Arsip Kategori: Devotionals

Hukum Allah: Renungan Harian: Dia menjawab: Kehadiran-Ku akan pergi bersamamu, dan Aku…

“Dia menjawab: Kehadiran-Ku akan pergi bersamamu, dan Aku akan memberimu ketenangan” (Keluaran 33:14).

Bagaimana kita benar-benar dapat beristirahat di dalam Tuhan? Jawabannya terletak pada penyerahan total. Selama kita hanya menawarkan sebagian dari hati kita, akan selalu ada kegelisahan di dalam diri kita. Bagian yang kita tahan — karena takut, bangga, atau ketidakpercayaan — akan terus menjadi sumber kegelisahan yang diam. Namun ketika kita menyerah sepenuhnya, tanpa syarat, kita mulai mengalami ketenangan yang dalam, yang hanya dapat diberikan oleh Tuhan. Banyak pria dan wanita setia sepanjang sejarah telah mengalami ketenangan ini bahkan di tengah rasa sakit, kesepian, atau beban berat. Dan semua yang Tuhan telah menjadi bagi mereka, Dia juga ingin menjadi bagi Anda.

Ketenangan ini datang ketika kita menyerahkan kepada Tuhan bukan hanya kata-kata atau niat, tetapi kehidupan praktis kita: dengan disiplin, dengan hati nurani yang bersih, dan dengan komitmen yang tulus untuk menaati Hukum-Nya yang kuat. Di tempat kesetiaan inilah jiwa menghela napas lega. Damai Tuhan mulai mengisi setiap ruang yang sebelumnya dikuasai oleh kecemasan. Ini bukan tentang kesempurnaan, tetapi tentang ketulusan dan keputusan. Menaati perintah Tuhan bukanlah beban — itu adalah kunci yang membuka pintu ketenangan sejati.

Sayangnya, banyak yang terus menderita tanpa perlu karena mereka menolak menggunakan kunci yang begitu sederhana ini. Mereka mencari solusi di mana-mana, kecuali dalam ketaatan. Tetapi kebenarannya jelas: jiwa hanya menemukan ketenangan ketika berjalan di pusat kehendak Tuhan. Dan kehendak itu telah diungkapkan — dalam Kitab Suci, melalui para nabi dan Yesus sendiri. Siapa pun yang memutuskan untuk menaati, menemukan ketenangan yang tidak pernah bisa ditawarkan oleh dunia. -Diadaptasi dari Jean Nicolas Grou. Sampai jumpa besok, jika Tuhan mengizinkan.

Berdoa bersama saya: Tuhan yang terkasih, aku bersyukur kepada-Mu karena di dalam-Mu ada ketenangan yang nyata, dalam, dan dapat diakses oleh semua orang yang memilih untuk percaya sepenuhnya. Selama ini, aku mencoba beristirahat sebagian, hanya menyerahkan sebagian dari hatiku, tetapi selalu ada kegelisahan yang tersembunyi. Sekarang aku mengerti bahwa hanya ketika aku menyerah sepenuhnya — tanpa takut, tanpa syarat — aku bisa merasakan damai yang datang dari-Mu.

Bapa, hari ini aku memohon kepada-Mu agar Engkau membantuku menyerahkan bukan hanya kata-kata atau niat, tetapi seluruh hidupku — dengan disiplin, ketulusan, dan komitmen yang kuat untuk menaati Hukum-Mu yang kuat. Aku tidak ingin lagi mencari kelegaan di tempat yang tidak ada, atau hidup dipandu oleh jalanku sendiri. Tunjukkan padaku, hari demi hari, bagaimana berjalan di pusat kehendak-Mu, karena aku tahu di sanalah jiwa menemukan ketenangan sejati. Biarlah damai-Mu mengisi setiap ruang di dalam diriku, menggantikan kecemasan dengan kepercayaan dan ketakutan dengan harapan.

Oh, Tuhan Yang Mahakudus, aku memuja dan memuji-Mu karena Engkau menawarkan ketenangan kepada semua yang memutuskan untuk hidup bagi-Mu dengan kesetiaan. Putra-Mu yang terkasih adalah Pangeran dan Juruselamatku yang kekal. Hukum-Mu yang kuat adalah seperti tempat tidur air yang tenang, di mana jiwaku yang lelah beristirahat dengan aman. Perintah-Mu adalah seperti sayap lembut yang mengangkatku di atas kesulitan, membawaku ke tempat perlindungan kasih-Mu. Aku berdoa dalam nama Yesus yang berharga, amin.

Hukum Allah: Renungan Harian: Tuhan itu baik, tempat perlindungan pada waktu kesusahan;…

“Tuhan itu baik, tempat perlindungan pada waktu kesusahan; Ia mengenal orang-orang yang berlindung kepada-Nya” (Nahum 1:7).

Bagaimana kehendak kita menjadi dikuduskan? Ketika kita memutuskan dengan tulus untuk menyelaraskan setiap keinginan, setiap rencana, setiap niat dengan kehendak Tuhan. Ini berarti hanya menginginkan apa yang Dia inginkan dan dengan tegas menolak segala sesuatu yang tidak Dia kehendaki. Ini adalah pilihan harian dan sengaja untuk menggabungkan kehendak kita yang terbatas dan lemah dengan kehendak Sang Pencipta yang kuat dan sempurna, yang selalu memenuhi apa yang Dia tentukan. Ketika persatuan ini terjadi, jiwa kita menemukan ketenangan, karena tidak ada lagi yang mempengaruhi kita selain dari apa yang Tuhan sendiri izinkan.

