Arsip Kategori: Devotionals

Renungan Harian: Bapa, jika Engkau mau, ambillah cawan ini dari pada-Ku; namun,…

“Bapa, jika Engkau mau, ambillah cawan ini dari pada-Ku; namun, janganlah kehendak-Ku, melainkan kehendak-Mu yang jadi” (Lukas 22:42).

Ada damai dan sukacita yang tiada bandingnya ketika kehendak kita akhirnya selaras dengan kehendak Allah. Tidak ada lagi pergumulan batin, tidak ada lagi perlawanan — hanya ada ketenangan. Ketika kita percaya bahwa Tuhan memegang kendali dan menyerahkan seluruh hidup kita kepada-Nya, kita tidak hanya menemukan kelegaan, tetapi juga menemukan tujuan sejati dari keberadaan kita. Kehendak Allah itu sempurna, dan ketika kita menjadi satu dengan kehendak-Nya, tidak ada apa pun di dunia ini yang dapat menghalangi kita, sebab kita mengalir bersama Sang Pencipta segala sesuatu.

Namun penting untuk memahami satu hal: hanya ada satu cara untuk selaras dengan kehendak yang sempurna itu — dengan menaati Hukum Allah yang berkuasa. Ini bukan soal perasaan, bukan pula niat yang samar. Apa yang Allah kehendaki dari kita telah dinyatakan dengan jelas melalui para nabi-Nya dan melalui Anak-Nya. Kehendak Allah bagi setiap manusia adalah ketaatan. Dan ketika akhirnya kita berhenti mendengarkan mereka yang menolak kebenaran ini, ketika kita berhenti mengikuti keramaian dan memilih untuk melawan arus, mendengarkan dan menaati perintah-perintah kudus Tuhan, maka berkat itu akan datang.

Pada saat itulah Bapa menyatakan diri-Nya, Dia mendekat dan berkenan kepada kita. Ketaatan membuka pintu kasih ilahi dan menuntun kita kepada Sang Anak — Yesus, Juruselamat kita. Ketika kita memilih setia pada Hukum Tuhan, tidak peduli berapa banyak yang menentang, tidak peduli seberapa besar kita dikritik, sebab surga bergerak demi kebaikan kita. Inilah kehidupan yang sejati: hidup dalam keselarasan penuh dengan kehendak Allah yang dinyatakan dalam Hukum-Nya yang kudus. -Diadaptasi dari Henry Edward Manning. Sampai jumpa besok, jika Tuhan mengizinkan.

Berdoa bersama saya: Bapa Yang Kudus, hari ini aku mengakui bahwa tidak ada jalan yang lebih baik daripada jalan-Mu. Aku ingin menyelaraskan kehendakku dengan kehendak-Mu, aku ingin menemukan sukacita dalam penyerahan diri sepenuhnya kepada-Mu. Aku tidak lagi ingin melawan apa yang telah Engkau tetapkan, tetapi beristirahat dalam keyakinan bahwa kehendak-Mu itu sempurna dan penuh kasih.

Tuhan, tunjukkanlah jalan-Mu kepadaku dan kuatkanlah aku untuk setia mengikuti Hukum-Mu yang berkuasa. Kiranya aku tidak terpengaruh oleh mereka yang mengabaikan kehendak-Mu. Berikan aku keberanian untuk melawan arus, untuk mendengar dan menaati segala yang telah Engkau ajarkan melalui para nabi-Mu. Aku ingin hidup untuk menyenangkan-Mu, dan menerima persetujuan-Mu dari tempat yang maha tinggi.

Oh, Allah Yang Mahakudus, aku menyembah dan memuji-Mu karena Engkau tidak pernah berubah dalam keadilan dan setia kepada mereka yang taat kepada-Mu. Anak-Mu yang terkasih adalah Pangeran dan Juruselamatku yang kekal. Hukum-Mu yang berkuasa adalah kompas ilahi yang selalu menunjuk kepada kebenaran dan menjaga jiwa tetap teguh di tengah kekacauan. Perintah-perintah-Mu seperti akar yang dalam yang menopang mereka yang takut kepada-Mu, menghasilkan buah damai, berkat, dan keselamatan. Aku berdoa dalam nama Yesus yang berharga, amin.

Renungan Harian: Akulah Allah Yang Mahakuasa; berjalanlah di hadapan-Ku…

“Akulah Allah Yang Mahakuasa; berjalanlah di hadapan-Ku dan jadilah sempurna” (Kejadian 17:1).

Sungguh menakjubkan mengamati apa yang terjadi pada jiwa yang benar-benar menguduskan diri kepada Tuhan. Meskipun prosesnya memerlukan waktu, perubahan yang terjadi sangat mendalam dan indah. Ketika seseorang mendedikasikan diri untuk hidup setia kepada Allah, dengan keinginan tulus untuk menyenangkan-Nya, sesuatu mulai berubah di dalam dirinya. Kehadiran Allah menjadi lebih nyata, lebih hidup, dan kebajikan rohani mulai bermunculan seperti bunga di tanah yang subur. Ini bukanlah hasil dari usaha yang sia-sia, melainkan buah alami dari kehidupan yang memutuskan untuk berjalan di jalan ketaatan.

