk melihat melampaui keadaan. Bebaskan aku dari kebutaan yang lahir dari ketidaktaatan dan tuntun aku kembali ke terang perintah-Mu. Ajarkan aku untuk menerima setiap tantangan sebagai alat belas kasihan-Mu, mengetahui bahwa segala sesuatu bekerja untuk kebaikan mereka yang mengasihi dan menaati-Mu. Kiranya aku tidak lari dari kehendak-Mu, tetapi tetap teguh di dalamnya dengan keyakinan dan penyerahan, meskipun itu bertentangan dengan apa yang disetujui dunia.

Oh, Allah Yang Mahakudus, aku menyembah dan memuji-Mu karena, dengan taat, aku mulai melihat dengan jelas dan hidup dengan tujuan. Anak-Mu yang terkasih adalah Pangeran dan Juruselamatku yang kekal. Hukum-Mu yang berkuasa adalah seperti lensa murni yang memungkinkan aku melihat yang tak terlihat, memahami yang kekal, dan menemukan damai sejahtera bahkan di tengah penderitaan. Perintah-perintah-Mu seperti anak tangga suci yang mengangkatku dari kekacauan dunia ini menuju kemuliaan hadirat-Mu. Aku berdoa dalam nama Yesus yang berharga, amin.

Renungan Harian: Aku akan bernyanyi kepada TUHAN, sebab Ia telah berbuat baik kepadaku…

“Aku akan bernyanyi kepada TUHAN, sebab Ia telah berbuat baik kepadaku” (Mazmur 13:6).

Dengan hati yang benar-benar diserahkan kepada Allah dan dipenuhi oleh hadirat-Nya, tidak ada kebutuhan untuk mencari Dia di tempat-tempat yang jauh atau dalam pengalaman-pengalaman luar biasa. Tidak perlu mencarinya di langit, di kedalaman bumi, atau dalam tanda-tanda lahiriah — sebab Dia ada di mana-mana, di dalam segala sesuatu, menyatakan diri-Nya secara terus-menerus, dari saat ke saat. Allah adalah realitas agung alam semesta, dan hadirat-Nya dinyatakan dalam kekinian yang abadi — suatu aliran yang tiada henti yang bahkan kekekalan itu sendiri tidak dapat menghabiskannya. Setiap saat adalah kesempatan baru untuk bertemu dengan-Nya, mengenal-Nya lebih dalam, dan mengalami hadirat-Nya yang hidup dan nyata.

Tetapi bagaimana menjalani kenyataan ini dengan jelas, tanpa kebingungan atau ilusi? Kuncinya sederhana dan mendalam: menyelaraskan diri dengan Allah melalui ketaatan kepada Hukum-Nya yang kudus, kekal, dan penuh kuasa. Inilah jembatan antara jiwa dan Sang Pencipta. Banyak orang menginginkan hubungan yang intim dengan Allah, tetapi mengabaikan perintah-perintah-Nya — dan itu adalah kesalahan yang fatal. Tidak mungkin berjalan bersama Allah sambil menolak apa yang telah Ia tetapkan sebagai ungkapan kehendak-Nya. Ketidaktaatan menutup mata jiwa dan menghalanginya untuk merasakan hadirat Tuhan yang hidup dalam kehidupan sehari-hari.

Di sisi lain, ketika jiwa memiliki keberanian untuk menolak kecenderungan umum — yang lebih memilih jalan mudah ketidaktaatan — dan dengan tulus berbalik untuk menaati kehendak Allah, segalanya berubah. Kehidupan rohani berkembang. Persekutuan dengan Allah menjadi nyata, hidup, dan terus-menerus. Jiwa mengalami hubungan dengan Sang Pencipta yang sebelumnya terasa jauh atau mustahil. Apa yang kering menjadi subur; apa yang gelap dipenuhi cahaya. Taat adalah rahasianya — bukan hanya untuk menyenangkan Allah, tetapi untuk benar-benar hidup bersama-Nya. -Thomas Cogswell Upham. Sampai jumpa besok, jika Tuhan mengizinkan.

