Arsip Kategori: Devotionals

Renungan Harian: “TUHAN adalah gembalaku, takkan kekurangan aku. Ia membaringkan aku di…

“TUHAN adalah gembalaku, takkan kekurangan aku. Ia membaringkan aku di padang yang hijau, Ia membimbing aku ke air yang tenang” (Mazmur 23:1-2).

Tuhan tidak pernah salah dalam menuntun kita. Bahkan ketika jalan tampak berat dan pemandangan di depan menakutkan, Sang Gembala tahu persis di mana padang rumput yang paling akan menguatkan kita. Kadang-kadang, Dia menuntun kita ke lingkungan yang tidak nyaman, di mana kita menghadapi perlawanan atau pencobaan. Namun, di mata-Nya, tempat-tempat itu adalah ladang yang subur—dan di sanalah iman kita dipelihara dan karakter kita dibentuk.

Kepercayaan sejati tidak menuntut penjelasan. Peran kita bukanlah untuk memahami semua alasan, melainkan menaati arahan Tuhan, meskipun air di sekitar kita tampak bergelora. Hukum Tuhan yang luar biasa menunjukkan bahwa, dengan setia mengikuti jalan yang Dia tunjukkan, bahkan gelombang penderitaan bisa menjadi sumber kesegaran. Keamanan terletak pada mengikuti—dengan hati yang teguh—jalan yang diungkapkan oleh Dia yang menciptakan kita.

Taat membawa berkat, pembebasan, dan keselamatan. Tuhan tahu apa yang dibutuhkan setiap jiwa, dan Dia menuntun dengan sempurna mereka yang memilih mendengarkan suara-Nya. Jika Anda ingin bertumbuh, dikuatkan, dan diutus kepada Sang Anak, terimalah tempat di mana Bapa menempatkan Anda hari ini—dan berjalanlah dengan keyakinan, memelihara diri dengan petunjuk kekal dari Tuhan. -Diadaptasi dari Hannah Whitall Smith. Sampai jumpa besok, jika Tuhan mengizinkan.

Berdoa bersama saya: Bapa yang setia, meskipun aku tidak memahami jalannya, aku memilih untuk percaya kepada-Mu. Engkaulah Gembala yang mengetahui setiap langkah sebelum aku melangkah, dan aku tahu bahwa tidak ada yang menuntunku tanpa tujuan kasih. Bawalah aku untuk lebih percaya, bahkan di tengah kesulitan.

Ajarkan aku untuk berbaring di samping air yang Engkau pilih untukku, entah itu tenang atau bergelora. Kiranya aku dapat melihat dengan mata-Mu dan belajar menerima segala sesuatu yang telah Engkau siapkan untuk pertumbuhanku. Semoga aku tidak pernah meragukan arahan-Mu, melainkan mengikuti dengan ketaatan dan rasa syukur.

Oh, Allah yang terkasih, aku bersyukur kepada-Mu karena Engkau adalah Gembala yang sempurna, yang menuntunku bahkan di lembah yang gelap. Putra-Mu yang terkasih adalah Pangeran dan Juruselamatku yang kekal. Hukum-Mu yang berkuasa adalah padang hijau yang memberi makan jiwaku. Perintah-Mu adalah air hidup yang menyucikan dan menguatkanku. Aku berdoa dalam nama Yesus yang berharga, amin.

Renungan Harian: Mereka yang mengenal nama-Mu percaya kepada-Mu, sebab Engkau, Tuhan,…

“Mereka yang mengenal nama-Mu percaya kepada-Mu, sebab Engkau, Tuhan, tidak pernah meninggalkan orang yang mencari-Mu” (Mazmur 9:10).

Kegaduhan dunia di sekitar kita terus-menerus berusaha mencuri perhatian kita dan menjauhkan kita dari apa yang benar-benar penting. Namun, ada undangan ilahi untuk masuk ke gerbang hati kita sendiri dan tinggal di sana. Di tempat yang intim dan sunyi inilah kita dapat mendengar dengan jelas arahan lembut dari Tuhan bagi hidup kita. Ketika kita berhenti mencari jawaban di luar dan mulai mencari di dalam, dipandu oleh hadirat Tuhan, kita menyadari bahwa Dia selalu memiliki sesuatu untuk ditunjukkan kepada kita—sebuah jalan, sebuah pilihan, sebuah penyerahan.

