Arsip Kategori: Devotionals

Renungan Harian: “Serahkanlah hidupmu kepada TUHAN, percayalah kepada-Nya, dan Ia akan…

“Serahkanlah hidupmu kepada TUHAN, percayalah kepada-Nya, dan Ia akan bertindak.” (Mazmur 37:5).

Menyerahkan diri kepada kehendak Allah bukan sekadar menunggu dengan sabar sampai sesuatu terjadi—itu jauh lebih dari itu. Ini adalah memandang segala sesuatu yang diizinkan-Nya dengan hati yang penuh kekaguman dan syukur. Tidak cukup hanya menahan hari-hari yang sulit; kita perlu belajar mengenali tangan Tuhan dalam setiap detail, bahkan ketika Dia menuntun kita melalui jalan-jalan yang tak terduga. Penyerahan sejati bukanlah diam dan pasrah, melainkan penuh kepercayaan dan rasa syukur, karena kita tahu bahwa segala sesuatu yang datang dari Allah terlebih dahulu melewati hikmat dan kasih-Nya.

Namun ada sesuatu yang lebih dalam lagi dalam penyerahan ini: menerima dengan iman dan kerendahan hati petunjuk suci yang diberikan Allah sendiri kepada kita—perintah-perintah-Nya yang agung. Inti dari penyerahan kita adalah menerima bukan hanya peristiwa-peristiwa hidup, tetapi juga hidup menurut Hukum Allah yang penuh kuasa. Ketika kita menyadari bahwa Hukum ini sempurna dan diberikan dengan kasih melalui para nabi dan diteguhkan oleh Yesus sendiri, tidak ada sikap lain selain ketaatan yang penuh hormat. Di sinilah jiwa menemukan ketenangan sejati—ketika ia memutuskan untuk taat sepenuhnya, bukan lagi setengah-setengah.

Allah itu panjang sabar, penuh kesabaran, dan dengan kebaikan menantikan saat kita benar-benar menyerahkan diri sepenuhnya. Namun Dia juga telah menyediakan harta berkat bagi hari ketika kita meninggalkan kesombongan dan merendahkan diri di hadapan Hukum-Nya yang kudus. Ketika hari itu tiba, Dia mendekat, mencurahkan anugerah, memperbarui jiwa, dan mengutus kita kepada Putra-Nya untuk pengampunan dan keselamatan. Ketaatan adalah rahasianya. Dan ketaatan sejati dimulai ketika kita berhenti berdebat dengan Allah dan mulai berkata: “Ya, Tuhan, semua yang Engkau perintahkan itu baik, dan aku akan mengikutinya.” -Disadur dari William Law. Sampai jumpa besok, jika Tuhan mengizinkan.

Berdoa bersama saya: Bapa yang ajaib, betapa membebaskan mengetahui bahwa segala sesuatu yang Engkau izinkan memiliki tujuan. Aku tidak ingin hanya bertahan dalam kesulitan hidup, aku ingin menerimanya dengan syukur, mengetahui bahwa tangan kasih-Mu ada di balik semuanya. Ajarkan aku untuk percaya, bersukacita, dan menyembah-Mu bahkan di hari-hari yang mendung, sebab aku tahu Engkau baik dan setia sepanjang waktu.

Tuhan, aku menyesal karena begitu sering menolak petunjuk hidup-Mu yang kudus. Aku telah mencoba menyesuaikan kehendak-Mu dengan kehendakku, tetapi sekarang aku mengerti: jalan berkat adalah menerima, dengan sukacita dan takut akan Engkau, setiap perintah-Mu yang agung. Aku ingin taat sepenuhnya, dengan kerendahan hati dan sukacita, sebab aku tahu inilah satu-satunya cara untuk benar-benar hidup dalam damai dengan-Mu.

Oh, Allah Yang Maha Kudus, aku memuji dan menyembah-Mu karena Engkau menuntun segala sesuatu dengan hikmat dan kesabaran. Putra-Mu yang terkasih adalah Pangeran dan Juruselamatku yang kekal. Hukum-Mu yang penuh kuasa adalah seperti nyanyian keadilan yang bergema di jiwa orang-orang yang taat kepada-Mu dan menuntun mereka kepada kebebasan sejati. Perintah-perintah-Mu bagaikan berlian surgawi, murni dan tak tergoyahkan, yang memperindah hidup orang-orang setia. Aku berdoa dalam nama Yesus yang berharga, amin.

Renungan Harian: katakan kepada mereka yang lemah hati: Kuatkanlah hatimu, jangan…

“katakan kepada mereka yang lemah hati: Kuatkanlah hatimu, jangan takut! Allahmu akan datang” (Yesaya 35:4).

Berapa kali kita memikul salib yang sebenarnya tidak pernah diberikan Allah kepada kita? Kecemasan akan masa depan, ketakutan terhadap apa yang mungkin terjadi, kegelisahan yang mengusik tidur — semua itu bukan berasal dari Allah. Ketika kita mencoba mendahului peristiwa dan mengendalikan apa yang akan datang, kita sebenarnya sedang berkata, meskipun tanpa kata-kata, bahwa kita belum sepenuhnya percaya pada pemeliharaan Tuhan. Seolah-olah kita berkata: “Tuhan, biar aku saja yang mengurus ini.” Namun masa depan bukan milik kita. Dan sekalipun masa depan itu tiba, bisa saja sangat berbeda dari yang kita bayangkan. Usaha kita untuk mengendalikan semuanya adalah sia-sia, dan sering kali akar dari kecemasan itu adalah kurangnya penyerahan yang sejati.