Berdoa bersama saya: Allah yang terkasih, aku bersyukur kepada-Mu karena Engkau hadir di mana-mana, di setiap saat, dan aku tidak perlu mencari-Mu dalam pengalaman-pengalaman yang megah atau jauh. Ketika hatiku diserahkan kepada-Mu dan dipenuhi oleh hadirat-Mu, aku menyadari bahwa Engkau selalu ada di sini, menyatakan diri-Mu secara hidup, terus-menerus, dan dalam keheningan.

Bapa, hari ini aku memohon agar Engkau menolongku untuk menjalani kebenaran ini dengan jelas dan setia. Jangan biarkan aku terjebak dalam ilusi ingin dekat dengan-Mu namun mengabaikan perintah-perintah-Mu. Ajarlah aku untuk menyelaraskan jiwaku dengan Hukum-Mu yang kudus, kekal, dan penuh kuasa, yang menjadi jembatan yang kokoh antara kita. Berikan aku keberanian untuk menolak jalan mudah ketidaktaatan dan kekuatan untuk memilih kehendak-Mu, hari demi hari. Kiranya ketaatanku tulus, teguh, dan penuh kasih.

Oh, Allah Yang Mahakudus, aku menyembah dan memuji-Mu karena ketika aku taat kepada-Mu, segala sesuatu di sekitarku berubah. Putra-Mu yang terkasih adalah Pangeran dan Juruselamatku yang kekal. Hukum-Mu yang penuh kuasa bagaikan sungai cahaya yang mengalir di jiwaku, membuat yang kering menjadi subur dan yang gelap menjadi terang. Perintah-perintah-Mu bagaikan anak tangga yang kokoh yang menuntunku kepada hubungan yang hidup, terus-menerus, dan nyata dengan-Mu. Aku berdoa dalam nama Yesus yang berharga, amin.

Renungan Harian: Karena itu, janganlah kamu khawatir akan hari esok, sebab…

“Karena itu, janganlah kamu khawatir akan hari esok, sebab hari esok mempunyai kesusahannya sendiri; cukuplah untuk sehari kesusahannya sendiri” (Matius 6:34).

Marilah kita belajar untuk hidup sepenuhnya di masa sekarang dan menolak godaan untuk membiarkan pikiran kita mengembara dengan cemas ke masa depan. Masa depan belum menjadi milik kita — dan mungkin tidak akan pernah menjadi milik kita. Ketika kita mencoba mendahului rencana Allah, merancang strategi untuk situasi yang mungkin tidak pernah terjadi, kita menempatkan diri di tanah yang berbahaya, menimbulkan kekhawatiran yang tidak perlu dan membuka pintu bagi pencobaan yang seharusnya tidak ada. Jika sesuatu terjadi, Allah akan memberikan kepada kita kekuatan dan terang yang diperlukan untuk menghadapinya pada waktu yang tepat — tidak lebih awal, tidak lebih lambat.

Lalu, mengapa kita membebani diri dengan kesulitan yang mungkin tidak pernah datang? Mengapa menderita hari ini karena hari esok yang belum pasti, apalagi ketika kita belum menerima kekuatan maupun petunjuk untuk menghadapinya? Sebaliknya, perhatian kita harus tertuju pada masa kini — pada kesetiaan harian kita terhadap segala sesuatu yang telah Allah instruksikan dengan jelas melalui para nabi dan Yesus. Hukum Allah yang penuh kuasa ada di hadapan kita, hidup dan dapat diakses, agar kita menaati-Nya dengan kerendahan hati dan ketekunan.

Jika kita selaras dengan Hukum yang kudus dan kekal ini, maka sungguh tidak ada alasan untuk takut akan apa yang akan datang. Masa depan orang yang berjalan bersama Allah adalah aman. Tetapi bagi mereka yang hidup dalam ketidaktaatan terbuka terhadap perintah Sang Pencipta, masa depan memang menjadi alasan kekhawatiran yang sah. Damai dan rasa aman tidak terletak pada mengetahui apa yang akan terjadi besok — melainkan pada hidup hari ini dalam damai dengan Allah, dengan tulus menaati kehendak-Nya. Inilah yang membebaskan kita dari ketakutan dan memberikan kita harapan. -Disadur dari F. Fénelon. Sampai jumpa besok, jika Tuhan mengizinkan.