Banyak yang berpikir bahwa kehendak Tuhan adalah misteri yang tidak dapat diakses, sulit untuk dipahami. Tetapi kenyataannya adalah bahwa itu telah diungkapkan dengan jelas dalam Kitab Suci, melalui Hukum Tuhan yang diumumkan oleh para nabi dan dikonfirmasi oleh Yesus. Kehendak Tuhan tertulis, terlihat, konkret. Siapa pun yang ingin mengetahui kehendak Bapa hanya perlu berbalik kepada Hukum-Nya, menaati dengan iman, dan berjalan dengan kerendahan hati. Tidak ada rahasia — ada arahan, ada cahaya, ada kebenaran.

Ketika kita menyerahkan keinginan dan rencana kita kepada kehendak Tuhan, kita mulai mengalami sesuatu yang melampaui logika manusia: kekuatan dan kebijaksanaan ilahi mengalir dalam diri kita. Jiwa menjadi kuat. Keputusan menjadi lebih tepat. Kedamaian terpasang. Berada dalam kehendak Tuhan adalah hidup di pusat tujuan kekal — dan tidak ada tempat yang lebih aman, lebih bijaksana, dan lebih diberkati dari itu. -Diadaptasi dari François Mothe-Fénelon. Sampai jumpa besok, jika Tuhan mengizinkan.

Berdoa bersama saya: Tuhan yang terkasih, aku bersyukur kepada-Mu karena telah menunjukkan bahwa pengudusan kehendakku dimulai dengan keputusan tulus untuk sepenuhnya selaras dengan kehendak-Mu. Betapa istimewanya bisa melepaskan keinginanku sendiri untuk merangkul apa yang Engkau kehendaki untukku. Engkau bukanlah Tuhan yang jauh — Engkau adalah Bapa yang penuh kasih yang dengan jelas mengungkapkan jalan yang benar melalui Firman-Mu.

Bapaku, hari ini aku memohon agar Engkau membantuku menggabungkan kehendakku yang rapuh dengan kehendak-Mu yang sempurna. Agar aku tidak tertipu oleh pikiran yang membingungkan atau gagasan bahwa kehendak-Mu tidak dapat dicapai. Engkau telah mengungkapkannya melalui Hukum suci-Mu, yang dikonfirmasi oleh Putra-Mu yang terkasih. Ajari aku untuk menaati dengan iman, berjalan dengan kerendahan hati, dan percaya bahwa Engkau selalu memenuhi apa yang Engkau tentukan.

Oh, Tuhan Yang Mahakudus, aku memuja dan memuji-Mu karena Engkau memilih untuk mengungkapkan kehendak-Mu dengan kasih dan kejelasan. Putra-Mu yang terkasih adalah Pangeranku yang kekal dan Juruselamatku. Hukum-Mu yang kuat adalah seperti api murni yang menghanguskan segala keegoisan dan memurnikan keinginan jiwa. Perintah-perintah-Mu adalah seperti kompas yang setia, menunjukkan dengan tegas ke pusat kehendak-Mu, di mana terdapat kedamaian, kekuatan, dan kebijaksanaan sejati. Aku berdoa dalam nama Yesus yang berharga, amin.

Hukum Allah: Renungan Harian: “…dalam hukum-Nya ia merenungkan siang dan malam, dan…

“…dalam hukum-Nya ia merenungkan siang dan malam, dan segala sesuatu yang dilakukannya akan berhasil” (Mazmur 1: 2-3).

Ketika jiwa belajar untuk sepenuhnya percaya kepada Tuhan, ia berhenti menghabiskan waktu dengan rencana yang tak berujung dan kekhawatiran tentang hari esok. Sebaliknya, ia menyerahkan diri kepada Roh Kudus yang berdiam di dalamnya dan kepada petunjuk yang jelas yang telah ditinggalkan oleh para nabi dan oleh Yesus dalam Kitab Suci. Penyerahan semacam ini membawa keringanan. Tidak ada lagi kebutuhan untuk terus-menerus mengukur kemajuan, atau melihat ke belakang mencoba menilai seberapa banyak yang telah dicapai. Jiwa hanya melangkah maju, dengan keteguhan dan ketenangan, dan justru karena tidak berpusat pada dirinya sendiri, ia semakin maju.

Hamba yang setia yang berjalan di jalan ini tidak hidup di bawah beban kekhawatiran atau keputusasaan. Jika kebetulan tersandung, ia tidak tenggelam dalam rasa bersalah — ia merendahkan diri, bangkit, dan melanjutkan dengan hati yang dikuatkan. Inilah keindahan menaati Hukum Allah yang kuat: tidak ada yang hilang. Bahkan kesalahan berubah menjadi pembelajaran, dan setiap langkah yang diambil dalam kesetiaan berubah menjadi berkat.