Rahasia dari transformasi ini terletak pada satu keputusan mendasar: taat kepada Hukum Sang Pencipta yang penuh kuasa. Ketika jiwa memilih untuk hidup sesuai dengan perintah-perintah yang diberikan Allah melalui para nabi-Nya, ia menjadi lentur di tangan Sang Penjunan. Seperti tanah liat di tangan Sang Pencipta, siap untuk dibentuk menjadi bejana kehormatan. Ketaatan melahirkan kepekaan, kerendahan hati, keteguhan, dan membuka hati untuk diubah oleh kebenaran. Jiwa yang taat tidak hanya bertumbuh — ia berkembang.

Dan apa yang dihasilkan oleh ketaatan ini? Berkat-berkat nyata, kelepasan yang terlihat, dan yang terpenting, keselamatan melalui Anak Allah. Tidak ada kerugian di jalan ini — hanya keuntungan. Apa yang Allah sediakan bagi mereka yang taat kepada-Nya jauh lebih besar daripada apa pun yang dapat ditawarkan dunia. Karena itu, jangan ragu: ambillah keputusan hari ini untuk menjadi anak yang taat. Sebab ketika kita menyerahkan diri pada kehendak Allah, kita akan menemukan bahwa di sanalah letak kehidupan yang sejati. -Diadaptasi dari Hannah Whitall Smith. Sampai jumpa besok, jika Tuhan mengizinkan.

Berdoa bersama saya: Bapa yang terkasih, aku bersyukur kepada-Mu karena setiap jiwa yang mencari-Mu dengan tulus diubahkan oleh-Mu. Aku ingin menjadi jiwa itu, yang dikuduskan, taat, dan bersedia hidup bukan menurut perasaanku, tetapi menurut kebenaran-Mu. Kiranya kehadiran-Mu membentuk dalam diriku segala sesuatu yang berkenan kepada-Mu.

Tuhan, aku menyerahkan diriku seperti tanah liat di tangan-Mu. Aku tidak ingin melawan kehendak-Mu, tetapi membiarkan diri dibentuk dan diubah melalui ketaatan pada Hukum-Mu yang penuh kuasa. Kiranya perintah-perintah-Mu yang kudus, yang Engkau sampaikan melalui para nabi, menjadi penuntun harian, sukacita, dan perlindunganku. Bawalah aku kepada kedewasaan rohani, agar aku hidup sebagai bejana kehormatan di hadapan-Mu.

Oh, Allah Yang Maha Kudus, aku menyembah dan memuji-Mu karena Engkau setia memberi upah kepada mereka yang taat kepada-Mu. Anak-Mu yang terkasih adalah Pangeran dan Juruselamatku yang kekal. Hukum-Mu yang penuh kuasa bagaikan sungai kekudusan yang membasuh dan membentuk jiwa dengan kesabaran dan kasih. Perintah-perintah-Mu seperti benih kekal yang, ketika ditanam di hati yang tulus, akan bertumbuh menjadi kebajikan dan hidup yang kekal. Aku berdoa dalam nama Yesus yang berharga, amin.

Renungan Harian: Tuhan, janganlah jauh dari padaku! Ya kekuatanku, segeralah menolong…

“Tuhan, janganlah jauh dari padaku! Ya kekuatanku, segeralah menolong aku!” (Mazmur 22:19).

Banyak orang menghabiskan waktu dan tenaga mencoba mengalahkan kejahatan di dalam diri dengan strategi manusiawi: disiplin, usaha sendiri, niat baik. Namun kenyataannya ada jalan yang lebih sederhana, lebih kuat, dan terjamin: menaati perintah-perintah Allah dengan segenap kekuatan jiwa. Ketika kita memilih jalan ini, kita tidak hanya sedang melawan kejahatan—kita sedang terhubung dengan Allah yang memberi kita kemenangan atasnya. Ketaatanlah yang membungkam pikiran najis, yang menghilangkan keraguan, yang menguatkan hati melawan serangan musuh.

Hukum Allah yang penuh kuasa adalah penawar bagi segala racun rohani. Ia tidak hanya melarang kejahatan—ia juga menguatkan kita melawannya. Setiap perintah adalah perisai, perlindungan, dan ungkapan kasih Allah bagi kita. Dan ketika kita sungguh-sungguh berkomitmen untuk menaati-Nya, Allah sendiri akan terlibat secara pribadi dalam hidup kita. Ia tidak lagi menjadi sekadar gagasan yang jauh, melainkan menjadi Bapa yang hadir, yang membimbing, menegur, menyembuhkan, menguatkan, dan bertindak dengan kuasa bagi kita.

Inilah titik baliknya: ketika hati menyerahkan diri sepenuhnya kepada ketaatan, segalanya berubah. Bapa mendekat, Roh Kudus bekerja di dalam kita, dan dalam waktu singkat kita dipimpin kepada Sang Anak untuk pengampunan dan keselamatan. Ini tidaklah rumit. Cukup berhenti berjuang dengan kekuatan sendiri dan menyerah pada kehendak Allah yang dinyatakan dalam perintah-perintah-Nya yang kudus dan kekal. Kemenangan dimulai dari sini. -Disadur dari Arthur Penrhyn Stanley. Sampai besok, jika Tuhan mengizinkan.