Berdoa bersama saya: Allah yang terkasih, aku bersyukur kepada-Mu karena Engkau menunjukkan bahwa masa kini adalah satu-satunya waktu di mana aku benar-benar dapat melayani-Mu. Engkau tidak memanggilku untuk mengendalikan hari esok, tetapi untuk hidup setia hari ini, percaya bahwa pada waktu yang tepat Engkau akan memberiku kekuatan dan terang yang kubutuhkan. Terima kasih karena Engkau telah memperingatkanku akan bahaya pikiran yang cemas, yang selalu membayangkan skenario masa depan yang mungkin tidak pernah terjadi.

Bapa, hari ini aku memohon agar Engkau menolongku melawan godaan untuk hidup terikat pada masa depan. Berikanlah aku hati yang peka terhadap Hukum-Mu yang penuh kuasa, setia dalam keputusan-keputusan kecil setiap hari. Kiranya pikiranku terfokus pada apa yang telah Engkau ajarkan melalui para nabi dan Yesus, dan hidupku menjadi cerminan ketaatan yang terus-menerus. Jangan biarkan aku dikuasai oleh kekhawatiran yang bukan milikku, tetapi ajarlah aku untuk percaya bahwa jika sesuatu terjadi, Engkau akan menyertaiku dan menopangku.

Oh, Allah Yang Mahakudus, aku menyembah dan memuji-Mu karena di dalam Engkau aku menemukan damai yang tidak dapat diberikan oleh hari esok. Anak-Mu yang terkasih adalah Pangeran dan Juruselamatku yang kekal. Hukum-Mu yang penuh kuasa adalah seperti batu karang yang kokoh di bawah kakiku, memberiku rasa aman bahkan ketika masa depan tidak pasti. Perintah-perintah-Mu adalah seperti terang yang terus-menerus menuntunku hari ini dan mempersiapkan hatiku untuk segala sesuatu yang akan datang. Aku berdoa dalam nama Yesus yang berharga, amin.

Renungan Harian: Bangkitlah, hai pintu-pintu yang kekal, supaya masuklah Sang Raja…

“Bangkitlah, hai pintu-pintu yang kekal, supaya masuklah Sang Raja Kemuliaan” (Mazmur 24:9).

Anda perlu memahami bahwa jiwa Anda, secara hakikat, adalah sebuah pusat yang kudus — sebuah tempat tinggal yang dipersiapkan oleh Allah, sebuah kerajaan potensial di mana Sang Raja sendiri ingin berdiam. Namun, agar Sang Penguasa benar-benar dapat menduduki takhta itu, sangat penting bagi Anda untuk merawat tempat ini dengan sungguh-sungguh. Jiwa Anda harus bersih dari dosa yang belum diakui, tenang menghadapi ketakutan, dan teguh selama pencobaan serta kesulitan. Pembersihan batin ini, kedamaian yang tetap, tidak berasal dari dunia maupun usaha manusia — melainkan berasal dari sesuatu yang jauh lebih tinggi dan berkuasa.

Bagaimana kita bisa memperoleh kedamaian ini di dunia yang begitu kacau, di mana musuh menguasai begitu banyak hati? Jawabannya lebih sederhana daripada yang banyak orang pikirkan, meskipun menuntut kesetiaan: cukup dengan memutuskan untuk menaati Hukum Allah yang berkuasa. Di dalamnya terdapat rahasia kestabilan rohani. Ada kuasa nyata dan aktif dalam perintah-perintah Tuhan — kuasa yang mengubah, menguatkan, dan melindungi. Namun, kuasa ini hanya dikenal oleh mereka yang benar-benar tunduk pada kehendak Allah dengan tulus dan tekun.