Namun ada jalan menuju ketenangan — dan jalan itu terbuka bagi kita. Jalan itu adalah ketaatan pada Hukum Allah yang berkuasa. Ketika kita memutuskan untuk menggunakan seluruh kekuatan kita untuk menyenangkan Tuhan, dengan menaati perintah-perintah-Nya yang indah dengan sepenuh hati, sesuatu berubah di dalam batin kita. Hadirat Allah dinyatakan dengan kuasa, dan bersama-Nya datanglah damai sejahtera yang tak terlukiskan. Damai yang tidak bergantung pada keadaan, ketenangan yang melarutkan kekhawatiran seperti matahari mengusir kabut pagi. Inilah upah bagi mereka yang hidup setia di hadapan Sang Pencipta.

Jiwa yang memilih untuk taat tidak perlu lagi hidup dalam ketegangan. Ia tahu bahwa Allah yang dilayaninya memegang kendali atas segala sesuatu. Menaati Hukum Allah yang kudus dan kekal bukan hanya menyenangkan Tuhan, tetapi juga menempatkan kita dalam aliran damai dan pemeliharaan-Nya. Ini adalah siklus yang diberkati: ketaatan menghadirkan hadirat, dan hadirat Allah mengusir ketakutan. Mengapa terus memikul beban hari esok, jika hari ini juga Anda bisa beristirahat dalam kesetiaan Allah yang menghormati mereka yang taat kepada-Nya? -Diadaptasi dari F. Fénelon. Sampai jumpa besok, jika Tuhan mengizinkan.

Berdoa bersama saya: Bapa yang penuh belas kasihan, berapa kali aku mencoba mengendalikan apa yang hanya menjadi milik-Mu? Ampunilah aku untuk malam-malam tanpa tidur, untuk keputusan-keputusan yang didasarkan pada ketakutan, untuk pikiran-pikiran gelisah yang telah mencuri damai yang ingin Engkau berikan kepadaku. Hari ini aku memilih untuk melepaskan beban ini. Aku tidak ingin lagi hidup dengan mencoba menebak atau mengendalikan masa depan. Aku ingin beristirahat dalam pemeliharaan-Mu.

Tuhan, sekarang aku mengerti bahwa kecemasan berakar pada ketidaktaatan. Ketika aku menjauh dari perintah-perintah-Mu yang indah, aku terputus dari hadirat-Mu, dan dengan itu aku kehilangan damai sejahtera. Namun aku memilih untuk kembali. Aku ingin hidup dengan cara yang menyenangkan-Mu, menaati Hukum-Mu yang berkuasa dengan sepenuh hati. Kiranya jiwaku berlabuh pada Firman-Mu, teguh, tenang, dan terlindungi.

Oh, Allah Yang Maha Kudus, aku menyembah dan memuji-Mu karena di dalam Engkau tidak ada bayang-bayang perubahan atau ketidakstabilan. Putra-Mu yang terkasih adalah Pangeran dan Juruselamatku yang kekal. Hukum-Mu yang berkuasa adalah perisai cahaya yang melingkupi orang yang taat, mengusir ketakutan dan mendatangkan damai. Perintah-perintah-Mu bagaikan tali emas yang menghubungkan kami dengan hati-Mu, menuntun kami pada kebebasan dan istirahat sejati. Aku berdoa dalam nama Yesus yang berharga, amin.

Renungan Harian: Meskipun aku berada dalam kegelapan, Tuhan akan menjadi terangku…

“Meskipun aku berada dalam kegelapan, Tuhan akan menjadi terangku” (Mikha 7:8).

Kita semua, pada suatu saat, perlu belajar untuk keluar dari pusat dan membiarkan Allah mengambil kendali. Kebenarannya adalah kita tidak diciptakan untuk memikul beban dunia di atas pundak kita. Ketika kita mencoba menyelesaikan segalanya dengan kekuatan kita sendiri, kita akhirnya merasa frustrasi, lelah, dan bingung. Penyerahan yang sejati dimulai ketika kita berhenti ingin memahami segalanya dan hanya percaya. Penyerahan kehendak pribadi ini — penyerahan sepenuhnya — adalah jalan yang membawa kita kepada damai sejati dan persatuan dengan Allah.

Sebagian besar kegelisahan batin yang kita rasakan berasal dari satu alasan yang jelas: jiwa belum memutuskan untuk sepenuhnya taat pada Hukum Allah yang berkuasa. Selama masih ada keraguan, selama kita hanya menaati sebagian dari perintah-perintah indah Sang Pencipta, hati akan tetap terbagi dan ketidakpastian akan menguasai. Ketaatan yang setengah-setengah menimbulkan ketidakpastian karena, jauh di lubuk hati, kita tahu bahwa kita hanya mendekat kepada Allah secara dangkal. Namun ketika kita meninggalkan kekhawatiran akan pendapat orang lain dan memilih untuk taat sepenuhnya, Allah akan mendekat dengan kuasa-Nya. Dan bersama kedekatan itu datanglah keberanian, ketenangan, berkat, dan keselamatan.