Raja Daud dengan bijaksana menyatakan bahwa orang yang merenungkan Hukum Tuhan siang dan malam akan berhasil dalam segala yang dilakukannya. Dan janji ini tetap hidup. Ketika kita memilih untuk mendengarkan suara Tuhan dan berjalan di jalan-Nya, jiwa berkembang, hidup selaras, dan damai menyertai kita. Bukan karena semuanya akan mudah, tetapi karena semuanya mulai masuk akal. Kemakmuran sejati adalah hidup untuk menyenangkan Sang Pencipta — dengan hati yang teguh, rendah hati, dan penuh iman. -Diadaptasi dari Jean Nicolas Grou. Sampai jumpa besok, jika Tuhan mengizinkan.

Berdoa bersama saya: Tuhan yang terkasih, aku bersyukur kepada-Mu karena Engkau menunjukkan bahwa aku dapat sepenuhnya percaya kepada-Mu dan beristirahat dalam kehendak-Mu. Ketika aku menyerahkan diri pada arahan-Mu dan melepaskan kecemasan akan hari esok, hatiku dipenuhi dengan damai. Aku tidak perlu lagi mengukur kemajuanku atau memikul beban harapan manusia. Cukup mengikuti suara-Mu dengan ketenangan dan kesetiaan, mengetahui bahwa Engkau bersamaku di setiap langkah. Terima kasih telah mengingatkan bahwa, dengan menyerahkan kendali kepada-Mu, aku menemukan keringanan dan kebebasan sejati.

Bapaku, hari ini aku memohon agar Engkau membantuku berjalan dengan kerendahan hati, bahkan ketika tersandung. Aku tidak ingin hidup terbelenggu oleh rasa bersalah, tetapi belajar dari kesalahanku dan melanjutkan dengan hati yang diperbarui. Semoga aku tidak pernah melupakan kuasa pemulihan-Mu, yang mengubah kegagalan menjadi pertumbuhan dan ketaatan menjadi berkat. Ajari aku untuk mencintai Hukum-Mu yang kuat dan percaya bahwa tidak ada yang hilang ketika aku berjalan di jalan-Mu.

Oh, Tuhan Yang Maha Kudus, aku menyembah dan memuji-Mu karena Firman-Mu hidup dan terus mengubah hidup. Anak-Mu yang terkasih adalah Pangeran dan Juruselamatku yang kekal. Hukum-Mu yang kuat adalah seperti pohon yang ditanam di tepi air, yang menghasilkan buah pada waktunya dan daunnya tidak pernah layu. Perintah-Mu adalah seperti madu di mulut dan kekuatan di hati. Aku berdoa dalam nama Yesus yang berharga, amin.

Hukum Allah: Renungan Harian: Tuhanlah yang menjaga engkau; Tuhanlah naunganmu…

“Tuhanlah yang menjaga engkau; Tuhanlah naunganmu di sebelah tangan kananmu” (Mazmur 121:5).

Salah satu tanda terbesar bahwa kita benar-benar selaras dengan waktu dan gerakan Tuhan adalah kehadiran ketenangan dan damai yang konstan di hati. Keadaan bisa berubah, tantangan bisa muncul, tetapi orang yang mengenali kehadiran Tuhan di setiap saat tetap teguh. Jika Tuhan datang dengan sinar matahari, kita merasakan sukacita dan kelegaan. Jika Dia datang di tengah badai, kita mengingat bahwa Dia adalah Tuhan atas segala sesuatu.

Ketika kita berdiri di hadapan kehadiran Yang Mahatinggi, jiwa menemukan apa yang paling diinginkannya: tempat yang aman, tenang, dan penuh kehidupan. Namun, kehadiran ini tidak dapat dicapai dengan sembarangan. Ada jalan, dan itu telah diungkapkan dalam Kitab Suci. Satu-satunya cara kita benar-benar dapat mendekat kepada Tuhan adalah melalui ketaatan kepada Hukum-Nya yang suci. Itulah jalan yang Dia sendiri tetapkan. Dan ketika kita memilih untuk mengikutinya, gerbang surga terbuka, dan kita memiliki akses ke Tahta kasih karunia dan belas kasihan.

Di hadapan Tahta inilah kita menemukan semua yang kita cari: penghiburan untuk kesedihan, damai untuk jiwa, pembebasan dari ikatan, dan keselamatan kekal. Di sana ada Bapa, menunggu kita dengan kasih. Dan di samping-Nya ada Putra, Juruselamat kita, yang menuntun kita ke tempat suci ini ketika kita memutuskan untuk taat. Tidak ada jalan lain. Damai dan keamanan sejati datang dari keputusan untuk hidup setia kepada kehendak Tuhan. -Diadaptasi dari Thomas C. Upham. Sampai besok, jika Tuhan mengizinkan.

Berdoa bersama saya: Tuhan yang terkasih, aku bersyukur kepada-Mu karena Engkau adalah damai sejahteraku yang konstan, bahkan ketika segala sesuatu di sekitarku tampak tidak stabil. Ketika aku mengenali kehadiran-Mu di setiap saat, hatiku menemukan ketenangan. Terima kasih telah mengajarkanku bahwa ketenangan sejati tidak datang dari ketiadaan masalah, tetapi dari kepastian bahwa Engkau adalah Tuhan atas segala sesuatu — termasuk setiap tantangan yang kuhadapi.