Dalam ketaatanlah kita menemukan segala kebaikan yang telah disediakan Sang Pencipta bagi ciptaan-Nya: damai, petunjuk, penghiburan, keamanan, dan di atas segalanya, persekutuan dengan Dia. Sayangnya, banyak orang, tertipu oleh ilusi musuh, menolak jalan ini dan kehilangan berkat-berkat luar biasa yang terkait dengan ketaatan. Namun Anda bisa memilih berbeda. Anda bisa memutuskan hari ini juga untuk menjadikan jiwa Anda tempat yang layak bagi kehadiran Sang Raja, cukup dengan menaati Hukum-Nya — yang teguh, kekal, dan penuh kehidupan. -Diadaptasi dari Miguel Molinos. Sampai besok, jika Tuhan mengizinkan.

Berdoa bersama saya: Allah yang terkasih, aku bersyukur kepada-Mu karena Engkau telah menyatakan bahwa jiwaku adalah tempat yang kudus, diciptakan untuk menjadi tempat kediaman-Mu. Namun agar itu terjadi, aku harus merawat tempat ini dengan sungguh-sungguh — membersihkan dosa, menghadapi ketakutan dengan iman, dan tetap teguh dalam pencobaan. Terima kasih karena Engkau tidak membiarkan aku sendirian dalam tugas ini, tetapi menawarkan jalan yang jelas dan berkuasa agar jiwaku menjadi layak bagi kehadiran-Mu.

Bapa, hari ini aku mohon agar Engkau menanamkan dalam diriku roh yang setia dan tekun, yang rindu menaati Hukum-Mu yang berkuasa dengan segenap hati. Ajarlah aku mencari kedamaian sejati yang hanya ditemukan dalam ketaatan, dan tolonglah aku menolak ilusi dunia ini yang mencoba mengalihkan fokusku dari-Mu. Kiranya jiwaku dikuatkan oleh perintah-perintah-Mu, disucikan oleh kehendak-Mu, dan diteguhkan oleh kehadiran-Mu. Berikan aku keberanian untuk tetap teguh di jalan ini, meskipun sulit, dan ubahlah batinku menjadi takhta yang layak bagi Raja segala raja.

Ya Allah Yang Mahakudus, aku menyembah dan memuji-Mu karena Engkau menciptakan jiwaku dengan tujuan dan telah menyatakan rahasia persekutuan sejati dengan-Mu. Putra-Mu yang terkasih adalah Pangeran dan Juruselamatku yang kekal. Hukum-Mu yang berkuasa bagaikan sungai kehidupan yang membasuh, menyucikan, dan memenuhi hatiku dengan damai dan petunjuk. Perintah-perintah-Mu bagaikan tembok cahaya, menjaga jiwaku dan membuatnya teguh, aman, dan penuh dengan kehadiran-Mu. Aku berdoa dalam nama Yesus yang berharga, amin.

Renungan Harian: Tuhan akan menuntun engkau senantiasa, memuaskan jiwamu…

“Tuhan akan menuntun engkau senantiasa, memuaskan jiwamu bahkan di tempat-tempat yang gersang dan akan menguatkan tulang-tulangmu; engkau akan seperti taman yang diairi dengan baik dan seperti mata air yang airnya tidak pernah habis” (Yesaya 58:11).

Serahkanlah dirimu sepenuhnya kepada pemeliharaan dan tuntunan Tuhan, sebagaimana seekor domba mempercayai gembalanya sepenuhnya. Tempatkan seluruh kepercayaanmu kepada-Nya, tanpa ragu. Meskipun hari ini engkau merasa seolah-olah berada di padang gurun—tempat yang kering, kosong, tanpa tanda-tanda kehidupan atau harapan, baik di dalam dirimu maupun di sekitarmu—ketahuilah bahwa Gembala kita sanggup mengubah tanah yang paling gersang menjadi padang rumput yang hijau. Apa yang tampak tandus di mata kita, di mata Allah hanyalah tanah yang siap untuk berbunga di bawah tangan-Nya.