Dan ketika Dia menunjukkan jalan kepada kita, menjadi tanggung jawab kita untuk melangkah dengan benar. Ada keindahan dan kuasa dalam mengikuti petunjuk dari Pencipta kita—petunjuk yang telah Dia nyatakan dalam perintah-perintah-Nya yang agung. Saat kita menerima kehendak-Nya dalam kehidupan sehari-hari, kita membuktikan bahwa hati kita tertuju pada perkara-perkara di atas. Ini bukan soal mencari pengalaman emosional, melainkan menjalani hidup yang didasarkan pada ketaatan yang mengubah, menopang, dan memuliakan Dia yang telah membentuk kita.

Tuhan hanya menyatakan rencana-Nya kepada orang-orang yang taat. Setiap hari baru, kita memiliki kesempatan untuk dipimpin oleh-Nya dengan aman dan penuh tujuan. Jika kita ingin datang kepada Yesus dan menerima segala yang telah disiapkan Bapa bagi kita, kita harus berjalan dengan tulus di hadapan firman-Nya. Bapa memberkati dan mengutus orang-orang yang taat kepada Anak untuk menerima pengampunan dan keselamatan. Pilihlah untuk taat, dan bersiaplah untuk melihat janji-janji Tuhan digenapi. -Diadaptasi dari John Tauler. Sampai besok, jika Tuhan mengizinkan.

Berdoa bersama saya: Bapa yang terkasih, tolonglah aku untuk membungkam suara-suara dari luar yang mencoba membingungkan langkahku. Bawalah aku ke tempat damai di dalam hati di mana aku dapat mendengar suara-Mu dengan jelas dan menemukan keamanan dalam rencana-Mu. Biarlah jiwaku belajar untuk beristirahat di dalam Engkau.

Berikan aku hikmat untuk mengenali kehendak-Mu dalam setiap keputusan kecil hari-hariku. Ajarkan aku untuk menghargai jalan-jalan yang telah Engkau tetapkan sejak semula, sebab aku tahu di sanalah kebaikan sejati bagi hidupku. Jangan biarkan aku berjalan dengan tergesa-gesa, tetapi dengan keteguhan dan hormat.

Oh, Tuhan yang terkasih, aku bersyukur karena Engkau telah menunjukkan bahwa rahasia damai adalah mendengar dan mengikuti suara-Mu. Putra-Mu yang terkasih adalah Pangeran dan Juruselamatku yang kekal. Hukum-Mu yang penuh kuasa bagaikan sungai hikmat yang mengairi hatiku. Perintah-perintah-Mu adalah jalan yang aman yang menuntun jiwaku kepada kehidupan. Aku berdoa dalam nama Yesus yang berharga, amin.

Renungan Harian: “Engkau akan menjaga dalam damai sejahtera orang yang pikirannya teguh…

“Engkau akan menjaga dalam damai sejahtera orang yang pikirannya teguh pada-Mu; sebab ia percaya kepada-Mu” (Yesaya 26:3)

Adalah hal yang wajar jika hati kita merasa takut menghadapi perubahan dan ketidakpastian hidup, tetapi Allah mengundang kita untuk mengambil sikap yang berbeda: kepercayaan penuh bahwa Dia, Bapa kekal kita, akan memelihara kita dalam segala keadaan. Tuhan tidak hanya bersama kita hari ini — Dia sudah hadir di hari esok. Tangan yang menopangmu sampai saat ini akan tetap teguh, menuntun langkahmu, bahkan ketika kekuatanmu habis. Dan ketika engkau tak lagi mampu berjalan, Dia sendiri akan menggendongmu dalam pelukan kasih-Nya.

Ketika kita memilih untuk hidup dengan kepercayaan ini, kita menyadari betapa hidup menjadi lebih ringan dan teratur. Namun, damai sejahtera ini hanya mungkin terjadi ketika kita meninggalkan dugaan-dugaan cemas dan berbalik kepada perintah-perintah Tuhan yang agung. Melalui perintah-perintah itulah kita belajar hidup dengan keseimbangan dan keberanian. Hukum Allah yang luar biasa itu tidak hanya mengajar kita — ia juga menguatkan dan membentuk kita untuk menghadapi pencobaan dengan martabat, tanpa keputusasaan.