Berdoa bersama saya: Bapa yang penuh kasih, aku mengakui bahwa seringkali aku mencoba mengalahkan kejahatan dalam diriku dengan kekuatanku sendiri, dan aku gagal. Namun sekarang aku mengerti: kekuatan sejati ada dalam menaati Firman-Mu. Aku ingin berpegang pada kehendak-Mu, menolak segala sesuatu yang menjauhkan aku dari-Mu, dan hidup menurut perintah-perintah-Mu yang kudus.

Tuhan, kuatkanlah hatiku untuk berjalan setia dalam Hukum-Mu yang penuh kuasa. Kiranya aku menemukan perlindungan, petunjuk, dan kesembuhan di dalamnya. Aku tahu bahwa ketika aku taat dengan tulus, Engkau mendekat kepadaku, bekerja dalam sejarah hidupku, dan menuntunku kepada kebebasan sejati. Aku ingin hidup di bawah pemeliharaan-Mu, dipimpin oleh kebenaran-Mu.

Ya Allah Yang Mahakudus, aku menyembah dan memuji-Mu karena Engkau tidak membiarkan kami tanpa pertahanan terhadap kejahatan. Putra-Mu yang terkasih adalah Pangeran dan Juruselamatku yang kekal. Hukum-Mu yang penuh kuasa bagaikan pedang tajam yang memisahkan terang dari gelap, melindungi jiwa dari segala kejahatan. Perintah-perintah-Mu bagaikan tembok kekudusan yang kokoh dan tak tergoyahkan, menjaga mereka yang setia menaati-Mu. Aku berdoa dalam nama Yesus yang berharga, amin.

Renungan Harian: Mata Tuhan tertuju kepada orang benar, dan telinga-Nya…

“Mata Tuhan tertuju kepada orang benar, dan telinga-Nya terbuka terhadap teriakan mereka” (Mazmur 34:15).

Mencapai titik penyerahan total adalah tonggak rohani yang luar biasa. Ketika Anda akhirnya memutuskan bahwa tidak ada apa pun — baik pendapat, kritik, maupun penganiayaan — yang akan menghalangi Anda untuk menaati semua perintah Allah, maka Anda siap untuk hidup dalam tingkat keintiman yang baru dengan Tuhan. Dari tempat penyerahan ini, Anda dapat berdoa dengan keyakinan, meminta dengan keberanian, dan berharap dengan iman, karena Anda hidup di dalam kehendak Allah. Dan ketika kita berdoa dalam ketaatan, jawaban-Nya sudah dalam perjalanan.

Jenis hubungan dengan Allah seperti ini, di mana doa-doa menghasilkan buah nyata, hanya mungkin terjadi ketika jiwa berhenti melawan. Banyak orang menginginkan berkat, tetapi tanpa penyerahan. Mereka ingin menuai, tetapi tanpa menabur benih ketaatan. Namun kebenarannya tetap: ketika seseorang berusaha sepenuh hati untuk menaati Hukum Allah yang penuh kuasa, surga bergerak dengan cepat. Allah tidak mengabaikan hati yang sungguh-sungguh tunduk — Dia menjawab dengan pembebasan, damai sejahtera, penyediaan, dan petunjuk.

Dan yang terindah dari semuanya? Ketika ketaatan itu sungguh-sungguh, Bapa menuntun jiwa itu langsung kepada Anak. Yesus adalah tujuan akhir dari kesetiaan yang tulus. Ketaatan membuka pintu, mengubah suasana, dan mentransformasi hati. Ia membawa kebahagiaan, kestabilan, dan yang terpenting, keselamatan. Waktu untuk melawan telah berakhir. Waktu untuk taat dan menuai buah kekal telah tiba. Cukup putuskan — dan Allah akan melakukan sisanya. -Diadaptasi dari Lettie B. Cowman. Sampai jumpa besok, jika Tuhan mengizinkan.

Berdoa bersama saya: Bapa Kudus, aku bersyukur kepada-Mu karena Engkau telah menunjukkan bahwa penyerahan total bukanlah kerugian, melainkan awal sejati dari hidup yang berkelimpahan. Hari ini aku mengakui bahwa tidak ada satu pun di dunia ini yang lebih berharga daripada menaati-Mu dengan segenap hatiku. Aku tidak ingin lagi melawan kehendak-Mu. Aku ingin setia, meskipun dunia menentangku.

Tuhan, ajarilah aku untuk percaya seperti orang yang telah menerima. Berikan aku iman yang hidup, yang berdoa dan bertindak berdasarkan janji-Mu. Aku memilih untuk menaati Hukum-Mu yang penuh kuasa, bukan karena kewajiban, tetapi karena aku mengasihi-Mu. Aku tahu bahwa ketaatan ini mendekatkanku pada hati-Mu dan membuka langit atas hidupku. Kiranya aku hidup setiap hari di bawah petunjuk-Mu, siap berkata “ya” untuk segala yang Engkau perintahkan.

Oh, Allah Yang Mahakudus, aku menyembah dan memuji-Mu karena Engkau setia kepada mereka yang benar-benar taat kepada-Mu. Putra-Mu yang terkasih adalah Pangeran dan Juruselamatku yang kekal. Hukum-Mu yang penuh kuasa bagaikan sungai kehidupan yang mengalir langsung dari takhta-Mu, menyirami hati yang mencari-Mu dengan tulus. Perintah-perintah-Mu bagaikan cahaya abadi yang menuntun jiwa di jalan kebenaran, kebebasan, dan keselamatan. Aku berdoa dalam nama Yesus yang berharga, amin.