Engkau mungkin membayangkan bahwa masih jauh untuk mencapai sukacita, damai, dan kelimpahan. Namun Tuhan dapat menjadikan tempat di mana engkau berada saat ini menjadi seperti itu: sebuah taman yang hidup, penuh keindahan, tujuan, dan pembaruan. Dia sanggup membuat padang gurun berbunga seperti mawar, meskipun segalanya tampak hilang. Itulah kekuatan Allah kita—membawa kehidupan di tempat yang sebelumnya hanya ada debu dan kesunyian. Dan rahasia untuk mengalami perubahan ini? Ada pada ketaatan kepada Hukum Allah yang kuat dan tak pernah gagal.

Itulah sebabnya Sang Pencipta memberikan perintah-perintah-Nya kepada kita: supaya kita mengetahui dengan jelas jalan menuju kebahagiaan di dunia ini. Kita tidak tersesat atau bingung—kita memiliki petunjuk yang pasti. Hukum Allah bagaikan peta yang dapat dipercaya di dunia yang kacau. Siapa yang mengikutinya, akan menemukan damai sejati, bahkan di masa-masa sulit. Dan di akhir perjalanan, jalan ketaatan ini akan membawa kita pada mahkota kekal di dalam Kristus Yesus, upah yang dijanjikan bagi semua yang hidup untuk menyenangkan Bapa. -Diadaptasi dari Hannah Whitall Smith. Sampai jumpa besok, jika Tuhan mengizinkan.

Berdoa bersama saya: Allah yang terkasih, aku bersyukur kepada-Mu karena aku dapat beristirahat sepenuhnya dalam pemeliharaan-Mu. Bahkan ketika jiwaku merasa berada di padang gurun, tanpa kehidupan atau harapan, Engkau tetap menjadi Gembalaku yang setia. Engkau melihat melampaui keterbatasanku dan mengubah tanah yang paling gersang menjadi padang rumput yang hijau. Apa yang tampak hilang bagiku, bagi-Mu hanyalah permulaan dari karya-Mu yang mulia.

Bapa, hari ini aku memohon agar Engkau menolongku untuk lebih percaya, lebih taat, dan menyerahkan diriku sepenuhnya kepada tuntunan yang berasal dari-Mu. Kiranya aku tidak menyimpang ke kanan atau ke kiri, melainkan tetap setia mengikuti jalan yang telah Engkau nyatakan melalui Hukum-Mu yang penuh kuasa. Ajarlah aku untuk melihat, bahkan di tengah kegersangan, benih-benih yang telah Engkau tanam, dan berikanlah aku hati yang menanti, percaya, dan taat. Aku tahu bahwa bahkan di tempat ini di mana aku berada sekarang, Engkau dapat membuat sukacita, damai, dan hidup yang berkelimpahan bertumbuh.

Oh, Allah Yang Mahakudus, aku menyembah dan memuji-Mu karena Engkau tidak pernah membiarkanku tanpa petunjuk. Anak-Mu yang terkasih adalah Pangeran dan Juruselamatku yang kekal. Hukum-Mu yang penuh kuasa bagaikan mata air yang memancar di tengah padang gurun, membawa kesegaran, keindahan, dan tujuan bagi jiwaku yang letih. Perintah-perintah-Mu bagaikan jalan yang aman yang menuntunku hari demi hari, hingga aku mencapai mahkota kekal yang telah Engkau sediakan bagi mereka yang mengasihi-Mu. Aku berdoa dalam nama Yesus yang berharga, amin.

Renungan Harian: Tuhan akan menggenapi rencana-Nya atas hidupku (Mazmur 138:8)

“Tuhan akan menggenapi rencana-Nya atas hidupku” (Mazmur 138:8).