Bapaku, hari ini aku memohon agar Engkau membantuku hidup setia kepada jalan yang telah Engkau ungkapkan dalam Kitab Suci. Aku tahu bahwa hanya melalui ketaatan kepada Hukum-Mu yang suci aku benar-benar dapat mendekat kepada kehadiran-Mu. Bukalah mataku untuk memahami kedalaman kebenaran ini dan kuatkan hatiku untuk menapaki jalan ini dengan teguh. Semoga aku tidak mencari jalan pintas, atau mencoba mencapai-Mu dengan formula manusia, tetapi memilih untuk mengikuti-Mu seperti yang Engkau tetapkan — dengan hormat, penyerahan, dan kesetiaan.

Oh, Tuhan Yang Mahakudus, aku menyembah dan memuji-Mu karena Engkau telah membuka, oleh belas kasihan-Mu, jalan yang menuntunku ke Tahta kasih-Mu. Putra-Mu yang terkasih adalah Pangeran dan Juruselamatku yang kekal. Hukum-Mu yang kuat adalah seperti jembatan cahaya yang menghubungkan jiwa yang lelah ke surga yang mulia. Perintah-Mu adalah seperti sungai damai yang mengalir di dalam diriku, memberi makan imanku dan menopang jiwaku. Aku berdoa dalam nama Yesus yang berharga, amin.

Hukum Allah: Renungan Harian: Tetapi jika kita mengharapkan apa yang tidak kita lihat,…

“Tetapi jika kita mengharapkan apa yang tidak kita lihat, kita menantikannya dengan sabar” (Roma 8:25).

Bapa Surgawi kita menginginkan sesuatu yang luar biasa bagi masing-masing dari kita: jiwa yang indah, sempurna, dan penuh kemuliaan, yang suatu hari akan menghuni tubuh rohani yang kekal. Jika kita setidaknya bisa melihat sekilas realitas masa depan ini, kita akan memandang tantangan dan proses yang kita hadapi sekarang dengan cara yang berbeda. Apa yang hari ini tampak seperti usaha, disiplin, dan pengorbanan, sebenarnya adalah perawatan penuh kasih dari seorang Bapa yang sedang mempersiapkan kita untuk sesuatu yang jauh lebih besar daripada yang bisa kita bayangkan. Dia memiliki cita-cita untuk kita — dan itu jauh lebih tinggi daripada impian yang kita ciptakan sendiri.

Kita tahu bahwa Tuhan tidak terburu-buru. Mengubah makhluk yang rapuh dan fana menjadi anak yang abadi dan mulia adalah pekerjaan yang mendalam — dan memerlukan waktu. Namun ada sesuatu yang dapat membuat jalan ini lebih ringan: mendengarkan dan mengikuti instruksi yang telah diberikan Sang Pencipta kepada kita. Dia telah berbicara dengan jelas melalui para nabi dan melalui Putra-Nya, dan telah mencatat arah yang aman dalam Kitab Suci. Mengabaikan ini sama seperti menolak kompas di tengah perjalanan panjang.

Ketika kita mengambil keputusan tegas untuk mengikuti Hukum Allah yang kuat dengan setia, sesuatu yang luar biasa terjadi: surga mulai bergerak demi kebaikan kita. Kita merasakan Tuhan lebih dekat, tangan-Nya membimbing dan memberkati kita. Kita mulai belajar dari-Nya dengan cara yang lebih jelas, dan sinar pertama dari cahaya kekekalan menyentuh jalan kita. Ini adalah tanda bahwa kita berada di jalur yang benar — dan bahwa kemuliaan yang menanti kita sudah mulai bersinar. -Diadaptasi dari Annie Keary. Sampai jumpa besok, jika Tuhan mengizinkan.

Berdoa bersama saya: Tuhan yang terkasih, aku bersyukur kepada-Mu karena Engkau memimpikan sesuatu yang begitu luar biasa bagiku. Meskipun aku belum melihat seluruh kenyataan ini sekarang, aku memilih untuk percaya kepada-Mu. Bantu aku melihat tantangan saat ini sebagai bagian dari perawatan penuh kasih-Mu, membentuk karaktermu untuk sesuatu yang jauh melampaui impian duniawiku. Terima kasih karena tidak menyerah padaku dan terus bekerja, bahkan ketika aku tidak memahami segalanya.

Bapaku, hari ini aku memohon agar Engkau memberiku kesabaran untuk menerima waktu-Mu dan kerendahan hati untuk mengikuti instruksi yang telah Engkau tinggalkan melalui para nabi dan Putra-Mu yang terkasih. Aku tidak ingin menolak arahan-Mu, atau berjalan sia-sia dalam hidup ini. Ajari aku untuk menghargai setiap ajaran yang terkandung dalam Hukum-Mu yang kuat, karena aku tahu bahwa itu adalah kompas yang aman yang membimbingku menuju kehidupan kekal. Semoga aku tidak terganggu dengan rencana-rencanaku sendiri, tetapi tetap waspada terhadap suara-Mu, teguh dalam iman dan konsisten dalam ketaatan.