Jika Anda ingin mengalami damai sejati, pembebasan yang sesungguhnya, dan dipimpin kepada Sang Anak untuk pengampunan, maka jangan tunda lagi. Serahkanlah dirimu sepenuhnya. Taatilah dengan tulus dan teguh pada Hukum Allah yang kudus dan kekal. Tidak ada jalan yang lebih aman, tidak ada sumber sukacita dan perlindungan yang lebih murni. Semakin Anda berkomitmen untuk setia mengikuti perintah-perintah Allah yang kudus, semakin dekat Anda dengan hati-Nya. Dan kedekatan itu mengubah segalanya: mengubah arah hidup, menguatkan jiwa, dan menuntun kepada hidup yang kekal. -Diadaptasi dari James Hinton. Sampai jumpa besok, jika Tuhan mengizinkan.

Berdoa bersama saya: Bapa yang kekal, aku mengakui bahwa seringkali aku mencoba menyelesaikan segalanya sendiri, mengandalkan kekuatanku, logikaku, dan perasaanku. Tetapi sekarang aku mengerti bahwa ketenangan sejati hanya ada ketika aku menyerahkan diriku sepenuhnya kepada-Mu. Ajarlah aku untuk menyerahkan setiap bagian hidupku kepada-Mu, tanpa ragu, tanpa takut, tanpa mencoba mengendalikan.

Tuhan, aku menyesal karena belum sepenuhnya menaati Hukum-Mu yang berkuasa. Aku tahu bahwa ketaatan yang setengah-setengah telah menghalangiku untuk hidup dalam kepenuhan hadirat-Mu. Hari ini aku bersujud di hadapan-Mu dan memilih untuk taat sepenuhnya kepada-Mu. Aku tidak ingin lagi hidup dengan iman yang setengah-setengah. Aku ingin mengikuti semua perintah-Mu yang indah dengan sukacita dan semangat. Biarlah hidupku ditandai dengan kesetiaan pada apa yang telah Engkau tetapkan sejak semula.

Oh, Allah Yang Maha Kudus, aku menyembah dan memuji-Mu karena Engkau adil kepada yang setia dan sabar kepada mereka yang sungguh-sungguh bertobat. Putra-Mu yang terkasih adalah Pangeran dan Juruselamatku yang kekal. Hukum-Mu yang berkuasa bagaikan sungai kekudusan yang membersihkan jiwa dan memberi hidup kepada siapa pun yang taat kepada-Mu. Perintah-perintah-Mu bagaikan tiang cahaya yang menopang jalan kebenaran dan menjaga langkah kaki mereka yang mengasihi-Mu. Aku berdoa dalam nama Yesus yang berharga, amin.

Renungan Harian: Sekalipun aku berjalan dalam lembah kekelaman maut,…

“Sekalipun aku berjalan dalam lembah kekelaman maut, aku tidak akan takut bahaya, sebab Engkau besertaku; gada-Mu dan tongkat-Mu, itulah yang menghibur aku” (Mazmur 23:4).

Jiwa yang taat tidak bergantung pada keadaan untuk merasa aman — ia bergantung pada Tuhan. Ketika segala sesuatu di sekeliling tampak tidak pasti, ia tetap teguh karena telah mengubah setiap situasi, baik atau buruk, menjadi kesempatan untuk menyerahkan diri ke dalam pelukan Allah. Iman, kepercayaan, dan penyerahan diri bukan hanya konsep bagi jiwa ini, melainkan sikap sehari-hari. Dan inilah yang membawa kestabilan sejati: hidup untuk menyenangkan Allah, berapapun harganya. Ketika penyerahan itu nyata, tidak ada krisis yang mampu menggoyahkan hati yang beristirahat dalam kehendak Bapa.

Jiwa ini, yang berdedikasi dan fokus, tidak membuang waktu dengan gangguan atau alasan. Ia hidup dengan tujuan yang jelas untuk sepenuhnya menjadi milik Sang Pencipta. Dan karena itu, segala sesuatu bekerja untuk kebaikannya. Terang membawanya kepada pujian; kegelapan membawanya kepada kepercayaan. Penderitaan tidak melumpuhkan; justru mendorongnya. Sukacita tidak menipunya; melainkan mengarahkannya untuk bersyukur. Mengapa? Karena ia telah memahami bahwa segala sesuatu — benar-benar segala sesuatu — dapat digunakan Allah untuk mendekatkannya kepada-Nya, asalkan ia tetap taat pada Hukum-Nya yang berkuasa.

Jika kedekatan dengan Sang Pencipta adalah yang Anda inginkan, maka jawabannya ada di hadapan Anda: taatilah. Bukan besok. Bukan ketika semuanya menjadi lebih mudah. Taatilah sekarang. Semakin setia Anda pada perintah Tuhan, semakin banyak damai, perlindungan, dan petunjuk yang akan Anda alami. Inilah yang dilakukan Hukum Allah — Ia menyembuhkan, Ia menjaga, Ia menuntun kepada keselamatan. Tidak ada alasan untuk menunda. Mulailah hari ini juga dan alami buah dari ketaatan: pembebasan, berkat, dan hidup kekal di dalam Kristus Yesus. -Diadaptasi dari William Law. Sampai jumpa besok, jika Tuhan mengizinkan.