Renungan Harian: Setiap orang yang berbuat dosa juga melanggar hukum…

“Setiap orang yang berbuat dosa juga melanggar hukum, sebab dosa adalah pelanggaran terhadap hukum” (1 Yohanes 3:4).

Dosa bukanlah sebuah kecelakaan. Dosa adalah keputusan. Itu adalah pelanggaran sadar terhadap apa yang sudah jelas dinyatakan Allah. Firman-Nya tegas: dosa adalah pelanggaran terhadap Hukum Allah. Bukan karena kurangnya informasi — melainkan pilihan yang disengaja. Kita melihat pagar, membaca peringatannya, merasakan sentuhan hati nurani… namun tetap saja, kita memilih untuk melompati. Di zaman kita, banyak orang mencoba melunakkan hal ini. Mereka menciptakan nama baru, penjelasan psikologis, wacana modern untuk membuat dosa “kurang berdosa”. Namun kebenarannya tetap sama: apapun namanya — racun tetap mematikan.

Kabar baiknya — dan ini benar-benar kabar baik — adalah selalu ada harapan selama masih ada kehidupan. Jalan ketaatan terbuka lebar. Siapa saja dapat memutuskan hari ini untuk berhenti melanggar Hukum Allah yang berkuasa dan mulai menaati-Nya dengan tulus. Keputusan ini tidak bergantung pada gelar, masa lalu yang bersih, atau kesempurnaan. Hanya bergantung pada hati yang remuk dan bersedia. Dan ketika Allah melihat keinginan yang sungguh-sungguh itu, ketika Dia menyelidiki dan menemukan ketulusan, Dia menjawab dengan mengirimkan Roh Kudus untuk menguatkan, membimbing, dan memperbarui jiwa itu.

Mulai dari situ, segalanya berubah. Bukan hanya karena orang itu berusaha, tetapi karena surga bergerak demi dia. Bersama Roh Kudus datanglah kuasa untuk mengalahkan dosa, datang keteguhan untuk tetap berdiri, datanglah berkat, kelepasan, dan di atas segalanya, keselamatan di dalam Kristus Yesus. Perubahan dimulai dengan sebuah keputusan — dan keputusan itu ada dalam jangkauan Anda sekarang: taatilah Hukum Allah yang kudus dan kekal dengan segenap hati. -Diadaptasi dari John Jowett. Sampai jumpa besok, jika Tuhan mengizinkan.

Berdoa bersama saya: Tuhan Allahku, aku mengakui bahwa seringkali aku telah melihat tanda-tanda namun tetap memilih jalan yang salah. Aku tahu bahwa dosa adalah pelanggaran terhadap Hukum-Mu, dan tidak ada alasan atau nama yang lebih lembut yang dapat mengubah kebenaran itu. Hari ini aku tidak mau lagi menipu diriku sendiri. Aku ingin menghadapi dosaku dengan sungguh-sungguh dan kembali kepada-Mu dengan pertobatan yang sejati.

Bapa, aku mohon: selidiki hatiku. Lihatlah apakah ada dalam diriku keinginan yang tulus untuk menaati-Mu — dan kuatkanlah keinginan itu. Aku ingin meninggalkan segala pelanggaran dan hidup dalam ketaatan pada Hukum-Mu yang berkuasa, mengikuti perintah-perintah-Mu yang kudus dengan setia. Kirimkanlah Roh Kudus-Mu untuk membimbingku, memberiku kekuatan, dan menjaga aku tetap teguh di jalan kekudusan.

Oh, Allah Yang Mahakudus, aku menyembah dan memuji-Mu karena meskipun aku bersalah, Engkau tetap menawarkan penebusan kepadaku. Putra-Mu yang terkasih adalah Pangeran dan Juruselamatku yang kekal. Hukum-Mu yang berkuasa adalah seperti tembok perlindungan di sekeliling mereka yang menaati-Mu, menjaga langkah mereka dari kesalahan dan kehancuran. Perintah-perintah-Mu bagaikan sungai kesucian yang membasuh jiwa dan menuntun ke takhta kemuliaan. Aku berdoa dalam nama Yesus yang berharga, amin.

Renungan Harian: Mereka mengembara di padang gurun, tersesat dan tanpa tempat tinggal….

“Mereka mengembara di padang gurun, tersesat dan tanpa tempat tinggal. Lapar dan haus, mereka hampir mati. Dalam kesesakan mereka, mereka berseru kepada TUHAN, dan Ia melepaskan mereka dari penderitaan mereka” (Mazmur 107:4-6).

Setia mengikuti Allah sering kali berarti memilih jalan yang sepi. Dan memang, jalan itu bisa terasa seperti padang gurun — kering, sulit, tanpa tepuk tangan. Namun justru di sanalah kita belajar pelajaran paling mendalam tentang siapa Allah itu dan siapa kita sebenarnya di dalam Dia. Mencari persetujuan manusia bagaikan meminum racun sedikit demi sedikit. Itu menguras jiwa, karena memaksa kita hidup untuk menyenangkan orang yang tidak stabil dan terbatas, daripada memuliakan Allah yang kekal dan tidak berubah. Pria atau wanita sejati Allah harus rela berjalan sendirian, mengetahui bahwa persekutuan dengan Tuhan lebih berharga daripada diterima oleh seluruh dunia.