Maka, percayalah kepada Allah yang tak pernah gagal. Jadikanlah ketaatan kepada-Nya sebagai perlindunganmu yang aman. Bapa memberkati dan mengutus orang-orang yang taat kepada Anak untuk pengampunan dan keselamatan. Jangan biarkan dirimu dikuasai oleh ketakutan dan bayangan-bayangan yang melumpuhkan. Serahkanlah dirimu kepada tuntunan Tuhan, dan Dia sendiri yang akan memeliharamu, hari ini dan selamanya. -Disadur dari Francis de Sales. Sampai jumpa besok, jika Tuhan mengizinkan.

Berdoa bersama saya: Bapa yang setia, betapa sering aku membiarkan diriku dikuasai oleh pikiran-pikiran cemas dan ketakutan akan hal-hal yang bahkan belum terjadi. Hari ini aku menyatakan bahwa aku percaya kepada-Mu. Engkau telah memeliharaku sampai saat ini, dan aku percaya Engkau akan terus menopangku di setiap langkah perjalananku.

Pimpinlah aku, Tuhan, dengan hikmat-Mu. Tolong aku untuk menyingkirkan setiap pikiran yang tidak berasal dari-Mu, setiap kekhawatiran yang merampas damai sejahteraku. Aku ingin beristirahat dalam keyakinan bahwa, dalam segala hal, Engkau akan bersamaku, menguatkanku dan menuntunku dengan aman.

Oh, Tuhan yang terkasih, aku bersyukur kepada-Mu karena Engkau begitu baik kepadaku. Putra-Mu yang terkasih adalah Pangeran dan Juruselamatku yang kekal. Hukum-Mu yang berkuasa adalah tembok pelindung di sekelilingku dan terang di jalan yang gelap. Perintah-perintah-Mu adalah tempat perlindungan yang aman, penghiburan bagi yang menderita, dan jangkar bagi yang setia. Aku berdoa dalam nama Yesus yang berharga, amin.

Renungan Harian: “Karena itu, janganlah kamu khawatir akan hari esok, sebab…

“Karena itu, janganlah kamu khawatir akan hari esok, sebab hari esok mempunyai kesusahannya sendiri; cukuplah untuk hari ini kesusahannya sendiri” (Matius 6:34).

Ketika kita membiarkan kecemasan tentang masa depan menguasai hati kita, kita kehilangan kemampuan untuk melihat dengan jelas apa yang dituntut hari ini dari kita. Alih-alih menemukan kekuatan, kita justru menjadi lumpuh. Allah mengundang kita untuk fokus pada hari ini — untuk percaya bahwa roti hari ini akan disediakan, bahwa beban hari ini sudah cukup. Kita tidak perlu menumpuk hari-hari, atau memikul penderitaan dari waktu yang bahkan belum tiba. Ada hikmat dalam memberikan setiap hari ukuran perhatian dan usaha yang tepat.

Dan untuk dapat hidup seperti itu, dengan ketenangan dan keteguhan, kita membutuhkan acuan yang pasti. Perintah-perintah Tuhan yang luar biasa tidak hanya menuntun kita, tetapi juga menata pikiran kita dan membawa damai di dalam roh kita. Ketika kita membimbing hidup menurut Hukum yang indah yang Bapa nyatakan kepada hamba-hamba-Nya, kita menemukan irama hidup yang sehat, penuh, dan sejati. Ketaatan praktis inilah yang memampukan kita menyelesaikan setiap tugas hari ini dengan keberanian, tanpa menguras tenaga karena ketakutan akan hari esok.