Berdoa bersama saya: Bapa, aku bersyukur kepada-Mu karena keamanan jiwaku tidak bergantung pada apa yang terjadi di sekitarku, melainkan pada ketaatanku kepada kehendak-Mu. Engkaulah perlindunganku di masa terang dan penopangku di masa gelap. Ajarlah aku untuk mengubah setiap momen hidupku menjadi kesempatan baru untuk menyerahkan diri ke dalam tangan-Mu dengan iman dan kepercayaan.

Tuhan, aku ingin sepenuhnya menjadi milik-Mu. Kiranya tidak ada satu pun di dunia ini yang mengalihkan perhatianku dari hadirat-Mu, dan kiranya kesetiaanku pada Hukum-Mu tetap teguh, bahkan di hari-hari yang sulit. Berikan aku hati yang teguh, yang melihat dalam perintah-Mu jalan yang paling aman. Kiranya aku tidak lagi menunda penyerahan ini. Kiranya aku memilih untuk taat dengan sukacita dan keteguhan.

Oh, Allah Yang Mahakudus, aku menyembah dan memuji-Mu karena Engkau adalah jangkar bagi jiwa-jiwa yang setia. Putra-Mu yang terkasih adalah Pangeran dan Juruselamatku yang kekal. Hukum-Mu yang berkuasa bagaikan tembok yang tak tergoyahkan yang melindungi hati yang taat kepada-Mu. Perintah-Mu adalah sungai damai yang mengalir menuju hidup yang kekal. Aku berdoa dalam nama Yesus yang berharga, amin.

Renungan Harian: Beritahukanlah kepadaku jalan-jalan-Mu, ya Tuhan; ajarkanlah aku…

“Beritahukanlah kepadaku jalan-jalan-Mu, ya Tuhan; ajarkanlah aku jalan-jalan-Mu” (Mazmur 25:4).

Tidak ada yang begitu murni, begitu berkesan, seperti bisikan pertama suara Allah ke dalam hati kita. Dalam momen-momen seperti itulah kewajiban menjadi jelas — tanpa kebingungan, tanpa bayang-bayang keraguan. Namun, sering kali kita membuat rumit sesuatu yang sebenarnya sederhana. Kita membiarkan perasaan, ketakutan, atau keinginan pribadi menghalangi, sehingga kita kehilangan kejelasan dari petunjuk ilahi. Kita mulai “mempertimbangkan”, “merenungkan”, “menunggu sedikit lagi”… padahal, sebenarnya kita hanya mencari alasan untuk tidak taat. Ketaatan yang ditunda pada kenyataannya adalah ketidaktaatan yang terselubung.

Allah tidak membiarkan kita dalam kegelapan. Sejak di Eden, Dia sudah menjelaskan apa yang Dia harapkan dari ciptaan-Nya: kesetiaan, ketaatan, kekudusan. Hukum-Nya yang agung adalah panduan menuju kebahagiaan sejati. Namun hati yang memberontak mencoba berdebat, mencoba memelintir Kitab Suci, mencoba membenarkan kesalahan — dan hanya membuang-buang waktu. Allah tidak dapat ditipu. Dia melihat hati. Dia mengenal yang terdalam. Dan Dia tidak memberkati mereka yang menolak untuk taat. Berkat-Nya ada atas mereka yang berserah, atas mereka yang berkata: “Bukan kehendakku, melainkan kehendak-Mu, ya Tuhan.”

Jika engkau menginginkan damai, jika engkau ingin dipulihkan dan menemukan tujuan sejati, hanya ada satu jalan: ketaatan. Jangan menunggu sampai merasa siap, jangan menunggu sampai memahami segalanya — mulailah saja. Mulailah taat, mulailah mengikuti perintah Sang Pencipta dengan hati yang tulus. Allah akan melihat niat itu dan akan mendekat kepadamu. Dia akan meringankan penderitaanmu, mengubah hatimu, dan mengutusmu kepada Anak-Nya yang terkasih untuk pengampunan dan keselamatan. Waktu untuk ragu sudah berakhir. Waktu untuk taat adalah sekarang. -Diadaptasi dari Frederick William Robertson. Sampai besok, jika Tuhan mengizinkan.

Berdoa bersama saya: Bapa yang kekal, terima kasih karena Engkau masih berbicara kepada hati mereka yang mencari-Mu dengan tulus. Suara-Mu jelas bagi mereka yang ingin taat. Aku tidak ingin lagi beralasan, atau menunda apa yang telah Engkau tunjukkan kepadaku. Berikanlah aku hati yang rendah, yang merespons dengan segera terhadap petunjuk-Mu. Ajarkan aku untuk taat selagi panggilan-Mu masih segar, sebelum perasaanku mengganggu kebenaran-Mu.

Tuhan, aku mengakui bahwa sering kali aku tidak jujur pada diriku sendiri, mencoba membenarkan ketidaktaatanku dengan berbagai alasan. Namun hari ini aku datang di hadapan-Mu dengan hati yang hancur. Aku ingin meninggalkan kehendakku, kesombonganku, dan mengikuti jalan-Mu dengan takut dan kasih. Tuntunlah aku dalam Hukum-Mu, kuatkan aku untuk melakukan segala yang Engkau perintahkan, dan sucikan aku dengan kebenaran-Mu.

Oh, Allah Yang Mahakudus, aku menyembah dan memuji-Mu karena Engkau adil, kudus, dan tidak berubah. Anak-Mu yang terkasih adalah Pangeran dan Juruselamatku yang kekal. Hukum-Mu yang agung bagaikan mercusuar yang menyala di tengah kegelapan, menuntun orang-orang setia di jalan kehidupan. Perintah-perintah-Mu seperti batu yang kokoh di bawah kaki, menopang mereka yang percaya kepada-Mu dan menunjukkan jalan menuju damai sejati. Aku berdoa dalam nama Yesus yang berharga, amin.