Mengapa kita begitu khawatir tentang masa depan, padahal itu tidak berada dalam kendali kita? Ketika kita dengan cemas berusaha membentuk apa yang akan datang, membayangkan berbagai kemungkinan baik atau buruk menurut kehendak kita sendiri, kita justru memasuki wilayah yang hanya milik Allah. Itu bukan hanya sia-sia—itu adalah bentuk ketidakpercayaan yang halus. Allah memiliki rencana yang sempurna, dan upaya kita untuk mendahului atau mengendalikan rencana itu hanya akan menjauhkan kita dari damai sejahtera yang ingin Dia berikan. Dengan melakukan hal itu, kita berpaling dari saat ini, padahal di sinilah Tuhan sedang bekerja dalam hidup kita.

Kekhawatiran akan hari esok merampas dari kita sesuatu yang paling berharga: kehadiran Allah hari ini. Dan, ketika kita kehilangan fokus itu, kita membebani diri dengan kecemasan yang sebenarnya tidak pernah dimaksudkan untuk kita pikul. Damai sejati hanya dapat dialami ketika kita beristirahat dalam keyakinan bahwa masa depan ada di tangan Sang Pencipta. Dan ada satu cara pasti untuk memastikan masa depan itu akan baik—di dunia ini maupun untuk selama-lamanya: menerima dengan kerendahan hati aturan hidup yang telah Dia nyatakan kepada kita, yaitu perintah-perintah yang terkandung dalam Hukum-Nya yang penuh kuasa.

Jika kita harus mengkhawatirkan sesuatu, biarlah itu adalah ketaatan kita. Biarlah semangat kita tertuju pada hidup setia menjalankan setiap perintah yang Allah berikan melalui para nabi-Nya dan melalui Yesus dalam Injil. Inilah satu-satunya kekhawatiran yang layak kita pikul, sebab dari sinilah segalanya bergantung: damai kita, kekuatan kita, tujuan kita, dan pada akhirnya, keselamatan kita. Masa depan milik Allah, tetapi saat inilah kesempatan kita untuk memilih taat. -Disadur dari William Ellery Channing. Sampai jumpa besok, jika Tuhan mengizinkan.

Berdoa bersama saya: Allah yang terkasih, aku bersyukur kepada-Mu karena Engkau mengingatkanku bahwa masa depan bukan di tanganku, melainkan di tangan-Mu. Betapa seringnya aku membiarkan kecemasan menguasai diriku karena mencoba mengendalikan apa yang akan terjadi, lupa bahwa Engkau telah menyiapkan rencana yang sempurna bagiku. Engkau bekerja di masa kini, dan di sinilah, hari ini, aku harus hidup dengan iman, percaya, dan taat.

Bapa, hari ini aku memohon agar Engkau melepaskan beban kekhawatiran akan hari esok dari hatiku dan menanamkan semangat yang mendalam untuk taat pada kehendak-Mu. Ajarlah aku untuk beristirahat dalam keyakinan bahwa masa depan aman bersama-Mu, dan bahwa tanggung jawabku yang sejati adalah hidup setia saat ini, memelihara perintah-perintah-Mu dengan sukacita dan hormat. Kiranya setiap keputusanku dipimpin oleh terang Hukum-Mu yang penuh kuasa, agar aku tidak tersesat dalam ketakutan akan hal-hal yang belum terjadi.

Ya Allah Yang Mahakudus, aku menyembah dan memuji-Mu karena Engkau menawarkan damai sejati saat aku memilih percaya dan taat. Putra-Mu yang terkasih adalah Pangeran dan Juruselamatku yang kekal. Hukum-Mu yang penuh kuasa adalah jangkar yang kokoh yang meneguhkan aku di tengah dunia yang penuh ketidakpastian. Perintah-perintah-Mu adalah nyala api yang menerangi masa kini dan menuntun dengan pasti menuju masa depan mulia yang telah Engkau sediakan. Aku berdoa dalam nama Yesus yang berharga, amin.

Renungan Harian: Allah setia dan tidak akan membiarkan kamu dicobai melebihi…

“Allah setia dan tidak akan membiarkan kamu dicobai melebihi kekuatanmu” (1 Korintus 10:13).