Jika Anda ingin dikuatkan dan hidup dengan tujuan, kembalilah kepada apa yang Allah perintahkan. Bapa memberkati dan mengutus orang-orang yang taat kepada Anak untuk pengampunan dan keselamatan. Jangan hidup seperti orang yang berjalan dalam kegelapan, tersandung pada apa yang belum datang. Berjalanlah dengan keyakinan, berlandaskan kehendak Sang Pencipta, dan Anda akan melihat bagaimana Dia menyatakan rencana-Nya kepada mereka yang mendengarkan dan mengikuti-Nya. -Disadur dari John Frederick Denison Maurice. Sampai jumpa besok, jika Tuhan mengizinkan.

Berdoa bersama saya: Bapa yang terkasih, aku tahu bahwa begitu sering aku khawatir tentang apa yang akan datang dan akhirnya gagal menjalani hari yang Engkau berikan dengan baik. Ajarlah aku untuk lebih dalam percaya kepada-Mu. Kiranya aku dapat beristirahat dalam pemeliharaan-Mu, mengetahui bahwa Engkau sudah ada di hari esokku.

Berikan aku hikmat untuk menggunakan waktuku hari ini dengan baik. Kiranya aku setia melakukan segala yang Engkau percayakan kepadaku, tanpa menunda, tanpa takut, tanpa mengeluh. Pimpinlah aku dengan Roh-Mu agar hidupku sederhana, produktif, dan tulus di hadapan-Mu.

Oh, Allahku, aku bersyukur kepada-Mu atas segalanya. Putra-Mu yang terkasih adalah Pangeran dan Juruselamatku yang kekal. Hukum-Mu yang penuh kuasa adalah petunjuk yang teguh bagi langkahku dan perlindungan yang aman bagi jiwaku. Perintah-perintah-Mu adalah harta keadilan, kehidupan, dan damai sejahtera. Aku berdoa dalam nama Yesus yang berharga, amin.

Renungan Harian: “Barangsiapa setia dalam perkara kecil, ia juga setia dalam perkara…

“Barangsiapa setia dalam perkara kecil, ia juga setia dalam perkara besar; dan barangsiapa tidak benar dalam perkara kecil, ia juga tidak benar dalam perkara besar” (Lukas 16:10).

Tidak ada yang kecil atau tidak berarti ketika berasal dari tangan Allah. Apa pun yang Dia minta, sekecil apa pun di mata kita, menjadi besar — karena besar Dia yang memerintahkan. Hati nurani yang terbangun oleh suara Tuhan tidak boleh diabaikan. Ketika kita tahu bahwa Allah memanggil kita untuk sesuatu, bukanlah hak kita untuk menilai pentingnya, melainkan cukup taat dengan kerendahan hati.

Di sinilah ketaatan pada Hukum Allah yang agung memperoleh keindahannya. Setiap perintah, setiap petunjuk yang diungkapkan dalam Kitab Suci, adalah kesempatan bagi kita untuk ditemukan setia. Bahkan apa yang dunia anggap remeh — detail, gerakan sederhana, perhatian sehari-hari — dapat menjadi sumber berkat jika dilakukan dengan kesetiaan. Perintah-perintah luhur dari Pencipta kita tidak bergantung pada penilaian kita: semuanya memiliki nilai kekal.

Jika kita memilih untuk taat dengan keberanian dan sukacita, Tuhan akan mengurus sisanya. Dia akan memberi kekuatan untuk tantangan besar ketika Ia mendapati kita setia dalam tugas-tugas sederhana. Kiranya hari ini kita ditemukan taat, dan kiranya Bapa, saat melihat kesetiaan kita, mengutus kita kepada Putra-Nya yang terkasih untuk menerima hidup yang kekal. -Diadaptasi dari Jean Nicolas Grou. Sampai jumpa besok, jika Tuhan mengizinkan.

Berdoa bersama saya: Bapa Surgawi, seringkali aku menganggap kecil hal-hal yang Engkau letakkan di hadapanku. Ampunilah aku karena tidak menyadari bahwa segala sesuatu yang berasal dari-Mu adalah berharga. Ajarlah aku untuk mendengarkan suara-Mu dan tidak meremehkan setiap tugas yang Engkau percayakan kepadaku.

Berikan aku hati yang berani, rela taat kepada-Mu dalam segala hal, bahkan dalam hal-hal yang tampak sederhana atau tersembunyi dari mata orang lain. Kiranya aku belajar menghargai setiap perintah-Mu sebagai petunjuk langsung dari surga. Jangan biarkan aku menilai kehendak-Mu dengan logikaku yang terbatas.