Oh, Tuhan Yang Mahakudus, aku menyembah dan memuji-Mu karena Engkau memilih untuk bekerja dalam diriku dengan kesabaran, seperti seorang tukang periuk yang membentuk karyanya dengan cinta dan kesempurnaan. Putra-Mu yang terkasih adalah Pangeran dan Juruselamatku yang kekal. Hukum-Mu yang kuat adalah seperti tangga cahaya, yang mengangkatku hari demi hari menuju kemuliaan kekal. Perintah-Mu adalah seperti nyala api pemurnian, yang membakar apa yang sia-sia dan mengungkapkan keindahan jiwa yang taat kepada-Mu. Aku berdoa dalam nama Yesus yang berharga, amin.

Hukum Allah: Renungan Harian: Dikatakan tuannya: Baik sekali, hamba yang baik dan…

“Dikatakan tuannya: Baik sekali, hamba yang baik dan setia… masuklah ke dalam kebahagiaan tuanmu” (Matius 25:23).

Bayangkan bagaimana rasanya hidup dengan cinta tanpa batas untuk Tuhan — menyerahkan kepada-Nya setiap pikiran, setiap sikap, setiap keinginan hati. Penyerahan semacam ini akan membawa kita pada kebahagiaan yang nyata, mendalam, yang tidak bergantung pada keadaan. Dan yang paling menakjubkan: sukacita ini tidak berhenti, ia tumbuh dengan setiap langkah ketaatan dan penyerahan.

Setiap pengorbanan yang dilakukan demi cinta kepada Tuhan membuka pintu-pintu rohani yang sebelumnya tertutup. Ketika kita memilih untuk menolak sesuatu bagi diri kita sendiri demi menyenangkan Tuhan, kita melangkah lebih dekat ke surga. Seolah-olah setiap penolakan yang tulus mendekatkan jiwa kita ke surga yang kekal. Namun, sayangnya, banyak yang masih enggan menaati Hukum Allah yang kuat karena mereka tidak dapat melihat manfaatnya. Ada berkat-berkat yang sudah terwujud di bumi ini, tetapi hadiah terbesar adalah menerima pengampunan dosa melalui Yesus dan mewarisi hidup yang kekal.

Berhenti dan pikirkan: apa di dunia ini yang dapat dibandingkan dengan kekekalan kebahagiaan penuh di hadirat Tuhan? Kesenangan sementara di dunia ini kecil, rapuh, dan sementara. Mereka menjanjikan banyak, tetapi memberikan sedikit. Sedangkan Tuhan memenuhi semua yang dijanjikan dan menawarkan kebahagiaan yang tidak pudar seiring waktu. Oleh karena itu, layak untuk melepaskan apa yang sementara demi apa yang kekal. Menaati Tuhan adalah satu-satunya jalan yang membawa kita pada pencapaian sejati. -Diadaptasi dari Frances Cobbe. Sampai jumpa besok, jika Tuhan mengizinkan.

Berdoa bersama saya: Tuhan yang terkasih, aku bersyukur kepada-Mu karena memanggilku untuk hidup dengan cinta tanpa batas, cinta yang menyerahkan setiap pikiran, setiap pilihan, dan setiap keinginan kepada-Mu. Betapa beruntungnya bisa mencintai-Mu dengan sungguh-sungguh — bukan dengan kata-kata kosong, tetapi dengan seluruh hidup yang tunduk pada kehendak-Mu. Dan semakin aku menaati-Mu, semakin aku mencintai-Mu, semakin aku mengenal-Mu, dan semakin aku merasa diubah oleh cinta yang menyembuhkan dan menguatkan ini.

Bapa, hari ini aku memohon agar Engkau membantuku melepaskan segala sesuatu yang menjauhkan aku dari-Mu. Tunjukkan padaku area dalam hidupku di mana aku masih menolak Hukum-Mu, dan berikan aku keberanian untuk menaati dengan tulus. Aku tahu bahwa ganjaran dari ketaatan tidak terukur — beberapa sudah aku rasakan di sini, tetapi yang terbesar adalah pengampunan yang aku terima dalam Yesus dan janji hidup kekal di sisi-Mu.

Oh, Tuhan Yang Maha Kudus, aku menyembah dan memuji-Mu karena hanya Engkau yang menawarkan sukacita yang tidak pudar dan damai yang tidak pecah. Anak-Mu yang terkasih adalah Pangeran dan Juruselamatku yang kekal. Hukum-Mu yang kuat adalah seperti jalan bercahaya yang menuntun jiwa yang lelah ke takhta belas kasihan. Perintah-Mu adalah seperti benih kehidupan yang ditanam di hati, menghasilkan buah kekal berupa damai, kesetiaan, dan harapan. Aku berdoa dalam nama Yesus yang berharga, amin.

Hukum Allah: Renungan Harian: Agar kita memiliki kehidupan yang damai dan tenang (1…

“Agar kita memiliki kehidupan yang damai dan tenang” (1 Timotius 2:2).

Setiap pagi, pilihlah untuk memulai hari dengan keputusan untuk menjaga kedamaian di hati. Persiapkan pikiran Anda dengan tenang dan jiwa Anda dengan kepercayaan kepada Tuhan. Sepanjang hari, ketika situasi mencoba merampas kedamaian itu, arahkan perhatian Anda kembali pada tujuan yang telah Anda tetapkan. Jika jatuh, jangan putus asa. Sebaliknya, akui apa yang terjadi, rendahkan diri dengan kelembutan di hadapan Tuhan dan cari, dengan ketenangan, untuk menemukan kembali stabilitas batin Anda. Katakan pada diri sendiri: “Tidak apa-apa, saya salah, tetapi saya akan bangkit dan lebih waspada ke depannya.”