Saat kita memutuskan berjalan bersama Allah, kita akan mendengar suara-Nya — tegas, tetap, dan tak salah lagi. Itu bukan suara keramaian, bukan gema pendapat manusia, melainkan panggilan manis dan penuh kuasa dari Tuhan untuk percaya dan taat. Dan panggilan itu selalu membawa kita ke satu titik: ketaatan pada Hukum-Nya yang berkuasa. Sebab di sanalah jalan kehidupan. Allah memberikan Hukum-Nya bukan sebagai beban, melainkan sebagai peta yang setia, yang menuntun pada berkat, perlindungan, dan terutama keselamatan di dalam Kristus. Mengikutinya adalah menapaki jalan yang aman, meskipun sepi.

Maka, jika harus berjalan sendiri, berjalanlah. Jika harus kehilangan persetujuan orang lain demi menyenangkan Allah, biarlah demikian. Sebab menaati perintah agung Bapa adalah yang membawa damai sejahtera yang kekal, melepaskan dari jerat dunia, dan persekutuan sejati dengan surga. Dan siapa yang berjalan dengan Allah, meski dalam keheningan dan kesendirian, tidak pernah benar-benar sendiri. -Diadaptasi dari A. B. Simpson. Sampai jumpa besok, jika Tuhan mengizinkan.

Berdoa bersama saya: Bapa yang terkasih, aku bersyukur atas kehadiran-Mu yang tetap, bahkan di saat segalanya terasa seperti padang gurun. Aku tahu berjalan bersama-Mu sering kali berarti melepaskan keinginan untuk dipahami, dikagumi, atau diterima oleh orang lain. Namun aku juga tahu tidak ada yang sebanding dengan damai sejahtera berada di sisi-Mu. Ajarlah aku untuk lebih menghargai suara-Mu daripada suara yang lain.

Tuhan, lepaskan aku dari keinginan untuk menyenangkan manusia. Aku ingin berjalan bersama-Mu meskipun itu berarti berjalan sendirian. Aku ingin mendengar suara-Mu, menaati panggilan-Mu, dan hidup menurut Hukum-Mu yang berkuasa, percaya bahwa itulah jalan yang benar — jalan yang membawa pada berkat, kelepasan, dan keselamatan. Kiranya langkahku tetap teguh, meski sendiri, jika berpegang pada kebenaran-Mu.

Oh, Allah Yang Mahakudus, aku menyembah dan memuji-Mu karena Engkau setia kepada mereka yang berjalan bersama-Mu dalam kekudusan. Putra-Mu yang terkasih adalah Pangeran dan Juruselamatku yang kekal. Hukum-Mu yang berkuasa bagaikan jalur terang di tengah kegelapan, menuntun hati yang setia hingga ke takhta-Mu. Perintah-Mu bagaikan jangkar abadi, meneguhkan langkah mereka yang taat kepada-Mu, bahkan ketika seluruh dunia menjauh. Aku berdoa dalam nama Yesus yang berharga, amin.

Renungan Harian: Tuhan, Engkau menyelidiki dan mengenal aku. Engkau tahu ketika aku…

“Tuhan, Engkau menyelidiki dan mengenal aku. Engkau tahu ketika aku duduk dan ketika aku bangun; dari jauh Engkau mengerti pikiranku” (Mazmur 139:1-2).

Tidak ada tempat di mana kita bisa menyembunyikan dosa kita. Tidak ada topeng yang efektif di hadapan Dia yang melihat segalanya. Kita mungkin bisa menipu orang lain, tampak saleh, terlihat benar di luar — tetapi Allah mengenal hati. Dia melihat apa yang tersembunyi, yang tidak dilihat siapa pun. Dan hal itu seharusnya membuat kita takut. Karena tidak ada yang luput dari pandangan-Nya. Namun pada saat yang sama, ada sesuatu yang sangat menghibur di dalamnya: Allah yang sama yang melihat dosa tersembunyi juga melihat keinginan terkecil untuk melakukan yang benar. Dia memperhatikan kerinduan rapuh akan kekudusan itu, keinginan yang masih malu-malu untuk mendekat kepada-Nya.

Melalui keinginan yang tulus ini, meskipun masih belum sempurna, Allah memulai sesuatu yang luar biasa. Ketika kita mendengar panggilan-Nya dan menanggapi dengan ketaatan, sesuatu yang supranatural terjadi. Hukum Allah yang penuh kuasa, yang begitu sering ditolak banyak orang, mulai bekerja di dalam diri kita dengan kekuatan dan perubahan. Hukum ini memiliki energi ilahi — ia tidak hanya menuntut, tetapi juga menguatkan, menghibur, dan mendorong. Ketaatan tidak membawa kita pada beban, melainkan pada kebebasan. Jiwa yang memutuskan untuk hidup menurut perintah Allah yang agung akan menemukan damai, menemukan tujuan, dan menemukan Allah itu sendiri.