Aku ingin hidup dalam kesetiaan yang terus-menerus. Putra-Mu yang terkasih adalah Pangeran dan Juruselamatku yang kekal. Hukum-Mu yang penuh kuasa adalah nyala api yang menerangi langkah orang benar, bahkan di jalan yang paling sempit. Perintah-perintah-Mu yang luhur adalah benih kekal yang ditanam di tanah subur ketaatan. Aku berdoa dalam nama Yesus yang berharga, amin.

Renungan Harian: “Tunjukkanlah kepadaku jalan-jalan-Mu, ya Tuhan, ajarkanlah kepadaku…

“Tunjukkanlah kepadaku jalan-jalan-Mu, ya Tuhan, ajarkanlah kepadaku jalan-jalan-Mu” (Mazmur 25:4).

Ada sesuatu yang mengubahkan dalam hidup dengan mata yang waspada terhadap detail-detail dalam keseharian kita. Ketika kita menyadari bahwa Allah memperhatikan bahkan kebutuhan kita yang paling kecil, hati kita dipenuhi dengan rasa syukur yang sejati. Sejak masa kanak-kanak, tangan-Nya telah menuntun kita — selalu dalam berkat. Bahkan teguran yang kita terima sepanjang hidup, ketika dipandang dengan iman, ternyata merupakan salah satu anugerah terbesar yang pernah kita alami.

Namun, kesadaran ini tidak seharusnya hanya membuat kita bersyukur — ia juga harus mendorong kita untuk taat. Semakin kita mengenali pemeliharaan Bapa yang terus-menerus, semakin kita memahami bahwa respons yang paling adil adalah mengikuti Hukum-Nya yang penuh kuasa. Perintah-perintah luar biasa dari Sang Pencipta bukanlah beban, melainkan hadiah — mereka menunjukkan kepada kita jalan kehidupan, kebijaksanaan, dan persekutuan dengan-Nya.

Siapa yang berjalan di jalan ketaatan ini hidup di bawah terang Tuhan. Dan di tempat kesetiaan inilah Bapa memberkati kita dan mengutus kita kepada Anak-Nya yang terkasih, untuk menerima pengampunan dan keselamatan. Tidak ada jalan yang lebih aman, lebih penuh, dan lebih benar daripada menaati Allah kita. -Diadaptasi dari Henry Edward Manning. Sampai jumpa besok, jika Tuhan mengizinkan.

Berdoa bersama saya: Bapa yang terkasih, terima kasih karena Engkau telah menunjukkan bahwa kehadiran-Mu ada dalam setiap detail hidupku. Terima kasih untuk setiap perhatian kecil, untuk setiap saat Engkau menopangku bahkan ketika aku tidak menyadarinya. Hari ini aku mengakui bahwa segala yang aku miliki berasal dari tangan-Mu.

Aku ingin hidup lebih sadar akan kehendak-Mu. Berikanlah aku hati yang taat, yang tidak hanya memuji-Mu dengan kata-kata, tetapi juga dengan tindakan. Kiranya hidupku ditandai dengan kesetiaan dan keputusan teguh untuk berjalan menurut jalan-Mu yang ajaib.

Tuhan, aku ingin mengikuti-Mu dengan segenap hati. Anak-Mu yang terkasih adalah Pangeran dan Juruselamatku yang kekal. Hukum-Mu yang penuh kuasa adalah melodi yang teguh dan tetap yang menuntun langkahku. Perintah-perintah-Mu yang agung adalah mutiara-mutiara berharga yang Engkau tanamkan di jalanku. Aku berdoa dalam nama Yesus yang berharga, amin.

Renungan Harian: “Siapakah yang akan naik ke gunung TUHAN? Siapakah yang akan berdiri…

“Siapakah yang akan naik ke gunung TUHAN? Siapakah yang akan berdiri di tempat-Nya yang kudus? Orang yang bersih tangannya dan murni hatinya” (Mazmur 24:3-4).