Orang yang berjalan dalam ketaatan kepada Hukum Allah yang kuat tidak bebas dari kesalahan. Bahkan para pria dan wanita besar dalam Alkitab tersandung. Tetapi ada perbedaan penting: orang benar bangkit. Dia tahu bahwa darah Anak Domba cukup untuk membersihkannya dan menguatkannya. Dia terus berjalan, belajar dari kesalahan dan mempercayai belas kasihan ilahi. Semangat yang rendah hati dan tekad inilah yang membuatnya tetap teguh di jalan keselamatan dan persekutuan dengan Tuhan.

Sekarang, bagi mereka yang mengenal Hukum Allah dan memutuskan untuk mengabaikannya, situasinya sangat berbeda. Pilihan ini menutup pintu dan menghalangi tindakan Tuhan. Oleh karena itu, sangat penting untuk menjaga hati selaras dengan kehendak Tuhan dan memperhatikan Hukum-Nya. Hanya dengan demikian kita akan memiliki akses nyata ke Kerajaan, mengalami kedamaian sejati, pembebasan yang mengubah, dan pengampunan yang memulihkan. Semuanya dimulai dengan keputusan untuk taat — dan Tuhan menghormati siapa pun yang memilih untuk berjalan di jalan ini. -Diadaptasi dari F. de Sales. Sampai jumpa besok, jika Tuhan mengizinkan.

Berdoa bersama saya: Tuhan yang terkasih, aku bersyukur kepada-Mu karena Engkau memberiku satu hari lagi dan mengingatkanku bahwa kedamaian dimulai dengan sebuah pilihan. Pagi ini, aku memutuskan untuk mempersiapkan pikiranku dengan tenang dan hatiku dengan kepercayaan kepada-Mu. Ketika aku tersandung, bantulah aku untuk tidak putus asa, tetapi untuk merendahkan diri di hadapan-Mu dengan kelembutan, mengakui kesalahanku dan mencari untuk menemukan kembali keseimbangan dalam hadirat-Mu.

Bapaku, hari ini aku memohon kepada-Mu untuk memberiku hati yang waspada, peka terhadap suara-Mu dan siap untuk menaati Hukum-Mu. Aku tahu bahwa bahkan orang benar pun berbuat salah, tetapi yang membedakan mereka adalah mereka bangkit dengan kerendahan hati dan belajar dari kesalahan. Semoga ini juga menjadi semangatku — rendah hati, tekun, dan sepenuhnya bergantung pada pengampunan dan belas kasihan-Mu.

Oh, Tuhan Yang Mahakudus, aku menyembah dan memuji-Mu karena Engkau tidak menyembunyikan jalan kehidupan dariku, tetapi mengungkapkannya dengan kasih melalui Hukum-Mu yang kudus. Anak-Mu yang terkasih adalah Pangeran dan Juruselamatku yang kekal. Hukum-Mu yang kuat adalah seperti fondasi yang kokoh yang menopang hariku, bahkan ketika segala sesuatu di sekitarku goyah. Perintah-Mu adalah seperti mercusuar yang konstan, membimbing langkahku menuju kedamaian yang membebaskan dan pengampunan yang mengubah. Aku berdoa dalam nama Yesus yang berharga, amin.

Hukum Allah: Renungan Harian: Dengarkan aku, Tuhan, karena besar kasih setia-Mu;…

“Dengarkan aku, Tuhan, karena besar kasih setia-Mu; pandanglah aku menurut belas kasihan-Mu yang berlimpah” (Mazmur 69:16).

Ah, jika Anda benar-benar dapat menyadari ini dengan hati: Tuhan melihat setiap penderitaan Anda dengan mata penuh belas kasihan. Dia tidak hanya berada di samping Anda dalam saat-saat sulit, tetapi Dia juga berkuasa untuk mengubah bahkan rasa sakit menjadi berkat. Oleh karena itu, jangan menyerah pada kesedihan. Jangan memupuk ketidakpuasan. Alih-alih berfokus pada kesulitan, angkatlah mata Anda dan lihatlah kepada-Nya.

Dia sabar. Dia menunggu Anda. Menunggu saat di mana Anda akhirnya akan berhenti mengejar impian Anda sendiri, keinginan Anda, dan memutuskan untuk mempercayai rencana sempurna yang Dia miliki. Karena kenyataannya adalah, selama kita hanya mengikuti apa yang kita anggap benar, kita akan terus merasa frustrasi. Tetapi ketika kita menyerahkan diri pada kehendak Tuhan dan mulai menaati Hukum-Nya yang kuat, sesuatu yang supranatural terjadi — langit terbuka dan pertolongan-Nya menjadi konstan dalam hidup kita.

Di tempat ketaatan inilah berkat mulai turun seperti hujan. Damai yang dunia tidak dapat tawarkan mulai tinggal di dalam Anda. Dan lebih dari itu, Anda mulai mengalami persekutuan yang nyata dengan Bapa — bantuan harian, konstan, dan teguh. Menaati Tuhan bukanlah kehilangan kebebasan; itu adalah menemukan kebebasan sejati untuk hidup dengan tujuan, didukung oleh kasih yang tidak pernah gagal. -Diadaptasi dari Isaac Penington. Sampai jumpa besok, jika Tuhan mengizinkan.