Renungan Harian: Allah yang kekal adalah tempat perlindunganmu, dan lengan-Nya yang…

“Allah yang kekal adalah tempat perlindunganmu, dan lengan-Nya yang kekal menopangmu” (Ulangan 33:27).

Ada saat-saat di mana yang kita butuhkan hanyalah istirahat—istirahat yang melampaui tubuh, yang menjangkau jiwa. Dan di tempat itulah lengan kekal Allah merangkul kita. Tidak ada gambaran yang lebih kuat tentang pemeliharaan ilahi selain ini: lengan yang tidak pernah lelah, tidak pernah menyerah, tidak pernah melepaskan. Bahkan ketika kita menghadapi beratnya pertempuran dan keraguan, Dia dengan lembut menopang mereka yang memilih untuk taat. Lengan Tuhan adalah tempat perlindungan, kekuatan, dan kehidupan—namun hanya bagi mereka yang hidup menurut kehendak-Nya.

Janji akan istirahat dan pemeliharaan bukanlah untuk semua orang—itu untuk orang-orang yang setia. Allah menyatakan diri-Nya dan mencurahkan kasih karunia-Nya atas mereka yang memelihara perintah-perintah-Nya. Hukum-Nya yang penuh kuasa adalah tanah subur tempat kebaikan-Nya berdiam, dan di luar itu hanya ada kesedihan. Ketika Anda memutuskan untuk hidup menurut Hukum itu, bahkan di tengah kesulitan, Anda menunjukkan bahwa Anda hanya bergantung kepada-Nya—dan itu sangat menyenangkan hati Bapa. Ketaatan adalah bahasa yang Dia pahami; itu adalah perjanjian yang Dia hormati.

Jadi, lain kali ketika Anda merasa lelah atau tersesat, ingatlah: ada lengan kekal yang terulur bagi orang-orang yang setia. Lengan-lengan itu tidak hanya menawarkan penghiburan, tetapi juga kekuatan untuk melanjutkan. Allah tidak menopang orang yang memberontak—Dia menopang orang yang taat. Dia membimbing dan menguatkan mereka yang bersukacita dalam Hukum-Nya. Taatilah, percayalah, dan Anda akan melihat—damai sejahtera yang datang dari Tuhan itu nyata, istirahat itu dalam, dan kasih yang Dia curahkan atas milik-Nya adalah kekal dan tak terkalahkan. -Diadaptasi dari Adeline D. T. Whitney. Sampai besok, jika Tuhan mengizinkan.

Berdoa bersama saya: Bapa yang terkasih, betapa berharganya mengetahui bahwa lengan-Mu yang kekal menopang mereka yang taat kepada-Mu. Di hari-hari yang sulit, di malam-malam yang sunyi, pemeliharaan-Mulah yang menjaga aku dan kesetiaan-Mulah yang memperbarui aku. Terima kasih telah memelukku dengan hadirat-Mu dan menunjukkan bahwa mereka yang memelihara perintah-Mu tidak akan pernah sendirian. Ajarkan aku untuk beristirahat di dalam Engkau, dengan hati yang teguh dalam ketaatan.

Tuhan, perbaruilah dalam diriku rasa takut yang kudus yang membawa kepada kesetiaan. Singkirkan dari diriku segala kesombongan dan keinginan untuk mengikuti jalanku sendiri. Aku memilih untuk menyenangkan-Mu. Aku ingin berjalan dalam kebenaran, karena aku tahu di sanalah berkat-Mu dinyatakan. Biarlah hidupku menjadi bukti nyata bahwa mengikuti Hukum-Mu adalah satu-satunya jalan menuju damai sejati dan keselamatan sejati.

Oh, Allah Yang Mahakudus, aku menyembah dan memuji-Mu karena Engkau adalah tempat perlindungan bagi orang benar dan Api yang Menghanguskan bagi para pemberontak. Putra-Mu yang terkasih adalah Pangeran dan Juruselamatku yang kekal. Hukum-Mu yang penuh kuasa adalah seperti tembok keadilan yang melindungi mereka yang takut akan Engkau dan menolak mereka yang menghina-Mu. Perintah-perintah-Mu seperti bintang-bintang tetap di langit: teguh, tak berubah, dan penuh kemuliaan. Aku berdoa dalam nama Yesus yang berharga, amin.

Renungan Harian: Berdoalah agar Tuhan, Allahmu, menunjukkan kepada kita apa yang harus…

“Berdoalah agar Tuhan, Allahmu, menunjukkan kepada kita apa yang harus kita lakukan dan ke mana kita harus pergi” (Yeremia 42:3).

Kebahagiaan bukanlah sesuatu yang dicapai dengan usaha manusia atau dipaksakan kepada orang lain melalui nasihat kosong. Itu adalah konsekuensi alami dari pilihan-pilihan yang baik — pilihan yang tidak selalu menyenangkan pada saat itu, tetapi yang memuliakan Allah. Kesenangan sesaat memang bisa menggoda, tetapi selalu menuntut harga yang mahal pada akhirnya. Sedangkan ketaatan, meskipun memerlukan pengorbanan, membawa damai, makna, dan terutama, persetujuan ilahi. Ketika kita memilih untuk mengikuti suara Allah daripada dorongan hati kita sendiri, kita melangkah menuju kebahagiaan yang nyata, abadi, dan kekal.