Tujuan akhir dari semua jiwa yang berjalan menuju surga adalah Kristus. Dia berada di pusat karena Dia berhubungan sama dengan semua yang menjadi milik Allah. Segala sesuatu yang ada di pusat adalah milik bersama semua orang — dan Kristus adalah titik pertemuan. Dia adalah tempat perlindungan, gunung yang aman ke mana semua orang harus naik. Dan siapa yang naik ke gunung ini tidak boleh turun lagi.

Di sanalah, di puncak, terdapat perlindungan. Kristus adalah gunung perlindungan, dan Dia berada di sebelah kanan Bapa, karena Dia telah naik ke surga setelah dengan sempurna memenuhi kehendak ilahi. Tetapi tidak semua orang sedang menuju gunung ini. Janji itu bukan untuk sembarang orang. Hanya mereka yang benar-benar percaya dan taat yang memiliki akses ke tempat perlindungan kekal yang disediakan Allah.

Mempercayai bahwa Yesus diutus oleh Bapa adalah hal yang penting — tetapi itu belum cukup. Jiwa harus menaati Hukum Allah yang berkuasa, yang dinyatakan oleh para nabi Perjanjian Lama dan oleh Yesus sendiri. Iman yang sejati berjalan seiring dengan ketaatan yang tulus. Hanya mereka yang percaya dan taat yang diterima oleh Kristus dan dibawa ke tempat yang telah disiapkan-Nya. -Diadaptasi dari Agustinus dari Hippo. Sampai besok, jika Tuhan mengizinkan.

Berdoa bersama saya: Tuhan Allahku, aku bersyukur kepada-Mu karena Engkau telah menempatkan Anak-Mu di pusat segalanya, sebagai batu karangku yang teguh dan perlindungan kekalku. Aku tahu bahwa di luar Kristus tidak ada keselamatan, dan kepada-Nyalah aku ingin datang setiap hari dalam hidupku.

Kuatkanlah imanku agar aku benar-benar percaya bahwa Yesus diutus oleh-Mu. Dan berikanlah aku hati yang taat, supaya aku dengan tulus melaksanakan seluruh Hukum-Mu yang berkuasa dan perintah-perintah yang Engkau sampaikan melalui para nabi dan Anak-Mu sendiri. Aku tidak hanya ingin naik ke gunung itu — aku ingin tetap tinggal di sana, teguh dalam ketaatan dan iman.

Oh, Allah Yang Mahakudus, aku menyembah dan memuji-Mu karena Engkau telah menunjukkan kepadaku jalan keselamatan. Anak-Mu yang terkasih adalah Pangeran dan Juruselamatku yang kekal. Hukum-Mu yang berkuasa adalah jalan terjal yang membawa ke puncak hadirat-Mu. Perintah-perintah-Mu yang kudus adalah seperti anak tangga yang kokoh yang menjauhkan aku dari dunia dan mendekatkan aku ke surga. Aku berdoa dalam nama Yesus yang berharga, amin.

Renungan Harian: “Demikian pula, setiap orang di antara kamu yang tidak melepaskan…

“Demikian pula, setiap orang di antara kamu yang tidak melepaskan segala sesuatu yang dimilikinya, tidak dapat menjadi murid-Ku” (Lukas 14:33).

Yesus sangat jelas: siapa yang ingin diselamatkan harus menyangkal dirinya sendiri. Ini berarti menolak kehendak sendiri dan sepenuhnya tunduk pada kehendak Allah. Seseorang tidak lagi berusaha menyenangkan dirinya sendiri, atau meninggikan diri, melainkan melihat dirinya sebagai yang paling membutuhkan belas kasihan Sang Pencipta. Ini adalah panggilan untuk meninggalkan kesombongan dan melepaskan segala sesuatu — demi kasih kepada Kristus.

Menyangkal diri juga berarti melepaskan pesona dunia ini: penampilannya, keinginannya, janji-janji kosongnya. Hikmat manusia dan karunia alami, seberapa pun mengagumkannya, tidak boleh menjadi dasar kepercayaan. Hamba sejati belajar bergantung hanya kepada Allah, menolak segala bentuk kepercayaan pada daging atau makhluk ciptaan.