Berdoa bersama saya: Tuhan yang terkasih, aku berterima kasih kepada-Mu karena memandangku dengan belas kasihan, bahkan ketika aku terpuruk dan tanpa kekuatan. Di tengah-tengah rasa sakit, perjuangan, dan badai yang kuhadapi, Engkau tidak hanya tetap di sampingku — Engkau adalah tempat perlindunganku yang aman. Semoga aku tidak pernah melupakan hal ini. Bantu aku mengangkat mata dan memusatkan hatiku pada-Mu, daripada terjebak dalam kesedihan atau keputusasaan.

Bapaku, hari ini aku memohon kepada-Mu untuk membantuku berhenti mengejar keinginanku sendiri dan sepenuhnya mempercayai jalan-Mu. Aku tahu Engkau telah menunggu dengan sabar agar aku menyerah, agar aku berhenti bersikeras pada apa yang kuanggap benar dan mulai hidup sesuai dengan rencana-Mu yang sempurna. Berikan aku kekuatan untuk menaati Hukum-Mu dengan sukacita, bahkan ketika itu menantang keinginanku. Bukalah langit di atasku, Tuhan, dan buatlah aku mengalami pertolongan konstan yang hanya datang ketika aku berada di pusat kehendak-Mu.

Oh, Tuhan Yang Maha Kudus, aku memuja dan memuji-Mu karena dalam Engkau aku menemukan kebebasan sejati — bukan kebebasan untuk melakukan segala yang kuinginkan, tetapi untuk hidup dengan tujuan dan damai, didukung oleh kasih setia-Mu. Putra-Mu yang terkasih adalah Pangeran dan Juruselamatku yang kekal. Hukum-Mu yang kuat adalah seperti hujan yang menyirami tanah kering jiwaku, membuat kehidupan baru tumbuh. Perintah-Mu adalah seperti akar yang dalam yang membuatku tetap teguh, bahkan di hari-hari badai. Aku berdoa dalam nama Yesus yang berharga, amin.

Hukum Allah: Renungan Harian: Berjaga-jagalah dan berdoalah, supaya kamu tidak jatuh ke…

“Berjaga-jagalah dan berdoalah, supaya kamu tidak jatuh ke dalam pencobaan; roh memang penurut, tetapi daging lemah” (Matius 26:41).

Ketika berdoa dengan tulus: “Janganlah membawa kami ke dalam pencobaan”, Anda sedang membuat komitmen pribadi untuk menghindari apa yang sudah Anda ketahui berbahaya bagi jiwa Anda. Tidak ada gunanya meminta Tuhan untuk membebaskan Anda jika, dalam kehidupan sehari-hari Anda, Anda terus memasuki situasi yang sebelumnya menjatuhkan Anda. Penting untuk bertindak dengan bijaksana. Ketika Anda berseru: “Bebaskan kami dari yang jahat”, sangat penting juga untuk melawan, dengan keberanian, kejahatan yang sudah Anda kenali dalam diri Anda.

Merasa lemah? Takut jatuh lagi? Maka rahasianya sederhana: jauhi pencobaan. Itulah berjaga-jaga. Tidak ada gunanya berdoa jika Anda terus mengekspos diri, mengelilingi diri dengan orang dan lingkungan yang memicu ketidaktaatan. Banyak yang menginginkan kemenangan tanpa usaha, tetapi jalan menuju kekudusan membutuhkan keputusan. Jauhi apa pun yang menarik Anda jauh dari kehendak Tuhan. Jauhi segala sesuatu dan semua orang yang membahayakan ketaatan Anda kepada perintah Tuhan.

Tidak ada kehidupan suci tanpa ketaatan. Siapa pun yang sudah memutuskan untuk tidak mengikuti Hukum Tuhan yang kuat, pasti akan jatuh ke dalam pencobaan. Dan, seiring waktu, akan kehilangan kedamaian, menjadi budak dosa. Namun kabar baiknya adalah masih ada waktu untuk berubah. Kebebasan sejati terletak pada mengatakan “tidak” kepada dosa dan “ya” kepada kehendak Tuhan. Inilah jalan menuju kekuatan, kedamaian, dan kemenangan sejati. -Diadaptasi dari J. H. Newman. Sampai jumpa besok, jika Tuhan mengizinkan.

Berdoa bersama saya: Tuhan yang terkasih, aku bersyukur kepada-Mu karena mengingatkanku bahwa kemenangan atas kejahatan dimulai dengan pilihan yang sadar. Begitu sering aku berseru agar Engkau membebaskanku dari pencobaan, tetapi aku terus terjerumus ke dalam kesalahan yang sama, tempat yang sama, dan pergaulan yang sama. Sekarang aku mengerti bahwa berdoa dengan tulus juga berarti mengambil tanggung jawab atas keputusanku.

Bapaku, hari ini aku memohon kepada-Mu untuk memberiku kebijaksanaan untuk mengenali kejahatan dalam diriku dan keberanian untuk meninggalkannya. Tunjukkan padaku jalan, kebiasaan, dan orang-orang yang telah menjauhkan aku dari kehendak-Mu, dan bantu aku untuk memutuskan, dengan tegas, semua yang memelihara dosa. Bantu aku untuk setia kepada Hukum-Mu yang kuat. Aku tidak ingin lagi menjadi budak kesalahan, atau hidup dalam kejatuhan yang terus-menerus.