Inilah rumus dari Allah: ketaatan pada Hukum-Nya yang berkuasa. Mungkin terdengar kuno bagi sebagian orang, tetapi inilah rahasia kebahagiaan sejati. Allah tidak meminta sesuatu yang mustahil dari kita. Perintah-perintah-Nya bukanlah beban, melainkan perlindungan. Itu adalah jalan yang aman bagi jiwa-jiwa yang tulus. Yang Dia harapkan dari kita hanyalah langkah pertama — keputusan untuk taat. Ketika langkah itu diambil dengan iman dan ketulusan, Dia akan bertindak. Dia menguatkan, menghibur, dan menopang. Allah tidak pernah meninggalkan siapa pun yang memilih jalan ketaatan.

Dan akhir dari perjalanan ini? Sungguh mulia. Bapa menyertai kita, memberkati kita, membuka pintu, menyembuhkan luka, mengubah sejarah hidup kita, dan membawa kita kepada hadiah terbesar: Yesus, Juruselamat kita. Tidak ada yang sebanding dengan sukacita hidup dalam perjanjian dengan Allah, menjalankan perintah-perintah-Nya dengan sukacita dan keyakinan. Rumus itu ada dalam jangkauan kita — dan benar-benar bekerja. Taatilah, dan engkau akan melihatnya. -Diadaptasi dari George Eliot. Sampai jumpa besok, jika Tuhan mengizinkan.

Berdoa bersama saya: Bapa, aku bersyukur kepada-Mu karena Engkau tidak menyembunyikan dari kami jalan menuju kebahagiaan sejati. Aku tahu dunia menawarkan jalan pintas yang tampak baik, tetapi hanya Firman-Mu yang benar-benar aman. Hari ini, aku meninggalkan kesenangan sesaat yang menjauhkan aku dari-Mu dan memilih untuk taat kepada-Mu, karena aku percaya bahwa kehendak-Mu selalu yang terbaik. Ajarlah aku untuk percaya pada rumus-Mu, bahkan ketika hatiku ragu.

Tuhan, aku mengakui bahwa aku membutuhkan pertolongan-Mu. Kadang-kadang keinginan daging lebih kuat, tetapi aku tidak ingin hidup diperbudak olehnya. Aku ingin bebas — bebas untuk taat, bebas untuk menyenangkan-Mu, bebas untuk hidup dalam persekutuan dengan-Mu. Ciptakanlah dalam diriku hati yang teguh, yang lebih mengasihi Engkau daripada keinginan diri sendiri. Dan biarlah ketaatan ini membawaku semakin dekat pada rencana dan hadirat-Mu.

Oh, Allah Yang Maha Kudus, aku menyembah dan memuji-Mu karena telah menyatakan jalan yang begitu jelas menuju kebahagiaan sejati. Putra-Mu yang terkasih adalah Pangeran dan Juruselamatku yang kekal. Hukum-Mu yang berkuasa bagaikan wewangian surgawi yang menyucikan jiwa dan memenuhi hidup dengan tujuan. Perintah-perintah-Mu bagaikan sinar matahari yang menghangatkan hati dan menerangi setiap langkah di tengah kegelapan. Aku berdoa dalam nama Yesus yang berharga, amin.

Renungan Harian: Semua jalan Tuhan adalah kasih dan kebenaran…

“Semua jalan TUHAN adalah kasih dan kebenaran bagi orang yang memegang perjanjian-Nya dan peringatan-peringatan-Nya” (Mazmur 25:10).

Jika Allah menempatkan kita di suatu tempat tertentu, dengan tantangan-tantangan tertentu, itu karena di sanalah Dia ingin dipermuliakan melalui hidup kita. Tidak ada yang kebetulan. Sering kali kita ingin melarikan diri, mengubah suasana, menunggu semuanya selesai baru kemudian taat. Namun Allah memanggil kita untuk taat sekarang, tepat di mana kita berada. Tempat penderitaan, kekecewaan, pergumulan — di sanalah altar di mana kita dapat mempersembahkan kesetiaan kita kepada-Nya. Dan ketika kita memilih untuk taat di tengah kesulitan, di situlah kerajaan Allah dinyatakan dengan kuasa.

Ada orang-orang yang hidup dalam keputusasaan yang terus-menerus, terperangkap dalam siklus penderitaan, mengira semuanya sudah berakhir. Namun kebenarannya sederhana dan mengubahkan: yang kurang bukanlah kekuatan, uang, atau pengakuan. Yang kurang adalah ketaatan. Ketaatan pada Hukum Allah yang berkuasa — inilah rahasia pria dan wanita yang menorehkan sejarah dalam Alkitab. Bukan karena tidak ada pergumulan, tetapi karena ada kesetiaan. Ketika kita taat, Allah bertindak. Ketika kita taat, Dia mengubah jalannya hidup kita.