Pencobaan tidak pernah lebih besar dari apa yang dapat kita tanggung. Allah, dalam hikmat dan belas kasih-Nya, mengetahui keterbatasan kita dan tidak pernah mengizinkan kita dicobai melebihi kemampuan kita. Jika semua pencobaan hidup datang sekaligus, itu akan menghancurkan kita. Namun Tuhan, seperti Bapa yang penuh kasih, mengizinkan pencobaan datang satu per satu — pertama satu, lalu yang lain, dan kadang diganti dengan yang ketiga, mungkin lebih berat, tetapi selalu dalam batas yang bisa kita tanggung. Dia mengukur setiap pencobaan dengan tepat, dan meskipun kita terluka, kita tidak dihancurkan. Dia tidak pernah mematahkan buluh yang sudah terkulai.

Namun, adakah sesuatu yang dapat kita lakukan agar lebih mampu menghadapi pencobaan-pencobaan ini? Ya, ada. Dan jawabannya ada pada ketaatan. Semakin kita berkomitmen untuk menaati Hukum Allah yang berkuasa, semakin Tuhan memperlengkapi kita untuk bertahan. Pencobaan mulai kehilangan kekuatannya, dan seiring waktu, menjadi semakin jarang dan kurang intens. Hal ini terjadi karena, saat kita taat, kita memberi ruang bagi Roh Kudus untuk tinggal terus-menerus di dalam kita. Kehadiran-Nya menguatkan, melindungi, dan menjaga kita tetap waspada.

Hukum Allah tidak hanya membimbing kita, tetapi juga menopang kita. Hukum itu menempatkan kita pada posisi rohani yang kokoh, dalam persekutuan dan damai dengan Bapa. Dan di tempat inilah pencobaan memiliki ruang, suara, dan kuasa yang lebih sedikit. Ketaatan menjaga kita. Ia mengubah kita dari dalam ke luar dan menuntun kita pada hidup yang penuh kewaspadaan, keseimbangan, dan kebebasan sejati di dalam Allah. -Diadaptasi dari H. E. Manning. Sampai besok, jika Tuhan mengizinkan.

Berdoa bersama saya: Allah yang terkasih, aku bersyukur kepada-Mu karena Engkau adalah Bapa yang penuh belas kasih dan hikmat, yang tidak pernah membiarkan aku dicobai melebihi kekuatanku. Engkau mengenal keterbatasanku dan mengukur setiap pencobaan dengan tepat, mengizinkan datang satu per satu, pada waktu yang tepat, dengan tujuan dan kasih. Meskipun aku terluka, Engkau menopangku dan tidak membiarkan aku dihancurkan. Terima kasih karena Engkau merawatku dengan begitu sabar, dan karena Engkau menunjukkan bahwa bahkan dalam perjuangan, Engkau sedang membentuk dan menguatkanku.

Bapa, hari ini aku memohon agar Engkau menolongku menghadapi pencobaan dengan lebih waspada dan teguh. Ajarlah aku mencari kekuatan yang datang dari ketaatan pada Hukum-Mu yang berkuasa. Kiranya aku tidak menyerah pada suara kelemahan atau berdiam diri di hadapan dosa, tetapi memilih setiap hari untuk hidup dalam kesetiaan. Berikan aku hati yang teguh, rela taat, agar Roh Kudus-Mu tinggal di dalamku terus-menerus dan menjagaku tetap waspada, terlindungi, dan dikuatkan.

Oh, Allah Yang Maha Kudus, aku menyembah dan memuji-Mu karena Engkau menawarkan jalan kemenangan yang aman atas kejahatan. Putra-Mu yang terkasih adalah Pangeran dan Juruselamatku yang kekal. Hukum-Mu yang berkuasa bagaikan perisai rohani yang melindungiku dalam pertempuran jiwa dan menegakkanku di atas batu karang yang tak tergoyahkan. Perintah-perintah-Mu bagaikan tembok cahaya yang mengelilingi dan membimbingku menuju hidup yang seimbang, waspada, dan kebebasan sejati di dalam Engkau. Aku berdoa dalam nama Yesus yang berharga, amin.