Oh, Tuhan Yang Maha Kudus, aku menyembah dan memuji-Mu karena masih ada waktu untuk berubah. Kebebasan sejati terletak pada memilih kehendak-Mu di atas segalanya. Putra-Mu yang terkasih adalah Pangeran dan Juruselamatku yang kekal. Hukum-Mu adalah seperti tembok perlindungan yang menjaga aku dari serangan musuh dan memperkuat karakternya. Perintah-Mu adalah seperti rel yang kokoh yang membimbingku dengan aman menuju tujuan kehidupan kekal. Aku berdoa dalam nama Yesus yang berharga, amin.

Hukum Allah: Renungan Harian: “Jangan takut, karena Aku menyertaimu; janganlah bimbang…

“Jangan takut, karena Aku menyertaimu; janganlah bimbang, karena Aku ini Allahmu; Aku akan meneguhkan, bahkan akan menolong engkau; Aku akan memegang engkau dengan tangan kanan-Ku yang membawa kemenangan” (Yesaya 41:10).

Jangan terima sebagai kebenaran pikiran-pikiran yang melemahkan dan depresif ketika mereka muncul dengan kuat. Meskipun menyerbu pikiranmu, jangan panik. Sebaliknya, tetaplah diam sejenak, tanpa memelihara pikiran-pikiran itu, dan kamu akan melihat bahwa, sedikit demi sedikit, mereka kehilangan kekuatannya. Sangat mengejutkan bagaimana tindakan sederhana untuk tidak bereaksi sudah memberi kita keuntungan. Dan ketika kamu memilih untuk percaya kepada Tuhan di tengah-tengah cobaan, kamu menemukan kekuatan batin yang tidak dapat ditawarkan oleh dunia.

Banyak orang terus menderita dengan perasaan-perasaan ini karena mereka belum menyadari betapa banyak berkat yang ada dalam menaati Hukum Allah yang kuat. Mereka menolak, mengikuti jalan mereka sendiri dan akhirnya menjauh dari sumber kedamaian sejati. Ketaatan mungkin tampak sulit pada awalnya, tetapi di dalamnya kita menemukan kejelasan, keseimbangan, dan arah. Ketika kita berhenti melakukan hanya apa yang kita inginkan dan mulai mencari apa yang Tuhan tuntut, semuanya berubah — dari dalam ke luar.

Menjauh dari Tuhan tidak pernah membawa kelegaan. Sebaliknya, itu menyakitkan, membingungkan, dan melemahkan kita. Kebenarannya adalah kita diciptakan untuk hidup dalam persekutuan dengan Pencipta kita, dan hanya dengan cara itu kita dapat mengalami sukacita yang abadi. Makhluk bergantung pada Dia yang membentuknya untuk benar-benar bahagia. Dan semakin cepat kita memahami ini, semakin cepat kita akan hidup dalam kehidupan damai dan tujuan yang Dia impikan untuk kita. -Diadaptasi dari Isaac Penington. Sampai jumpa besok, jika Tuhan mengizinkan.

Berdoa bersama saya: Tuhan yang terkasih, aku bersyukur kepada-Mu karena, meskipun pikiran-pikiran yang melemahkan menyerbu pikiranku, Engkau menyertai aku. Terkadang, aku merasa seolah-olah awan berat mencoba menyelimutiku, tetapi aku tahu bahwa fakta sederhana untuk diam di hadapan-Mu dan tidak memelihara pikiran-pikiran itu sudah merupakan kemenangan. Terima kasih telah menunjukkan kepadaku bahwa aku tidak perlu bereaksi terhadap keputusasaan — aku bisa memilih ketenangan dan percaya pada pemeliharaan-Mu.

Bapaku, hari ini aku memohon agar Engkau menguatkanku di saat-saat pencobaan. Semoga suara-Mu lebih kuat dari kebisingan pikiranku dan ketaatan kepada Hukum-Mu menjadi tempat perlindunganku. Bukalah mataku untuk melihat bahwa kehendak-Mu selalu membawaku kepada kedamaian, bahkan ketika hatiku bersikeras mengikuti jalan pintas. Tolonglah aku untuk tidak menolak jalan-Mu, tetapi menerima dengan rendah hati bahwa hanya Engkau yang tahu apa yang terbaik untukku.

Oh, Tuhan Yang Maha Kudus, aku memuja dan memuji-Mu karena tidak pernah menyerah padaku, bahkan ketika aku menjauh atau menolak panggilan-Mu. Engkau menciptakanku untuk hidup dalam persekutuan dengan-Mu, dan tidak ada jalan lain yang dapat memuaskanku. Anak-Mu yang terkasih adalah Pangeran dan Juruselamatku yang kekal. Hukum-Mu yang kuat adalah seperti matahari pagi yang mengusir segala kabut. Perintah-Mu adalah seperti tempat tidur yang aman dari air murni, di mana pikiranku menemukan istirahat dan jiwaku menemukan arah. Aku berdoa dalam nama Yesus yang berharga, amin.