Karena itu, pertanyaannya sederhana dan langsung: mengapa menunda? Mengapa terus mencoba bersembunyi, mencoba mengendalikan hidup dengan caramu sendiri? Allah sudah melihat segalanya — baik kegagalan maupun keinginan untuk benar. Jadi, jika Dia sudah mengenalmu sepenuhnya, mengapa tidak menyerah sepenuhnya? Mulailah taat hari ini. Jangan tunggu lagi. Damai dan kebahagiaan yang selama ini kamu cari ada di tempat yang mungkin selama ini kamu hindari: dalam ketaatan kepada Hukum Allah yang penuh kuasa dan kekal. -Disadur dari John Jowett. Sampai jumpa besok, jika Tuhan mengizinkan.

Berdoa bersama saya: Bapa yang terkasih, di hadapan kekudusan-Mu aku mengakui: tidak ada tempat bagiku untuk bersembunyi. Engkau mengenal setiap sudut hidupku, setiap pikiran, setiap niat. Hal itu membuatku takut, tetapi juga memberi harapan, sebab aku tahu Engkau melihat bukan hanya dosaku, tetapi juga keinginanku untuk menyenangkan-Mu, meski keinginan itu tampak kecil dan rapuh.

Tuhan, aku memohon: kuatkanlah keinginan ini di dalam diriku. Biarlah ia tumbuh dan mengalahkan segala perlawanan. Kiranya aku tidak hanya mendengar panggilan-Mu untuk taat, tetapi juga menanggapi dengan tindakan nyata, dengan penyerahan yang sungguh-sungguh. Tolonglah aku untuk hidup menurut Hukum-Mu yang penuh kuasa, berjalan dengan teguh dalam perintah-Mu yang agung, sebab aku tahu di sanalah damai, sukacita, dan makna sejati kehidupan.

Oh, Allah Yang Mahakudus, aku menyembah dan memuji-Mu karena Engkau memandang dengan belas kasih pada kerinduan akan kekudusan yang paling lemah sekalipun. Anak-Mu yang terkasih adalah Pangeran dan Juruselamatku yang kekal. Hukum-Mu yang penuh kuasa bagaikan angin surgawi yang menyapu segala dusta dan menegakkan kebenaran di hati mereka yang taat kepada-Mu. Perintah-Mu bagaikan pilar abadi, menopang jiwa di tengah badai dan menuntunnya dengan cahaya yang teguh hingga ke hati-Mu. Aku berdoa dalam nama Yesus yang berharga, amin.

Renungan Harian: Daniel, begitu kamu mulai berdoa, sudah ada jawaban…

“Daniel, begitu kamu mulai berdoa, sudah ada jawaban, yang aku bawa kepadamu karena engkau sangat dikasihi” (Daniel 9:23).

Ada kedamaian yang mendalam dalam mengetahui bahwa Allah mendengar dan menjawab setiap doa dari hati yang taat. Kita tidak perlu berteriak, mengulang-ulang kata, atau mencoba meyakinkan surga — cukup kita selaras dengan kehendak-Nya. Dan apakah kehendak itu? Bahwa kita menaati apa yang telah dinyatakan melalui nabi-nabi-Nya dan oleh Yesus. Ketika kita berdoa dalam nama Kristus, dengan iman dan penyerahan kepada Hukum Allah yang berkuasa, sesuatu yang dahsyat terjadi: jawaban sudah diberikan bahkan sebelum kita selesai berdoa. Jawaban itu sudah lengkap di surga, meskipun masih dalam perjalanan di bumi.

Namun sayangnya, banyak orang hidup dalam siklus rasa sakit, frustrasi, dan keheningan rohani yang terus-menerus karena mereka berdoa sementara tetap hidup dalam ketidaktaatan. Mereka menginginkan pertolongan Allah tanpa mau tunduk pada apa yang telah Dia perintahkan. Itu tidak akan berhasil. Menolak perintah Allah yang luar biasa sama saja dengan menolak kehendak-Nya, dan tidak ada alasan untuk mengharapkan jawaban positif dari-Nya selama kita hidup dalam pemberontakan. Allah tidak dapat memberkati jalan yang bertentangan dengan apa yang telah Dia nyatakan sebagai kudus dan kekal.

Jika Anda ingin melihat doa-doa Anda dijawab dengan jelas dan penuh kuasa, maka langkah pertama adalah menyelaraskan diri dengan Allah melalui ketaatan. Mulailah dengan apa yang sudah Dia tunjukkan — perintah-perintah yang dinyatakan oleh Hukum-Nya yang kudus. Jangan dipersulit. Taatilah saja. Dan ketika hidup Anda selaras dengan kehendak Bapa, Anda akan melihat: jawaban akan datang dengan damai, dengan kekuatan, dan dengan keyakinan bahwa surga sudah bergerak untuk Anda. -Diadaptasi dari Lettie B. Cowman. Sampai besok, jika Tuhan mengizinkan.

Berdoa bersama saya: Bapa yang Kudus, betapa sukacitanya mengetahui bahwa Engkau mendengar anak-anak-Mu yang setia bahkan sebelum kata-kata selesai terucap dari bibir mereka. Aku bersyukur kepada-Mu karena kesetiaan-Mu tidak pernah gagal dan karena Engkau menepati janji-Mu kepada mereka yang selaras dengan kehendak-Mu. Ajarlah aku untuk hidup dengan cara yang menyenangkan hati-Mu, dan biarlah setiap doaku lahir dari hati yang tunduk dan taat.