Anda dapat mengalami perubahan itu hari ini. Tidak perlu memahami segalanya, atau menunggu semuanya selesai. Cukup putuskan di dalam hati untuk menaati perintah Tuhan. Sama seperti yang terjadi pada Abraham, Musa, Daud, Yohanes Pembaptis, dan Maria, Allah akan mulai bekerja dalam hidup Anda. Dia akan membebaskan, memberkati, dan di atas segalanya, mengutus Anda kepada Yesus untuk pengampunan dan keselamatan. Taat adalah jalannya. -Diadaptasi dari John Hamilton Thom. Sampai jumpa besok, jika Tuhan mengizinkan.

Berdoa bersama saya: Tuhan Allahku, aku mengakui bahwa aku tidak selalu memahami jalan-Mu, tetapi aku percaya bahwa semuanya memiliki tujuan. Aku tahu bahwa tempat di mana aku berada hari ini bukanlah kebetulan. Karena itu, aku mohon Engkau menolongku untuk tetap setia dan taat bahkan dalam situasi yang sulit. Jangan biarkan aku menyia-nyiakan kesempatan yang Engkau berikan untuk menyatakan kerajaan-Mu melalui hidupku.

Bapa yang terkasih, singkirkan dariku segala keputusasaan, segala kebutaan rohani. Berikan aku hati yang taat, yang rela melakukan kehendak-Mu meski sulit. Aku tidak ingin lagi berjalan berputar-putar atau hidup dalam stagnasi. Aku ingin menjalani tujuan-Mu dan mengalami perubahan yang hanya dapat dihasilkan oleh Firman-Mu.

Oh, Allah Yang Maha Kudus, aku menyembah dan memuji-Mu karena Engkau adalah Bapa yang begitu bijaksana dan penuh belas kasihan. Bahkan ketika aku tidak mengerti, Engkau tetap bekerja bagiku. Anak-Mu yang terkasih adalah Pangeran dan Juruselamatku yang kekal. Hukum-Mu yang berkuasa bagaikan sungai keadilan yang menyucikan, menguatkan, dan menuntun kepada hidup. Perintah-perintah-Mu adalah jalan terang di dunia yang gelap, penuntun yang sempurna bagi siapa saja yang ingin hidup di dalam-Mu. Aku berdoa dalam nama Yesus yang berharga, amin.

Renungan Harian: Orang benar berseru, Tuhan mendengar mereka dan membebaskan mereka…

“Orang benar berseru, Tuhan mendengar mereka dan membebaskan mereka dari semua kesesakannya.” (Mazmur 34:17).

Di tengah rutinitas yang serba cepat, mudah sekali mengabaikan apa yang benar-benar penting: persekutuan kita dengan Tuhan. Namun jangan tertipu, saudara terkasih — tidak ada pengudusan tanpa waktu berkualitas bersama Tuhan. Persekutuan harian ini bukanlah kemewahan bagi orang-orang yang super rohani, melainkan kebutuhan bagi kita semua. Di sanalah kita menemukan kekuatan untuk melanjutkan, hikmat untuk memutuskan, dan damai untuk bertahan. Dan semua itu dimulai dengan satu pilihan: ketaatan. Sebelum kita mencari kata-kata indah dalam doa atau penghiburan dalam perenungan, kita harus bersedia menaati apa yang sudah Tuhan nyatakan kepada kita.

Tidak ada gunanya mencoba melewati tahapan-tahapan. Ketaatan pada perintah Tuhan bukanlah aksesori iman — melainkan fondasinya itu sendiri. Banyak orang berpikir mereka bisa berhubungan dengan Tuhan dengan caranya sendiri, mengabaikan petunjuk-Nya, seolah-olah Dia adalah Bapa yang permisif yang menerima segalanya. Namun Firman jelas: Tuhan menyatakan diri-Nya kepada mereka yang taat kepada-Nya. Ketika kita menunjukkan melalui tindakan nyata bahwa kita sungguh-sungguh menghargai kehendak-Nya, Dia akan merespons. Dia tidak mengabaikan hati yang taat. Sebaliknya, Dia bertindak dengan cepat untuk menyembuhkan, mengubah, dan menuntun kita kepada Yesus.

Jika Anda menginginkan hidup yang diubahkan, mulailah dengan ketaatan. Itu tidak mudah, saya tahu. Kadang berarti melepaskan sesuatu yang kita sukai atau menghadapi kritik dari orang lain. Namun tidak ada ganjaran yang lebih besar daripada merasakan Tuhan dekat, bekerja dalam hidup kita dengan kuasa-Nya. Dia tidak menyatakan diri di tengah pemberontakan, melainkan dalam penyerahan yang tulus. Ketika kita memilih untuk taat, meskipun belum memahami segalanya, surga bergerak. Dan di sanalah proses pengudusan benar-benar dimulai — melalui tindakan kesetiaan yang menyentuh hati Bapa. -Diadaptasi dari Henry Edward Manning. Sampai jumpa besok, jika Tuhan mengizinkan.

Berdoa bersama saya: Bapa yang terkasih, di dunia yang penuh dengan distraksi dan tekanan ini, aku mengakui bahwa aku perlu kembali ke pusat: ke hadirat-Mu. Tolonglah aku menjadikan ketaatan sebagai langkah pertama dalam perjalanan harianku. Jangan biarkan aku terbuai dengan bentuk-bentuk kosong dari keberagamaan, tetapi biarlah hatiku selalu siap mengikuti perintah-Mu dengan tulus. Ajarkan aku untuk memprioritaskan waktu bersama-Mu dan tidak menukar kehendak-Mu dengan apa pun di dunia ini.