Transformasi ini hanya mungkin terjadi ketika ada ketaatan pada Hukum Allah yang berkuasa dan keterikatan yang tulus pada perintah-perintah-Nya yang kudus. Di jalan penyerahan dan ketundukan inilah jiwa belajar menolak kesombongan, ketamakan, keinginan daging, dan segala kecenderungan manusia lama. Hidup bagi Allah berarti mati bagi diri sendiri, dan hanya mereka yang mati bagi dunia yang dapat mewarisi yang kekal. -Diadaptasi dari Johann Arndt. Sampai jumpa besok, jika Tuhan mengizinkan.

Berdoa bersama saya: Tuhan Allahku, aku bersyukur karena Engkau memanggilku kepada hidup yang penuh penyerahan. Engkau tahu betapa lemahnya kehendakku dan betapa mudahnya aku jatuh ke dalam kesalahan, namun Engkau tetap mengundangku untuk hidup bagi-Mu.

Tolonglah aku untuk menyangkal diri setiap hari. Kiranya aku tidak mencari kepentinganku sendiri, tidak mengandalkan kemampuanku, dan tidak menginginkan kesia-siaan dunia ini. Ajarlah aku untuk melepaskan siapa diriku dan apa yang kumiliki, demi kasih kepada Putra-Mu, dan untuk taat sepenuh hati pada Hukum-Mu yang berkuasa dan perintah-perintah-Mu yang kudus.

Oh, Allah Yang Mahakudus, aku menyembah dan memuji-Mu karena Engkau menawarkan hidup baru kepadaku, jauh dari perbudakan egoku dan dekat dengan hati-Mu. Putra-Mu yang terkasih adalah Pangeran dan Juruselamatku yang kekal. Hukum-Mu yang berkuasa adalah jalan sempit yang menuntun pada kebebasan sejati. Perintah-Mu yang sempurna bagaikan pedang yang memotong manusia lama dan menyingkapkan keindahan ketaatan. Aku berdoa dalam nama Yesus yang berharga, amin.

Renungan Harian: Kepada Dia yang berkuasa untuk menjaga kamu supaya tidak jatuh dan…

“Kepada Dia yang berkuasa untuk menjaga kamu supaya tidak jatuh dan untuk menghadapkan kamu di hadapan kemuliaan-Nya tanpa cacat dan dengan sukacita yang besar” (Yudas 1:24).

Tentang Abraham tertulis bahwa ia tidak goyah terhadap janji itu. Inilah jenis keteguhan yang Allah ingin lihat pada semua orang yang percaya kepada-Nya. Tuhan ingin umat-Nya berjalan dengan begitu stabil sehingga tidak ada getaran pun yang terlihat di antara barisan-Nya, bahkan ketika menghadapi musuh. Kekuatan dalam perjalanan rohani terletak pada ketekunan—bahkan dalam hal-hal kecil.

Namun justru “hal-hal kecil” inilah yang paling sering membuat tersandung. Sebagian besar kejatuhan tidak datang dari pencobaan besar, melainkan dari gangguan dan sikap yang tampaknya sepele. Musuh mengetahui hal ini. Ia lebih suka menjatuhkan seorang hamba Allah dengan hal yang ringan seperti bulu, daripada dengan serangan besar. Itu memberinya kepuasan lebih—menang dengan hampir tanpa usaha.

Oleh karena itu, sangat penting agar jiwa berakar pada Hukum Allah yang berkuasa dan pada perintah-perintah-Nya yang indah. Melalui ketaatan yang setia, bahkan dalam keputusan-keputusan terkecil, hamba Allah tetap teguh. Ketika hidup selaras dengan kehendak Sang Pencipta, tersandung menjadi jarang, dan perjalanan menjadi tetap, berani, dan penuh kemenangan. -Diadaptasi dari A. B. Simpson. Sampai besok, jika Tuhan mengizinkan.

Berdoa bersama saya: Tuhan Allahku, aku bersyukur kepada-Mu karena Engkau memanggilku untuk berjalan dengan teguh, aman, tanpa keraguan. Engkau menghendaki aku maju dengan percaya diri, tanpa terpengaruh oleh hal-hal kecil.