Tuhan, aku tidak mau lagi hidup dengan cara yang tidak konsisten, mengharapkan berkat-Mu sementara aku mengabaikan perintah-perintah-Mu yang luar biasa. Ampunilah aku atas saat-saat aku meminta sesuatu tanpa terlebih dahulu tunduk pada Hukum-Mu yang berkuasa, yang dinyatakan oleh para nabi dan oleh Anak-Mu yang terkasih. Hari ini aku memutuskan untuk hidup kudus, sesuai dengan segala sesuatu yang telah Engkau nyatakan kepadaku, karena aku tahu inilah jalan yang menyenangkan hati-Mu dan membuka pintu surga atas hidupku.

Oh, Allah Yang Maha Kudus, aku menyembah dan memuji-Mu karena Engkau menjawab dengan kasih dan kesetiaan kepada mereka yang taat kepada-Mu. Anak-Mu yang terkasih adalah Pangeran dan Juruselamatku yang kekal. Hukum-Mu yang berkuasa bagaikan sungai keadilan yang mengalir langsung dari takhta-Mu, membawa kehidupan bagi mereka yang berjalan dalam kebenaran. Perintah-perintah-Mu bagaikan nada-nada suci dari lagu surgawi, menyelaraskan jiwa dengan suara kehendak-Mu yang sempurna. Aku berdoa dalam nama Yesus yang berharga, amin.

Renungan Harian: Kami percaya kepada Allah, yang membangkitkan orang mati (2 Korintus 1:9)

“Kami percaya kepada Allah, yang membangkitkan orang mati” (2 Korintus 1:9).

Situasi-situasi sulit memiliki kekuatan khusus: mereka membangunkan kita. Tekanan dari pencobaan menyingkirkan yang berlebihan, memangkas yang tidak perlu, dan membuat kita melihat hidup dengan lebih jelas. Tiba-tiba, apa yang tampak pasti ternyata rapuh, dan kita mulai menghargai apa yang benar-benar penting. Setiap ujian menjadi kesempatan untuk memulai kembali, peluang untuk mendekat lebih lagi kepada Allah dan hidup dengan tujuan yang lebih dalam. Seolah-olah Dia sedang berkata kepada kita: “Bangunlah! Waktunya singkat. Aku punya sesuatu yang lebih baik untukmu.”

Tidak ada yang kita hadapi terjadi secara kebetulan. Allah mengizinkan kita melewati pergumulan bukan untuk menghancurkan kita, tetapi untuk memurnikan dan mengingatkan bahwa hidup ini hanyalah sebuah persinggahan. Namun Dia tidak membiarkan kita tanpa petunjuk. Melalui para nabi-Nya dan Anak-Nya, Yesus, Dia telah memberikan Hukum-Nya yang penuh kuasa — sebuah pedoman sempurna tentang bagaimana hidup di dunia yang sementara ini agar kita dapat hidup kekal bersama-Nya. Masalahnya adalah banyak orang memilih mengikuti tekanan dunia, tetapi mereka yang memutuskan untuk menaati perintah-perintah luar biasa dari Bapa akan mengalami sesuatu yang luar biasa: kedekatan nyata dengan Allah sendiri.

Saat kita memilih untuk hidup dalam ketaatan, Allah bergerak mendekat kepada kita. Dia melihat keputusan kita yang teguh, penyerahan diri kita yang sungguh-sungguh, dan membalasnya dengan berkat, petunjuk, dan damai sejahtera. Dia mengutus kita kepada Sang Anak — satu-satunya yang dapat mengampuni dan menyelamatkan. Inilah rencananya: ketaatan yang membawa pada kehadiran, kehadiran yang membawa pada keselamatan. Dan semuanya dimulai ketika, bahkan di tengah penderitaan, kita memilih untuk berkata: “Bapa, aku akan mengikuti Hukum-Mu. Apa pun harganya.” -Diadaptasi dari A. B. Simpson. Sampai besok, jika Tuhan mengizinkan.

Berdoa bersama saya: Tuhan Allahku, aku bersyukur kepada-Mu atas pencobaan yang membangunkan aku untuk melihat apa yang benar-benar penting. Setiap kesulitan membuatku melihat hidup dengan lebih jelas dan mencari kehadiran-Mu dengan lebih dalam. Aku tidak ingin menyia-nyiakan penderitaan dengan keluhan, tetapi menggunakannya sebagai anak tangga menuju kedewasaan rohani.

Bapa, aku tahu hidup di sini singkat, oleh sebab itu aku memutuskan untuk hidup sesuai dengan petunjuk-Mu yang kekal, yang telah Engkau sampaikan melalui para nabi-Mu dan Yesus, Anak-Mu yang terkasih. Aku ingin berjalan menurut Hukum-Mu yang penuh kuasa, meskipun itu bertentangan dengan pendapat dunia. Berikan aku keberanian untuk menaati perintah-perintah-Mu yang luar biasa dengan setia, bahkan ketika itu sulit, karena aku tahu itulah yang menarik kemurahan dan kehadiran-Mu.