Tuhan, kuatkan aku untuk hidup setia, bahkan ketika itu berarti harus melawan arus. Aku tahu Engkau berkenan kepada mereka yang taat kepada-Mu dengan hati, dan itulah yang ingin aku jadi: seseorang yang menyenangkan hati-Mu dengan tindakan, bukan hanya dengan kata-kata. Bentuklah aku, ubahlah aku, bebaskan aku dari segala keras kepala rohani dan tuntun aku ke dalam persekutuan sejati dengan-Mu, yang menyegarkan dan memulihkan.

Oh, Allah Yang Mahakudus, aku menyembah dan memuji-Mu karena Engkau setia, adil, dan sabar. Hikmat-Mu sempurna dan jalan-jalan-Mu lebih tinggi dari jalanku. Putra-Mu yang terkasih adalah Pangeran dan Juruselamatku yang kekal. Hukum-Mu yang perkasa bagaikan sumber cahaya di tengah kegelapan, yang menunjukkan jalan kehidupan. Perintah-perintah-Mu bagaikan permata berharga, yang menghiasi jiwa dan menuntun pada damai sejati. Aku berdoa dalam nama Yesus yang berharga, amin.

Renungan Harian: TUHANlah yang berjalan di depanmu; Dia akan menyertai engkau…

“TUHANlah yang berjalan di depanmu; Dia akan menyertai engkau, Ia tidak akan membiarkan engkau dan tidak akan meninggalkan engkau; jangan takut dan jangan patah hati” (Ulangan 31:8).

Ketika hidup terasa terlalu berat, ingatlah: Anda tidak menghadapi apa pun sendirian. Allah tidak pernah meninggalkan milik-Nya. Bahkan ketika Anda tidak melihat-Nya, tangan-Nya tetap teguh, membimbing Anda melewati kesulitan. Daripada tenggelam dalam rasa sakit atau ketakutan, sandarkanlah jiwa Anda pada keyakinan bahwa Dia memegang kendali. Apa yang hari ini tampak tak tertahankan, pada waktunya akan diubah-Nya menjadi sesuatu yang baik. Dia bekerja di balik layar dengan sempurna, dan iman Anda adalah yang akan membuat Anda tetap teguh, bahkan ketika segala sesuatu di sekitar tampak runtuh.

Tetapi pernahkah Anda bertanya-tanya, apa sebenarnya karya yang sedang Allah lakukan dalam hidup Anda? Jawabannya sederhana dan tak berubah: Allah sedang menuntun Anda untuk menaati Hukum-Nya yang penuh kuasa. Inilah karya yang Dia lakukan pada semua yang benar-benar mengasihi-Nya. Dia tidak memaksa siapa pun, tetapi menarik dengan kasih mereka yang hatinya mau mendengar. Dan kepada mereka, Dia menyatakan Hukum-Nya yang agung — Hukum yang mengubah, membebaskan, melindungi, memberkati, dan menuntun kepada keselamatan. Melalui ketaatanlah, makhluk mulai memahami tujuannya.

Dan ketika keputusan untuk taat itu terjadi, segalanya berubah. Allah mengutus jiwa yang setia itu kepada Anak-Nya, dan akhirnya hidup mulai bermakna. Kekosongan hilang, arah datang, dan hati mulai berjalan dalam damai. Itulah sebabnya tidak ada yang lebih penting dalam hidup ini selain mendengarkan suara Allah dan mengikuti setiap perintah yang telah Dia nyatakan melalui para nabi dan Yesus. Inilah jalan yang sempit, namun aman. Di ujungnya, ada hidup yang kekal. -Disadur dari Isaac Penington. Sampai jumpa besok, jika Tuhan mengizinkan.

Berdoa bersama saya: Tuhan Allahku, ketika hidup terasa berat dan langkahku goyah, tolonglah aku untuk selalu ingat bahwa Engkau bersamaku. Bahkan ketika mataku tak melihat-Mu, aku ingin percaya bahwa tangan-Mu membimbingku dengan kasih dan kesetiaan. Jangan biarkan rasa sakit atau ketakutan menguasai diriku. Kuatkanlah imanku, agar aku tetap teguh bahkan di tengah badai. Aku tahu tak ada yang luput dari kendali-Mu, dan Engkau memakai setiap kesulitan untuk membentuk dan menuntunku pada kehendak-Mu.

Nyatakanlah, Bapa, karya yang sedang Engkau lakukan dalam hidupku. Aku tahu semuanya bermula dari ketaatan pada Hukum-Mu yang kudus — Hukum yang penuh kuasa, yang mengubah, membebaskan, melindungi, dan menyelamatkan. Aku ingin memiliki hati yang lembut pada suara-Mu, siap mendengar dan rela taat. Jauhkanlah dariku segala kesombongan, segala perlawanan, dan berikanlah sukacita untuk hidup menurut perintah-Mu. Aku tahu di jalan inilah aku akan menemukan damai, tujuan, dan arah yang sejati.

Pimpinlah aku, Tuhan, kepada Anak-Mu yang terkasih. Kiranya kesetiaanku kepada-Mu membawaku semakin mengenal Sang Juruselamat, Dia yang memberi makna hidup dan membuka pintu kekekalan. Kiranya aku tak pernah menyimpang dari jalan yang sempit ini, tetapi tetap berjalan dengan ketekunan, kasih, dan penyerahan penuh. Dalam nama Yesus, amin.