Tolonglah aku untuk selalu waspada terhadap hal-hal kecil dalam keseharianku, agar tidak ada yang membuatku tersandung. Berikanlah aku hati yang disiplin, yang menghargai bahkan tindakan ketaatan yang paling kecil. Kiranya aku tidak pernah meremehkan godaan-godaan kecil, tetapi menghadapi semuanya dengan keberanian, percaya pada Hukum-Mu dan taat setia pada perintah-perintah-Mu.

Oh, Allah Yang Maha Kudus, aku menyembah dan memuji-Mu karena Engkau menopangku di setiap langkah. Anak-Mu yang terkasih adalah Pangeran dan Juruselamatku yang kekal. Hukum-Mu yang berkuasa adalah seperti dasar batu yang kokoh di bawah kakiku. Perintah-perintah-Mu yang indah adalah seperti penanda di jalan, mencegahku tersesat dan membimbingku dengan kasih. Aku berdoa dalam nama Yesus yang berharga, amin.

Renungan Harian: “Sebab Aku telah memilih dia, supaya ia memerintahkan kepada…

“Sebab Aku telah memilih dia, supaya ia memerintahkan kepada anak-anaknya dan kepada seisi rumahnya sesudah dia, supaya mereka tetap hidup menurut jalan Tuhan dengan melakukan keadilan dan kebenaran” (Kejadian 18:19).

Tuhan mencari orang-orang yang dapat Dia percayai. Inilah yang Dia nyatakan tentang Abraham: “Aku mengenal dia”—sebuah pernyataan kepercayaan yang begitu kuat, sehingga memungkinkan semua janji yang diberikan kepada Abraham digenapi. Tuhan benar-benar setia, dan Dia juga menginginkan manusia untuk teguh, stabil, dan dapat dipercaya.

Inilah tepatnya yang dimaksud dengan iman sejati: hidup dalam keputusan dan ketekunan. Tuhan mencari hati yang dapat Dia percayakan beban kasih-Nya, kuasa-Nya, dan janji-janji-Nya yang setia. Namun, Dia hanya mempercayakan berkat-Nya kepada mereka yang benar-benar taat kepada-Nya dan tetap teguh bahkan ketika mereka tidak memahami segalanya.

Kesetiaan yang nyata dimulai dengan ketaatan kepada Hukum Tuhan yang berkuasa dan pelaksanaan perintah-perintah-Nya yang luar biasa. Ketika satu jiwa ditemukan setia, Tuhan tidak membatasi apa yang bersedia Dia lakukan baginya. Kepercayaan-Nya berdiam atas orang yang berjalan dalam jalan-Nya dengan integritas, dan tidak ada satu pun janji yang akan gagal digenapi. -Diadaptasi dari A. B. Simpson. Sampai jumpa besok, jika Tuhan mengizinkan.

Berdoa bersama saya: Tuhan Allahku, aku bersyukur kepada-Mu karena Engkau adalah Allah yang ingin mempercayai aku. Engkau sepenuhnya setia, dan Engkau mengharapkan aku juga hidup dengan keteguhan dan ketaatan di hadapan-Mu.

Jadikanlah aku pribadi yang stabil, dapat dipercaya, dan bertekad untuk taat kepada-Mu dalam segala hal. Kiranya aku tidak terombang-ambing oleh emosi atau ketidakstabilan, tetapi hidupku teguh di atas Hukum-Mu yang berkuasa dan perintah-perintah-Mu yang luar biasa. Aku ingin Engkau dapat berkata: “Aku mengenal dia”, seperti yang Engkau katakan tentang hamba-Mu Abraham.

Oh, Allah Yang Mahakudus, aku menyembah dan memuji-Mu karena Engkau ingin bermitra denganku dalam karya-Mu. Putra-Mu yang terkasih adalah Pangeran dan Juruselamatku yang kekal. Hukum-Mu yang berkuasa adalah dasar yang kokoh tempat aku membangun kesetiaanku. Perintah-perintah-Mu adalah tiang-tiang kebenaran, di atasnya aku dapat hidup dengan keteguhan dan damai. Aku berdoa dalam nama Yesus yang berharga, amin.