Oh, Allah Yang Mahakudus, aku menyembah dan memuji-Mu karena Engkau setia sepanjang waktu, dan baik kepada mereka yang taat kepada-Mu. Anak-Mu yang terkasih adalah Pangeran dan Juruselamatku yang kekal. Hukum-Mu yang penuh kuasa adalah obor yang tak pernah padam di malam yang gelap, menunjukkan jalan yang aman bagi siapa saja yang merindukan hidup yang kekal. Perintah-perintah-Mu bagaikan permata yang tak dapat rusak, penuh kemuliaan dan kuasa, yang menghiasi jiwa orang-orang yang benar-benar mengasihi-Mu. Aku berdoa dalam nama Yesus yang berharga, amin.

Renungan Harian: Dan ketika bangsa itu mengeluh, hal itu tidak berkenan kepada Tuhan…

“Dan ketika bangsa itu mengeluh, hal itu tidak berkenan kepada Tuhan” (Bilangan 11:1).

Ada keindahan yang mendalam dalam hati yang menyerahkan diri kepada Allah dengan sukacita dan rasa syukur, bahkan di tengah penderitaan. Ketika kita memutuskan untuk menanggung dengan iman segala sesuatu yang diizinkan Tuhan, kita menjadi bagian dari sesuatu yang jauh lebih besar daripada diri kita sendiri. Kedewasaan rohani bukanlah menghindari penderitaan, melainkan mengetahui bagaimana menghadapinya dengan kerendahan hati, percaya bahwa ada tujuan di balik setiap ujian. Dan orang yang, dengan segala kekuatan yang diberikan Allah kepadanya, berkomitmen untuk setia melakukan kehendak kudus Tuhan, hidup dengan terhormat di hadapan surga.

Adalah hal yang umum bagi kita untuk mencari penghiburan dengan menceritakan penderitaan kita kepada semua orang di sekitar kita. Namun hikmat sejati adalah membawa segala sesuatu hanya kepada Tuhan — dengan kerendahan hati, tanpa menuntut, tanpa memberontak. Bahkan dalam doa-doa kita, kita harus mengubah fokus. Alih-alih hanya memohon kelegaan, kita harus meminta agar Allah mengajarkan kita untuk taat, agar Dia menguatkan kita untuk tetap setia mengikuti Hukum-Nya yang penuh kuasa. Permohonan ini, jika tulus, akan mengubah segalanya. Sebab ketaatan kepada perintah-perintah Allah yang agung tidak hanya menyelesaikan masalah — tetapi juga menyembuhkan akar permasalahan, memulihkan jiwa, dan menghadirkan damai sejahtera yang tidak dapat diberikan dunia.

Barangsiapa memutuskan untuk hidup demikian, akan menemukan sesuatu yang mulia: persahabatan dengan Allah. Seperti yang terjadi pada Abraham, siapa yang taat, yang sepenuhnya menyerahkan diri pada kehendak Yang Mahatinggi, akan diterima sebagai sahabat. Tidak ada gelar yang lebih tinggi, tidak ada upah yang lebih mulia. Damai sejahtera yang lahir dari persahabatan ini tidak bergantung pada keadaan. Ia kokoh, abadi, kekal — buah langsung dari hidup yang dibentuk oleh ketaatan pada Hukum Allah yang kudus, sempurna, dan kekal. -Diadaptasi dari John Tauler. Sampai jumpa besok, jika Tuhan mengizinkan.

Berdoa bersama saya: Bapa yang kekal, aku bersyukur kepada-Mu atas kesempatan untuk menyerahkan seluruh hidupku kepada-Mu, bahkan di tengah penderitaan. Aku tidak ingin lari dari apa yang Engkau tetapkan bagiku, tetapi ingin menanggungnya dengan sukacita dan rasa syukur, percaya bahwa segala sesuatu bekerja untuk kebaikan mereka yang mengasihi dan menaati-Mu. Berikanlah aku, ya Tuhan, kekuatan yang berasal dari atas untuk melakukan kehendak-Mu dalam setiap detail hidupku.

Tuhan, hari ini aku memutuskan untuk berhenti hanya berfokus pada kesulitanku. Aku ingin, dalam doaku, mencari sesuatu yang lebih besar: pengertian, hikmat, dan kekuatan untuk menaati Hukum-Mu yang penuh kuasa dengan integritas dan hormat. Biarlah mulutku diam di hadapan manusia, dan hatiku terbuka di hadapan-Mu dengan kerendahan hati dan iman. Ajarlah aku berjalan menurut perintah-Mu yang agung, sebab aku tahu inilah satu-satunya jalan menuju damai sejahtera yang sejati.

Oh, Allah Yang Mahakudus, aku menyembah dan memuji-Mu karena Engkau setia kepada mereka yang mencari-Mu dengan tulus. Anak-Mu yang terkasih adalah Pangeran dan Juruselamatku yang kekal. Hukum-Mu yang penuh kuasa adalah seperti meterai ilahi atas mereka yang mengasihi-Mu, memberikan ketenangan bahkan di tengah badai. Perintah-perintah-Mu bagaikan kunci emas yang membuka pintu persahabatan dengan-Mu dan damai sejahtera yang melampaui segala akal. Aku berdoa dalam nama Yesus yang berharga, amin.