Arsip Kategori: Devotionals

Renungan Harian: Ciptakanlah dalam aku, ya Allah, hati yang murni, dan perbaruilah…

“Ciptakanlah dalam aku, ya Allah, hati yang murni, dan perbaruilah dalam aku roh yang teguh” (Mazmur 51:10)

Siapa yang sungguh-sungguh ingin berjalan bersama Allah tidak akan puas dengan keselamatan di masa lalu atau janji di masa depan — ia ingin diselamatkan hari ini, dan juga besok. Diselamatkan dari apa? Dari apa yang masih tinggal dalam diri kita dan yang menentang kehendak Tuhan. Ya, bahkan hati yang paling tulus pun masih membawa, dalam sifatnya, kecenderungan yang bertentangan dengan Firman Allah. Itulah sebabnya jiwa yang mengasihi Bapa berseru memohon keselamatan yang berkelanjutan — pembebasan harian dari kuasa dan kehadiran dosa.

Dalam seruan inilah ketaatan kepada perintah-perintah kudus Tuhan menjadi bukan hanya perlu, tetapi juga vital. Anugerah Bapa dinyatakan ketika kita memilih, dari waktu ke waktu, untuk berjalan dalam kesetiaan kepada Firman-Nya. Tidak cukup hanya mengetahui apa yang benar — kita harus melakukannya, melawan, menolak dosa yang terus berusaha mengikuti kita. Penyerahan harian ini membentuk hati dan menguatkannya untuk hidup sesuai dengan kehendak Yang Mahatinggi.

Bapa memberkati dan mengutus mereka yang taat kepada Anak untuk pengampunan dan keselamatan. Dan dalam proses pemurnian yang terus-menerus inilah kita mengalami kehidupan sejati bersama Allah. Berserulah hari ini untuk keselamatan harian itu — dan berjalanlah, dengan kerendahan hati dan keteguhan, di jalan-jalan Tuhan. -Disadur dari J.C. Philpot. Sampai jumpa besok, jika Tuhan mengizinkan.

Berdoa bersama saya: Tuhan Allah, aku mengakui bahwa, meskipun aku telah mengenal-Mu, aku masih perlu diselamatkan setiap hari. Ada dalam diriku keinginan, pikiran, dan sikap yang tidak berkenan kepada-Mu, dan aku tahu aku tidak dapat mengalahkannya tanpa pertolongan-Mu.

Tolonglah aku membenci dosa, menjauhi kejahatan, dan memilih jalan-Mu dalam setiap detail hariku. Berikan aku kekuatan untuk taat, bahkan ketika hati bimbang, dan sucikanlah aku dengan kehadiran-Mu yang senantiasa.

Oh, Allahku yang terkasih, aku bersyukur kepada-Mu karena Engkau tidak hanya menyelamatkanku di masa lalu, tetapi terus menyelamatkanku di masa kini. Anak-Mu yang terkasih adalah Pangeran dan Juruselamatku yang kekal. Hukum-Mu yang berkuasa bagaikan mata air yang membasuh dan memperbarui batinku. Perintah-perintah-Mu adalah mercusuar yang menghalau kegelapan dosa. Aku berdoa dalam nama Yesus yang berharga, amin.

Renungan Harian: Angkatlah matamu ke langit dan lihatlah. Siapa yang menciptakan semua…

“Angkatlah matamu ke langit dan lihatlah. Siapa yang menciptakan semua ini?” (Yesaya 40:26).

Allah tidak memanggil kita untuk hidup terkurung dalam tenda-tenda kecil pemikiran atau iman yang terbatas. Dia ingin membawa kita keluar, seperti yang Dia lakukan kepada Abraham, dan mengajarkan kita untuk memandang ke langit — bukan hanya dengan mata, tetapi juga dengan hati. Orang yang berjalan bersama Allah belajar untuk melihat melampaui yang segera, melampaui dirinya sendiri. Tuhan menuntun kita ke tempat-tempat yang luas, di mana rencana-Nya lebih besar daripada kekhawatiran kita, dan di mana pikiran kita dapat selaras dengan kebesaran kehendak-Nya.

Hal ini berlaku untuk kasih kita, untuk doa-doa kita, bahkan untuk impian-impian kita. Ketika kita hidup terjebak dalam hati yang sempit, segalanya menjadi kecil: kata-kata kita, tindakan kita, harapan kita. Namun ketika kita menaati perintah-perintah Allah yang indah dan membuka jiwa terhadap apa yang ingin Dia lakukan, hidup kita menjadi luas. Kita mengasihi lebih banyak, berdoa untuk lebih banyak orang, dan ingin melihat berkat melampaui lingkaran kecil kita. Allah tidak menciptakan kita untuk hidup tertutup ke dalam, melainkan agar kita memantulkan surga di bumi ini.

Bapa hanya menyatakan rencana-Nya kepada mereka yang taat. Jika kita ingin berjalan bersama-Nya, kita harus keluar dari tenda, mengangkat mata, dan hidup sebagai sahabat sejati Yang Mahatinggi — dengan iman yang luas, kasih yang murah hati, dan hidup yang dipimpin oleh kehendak Allah. -Diadaptasi dari John Jowett. Sampai besok, jika Tuhan mengizinkan.

Berdoa bersama saya: Tuhan Allah, betapa sering aku merasa nyaman di dalam tenda, dibatasi oleh pikiran dan ketakutanku sendiri. Namun hari ini aku mendengar suara-Mu berkata: “Lihatlah ke langit!” — dan aku rindu melangkah ke mana pun tujuan-Mu memanggilku.

Luaskan hatiku, agar aku dapat mengasihi seperti Engkau mengasihi. Luaskan penglihatanku, agar aku dapat berdoa dengan sungguh-sungguh dan menjangkau jiwa-jiwa di luar diriku. Berikan aku keberanian untuk taat dan berjalan di tempat-tempat yang luas, dengan jiwa yang tertuju pada kehendak-Mu.

Oh, Allahku yang terkasih, aku bersyukur kepada-Mu karena Engkau telah membawaku keluar dari tenda dan menunjukkan langit kepadaku. Putra-Mu yang terkasih adalah Pangeran dan Juruselamatku yang kekal. Hukum-Mu yang penuh kuasa adalah peta yang menuntunku menuju cakrawala kekal. Perintah-perintah-Mu adalah bintang-bintang yang teguh yang menerangi jalanku. Aku berdoa dalam nama Yesus yang berharga, amin.

Renungan Harian: Aku akan mengajar dan menunjukkan kepadamu jalan yang harus kau tempuh…

“Aku akan mengajar dan menunjukkan kepadamu jalan yang harus kau tempuh; Aku akan menasihatimu dan mengawasi engkau” (Mazmur 32:8).

Kehidupan rohani yang paling tinggi bukanlah yang ditandai dengan usaha yang terus-menerus, melainkan dengan kelancaran—seperti sungai yang dalam yang dilihat Yehezkiel dalam penglihatannya. Siapa yang menyelam ke dalam sungai itu belajar untuk berhenti melawan arus dan mulai dibawa oleh kekuatannya. Allah menghendaki agar kita hidup seperti itu: dipimpin secara alami oleh hadirat-Nya, didorong oleh kebiasaan-kebiasaan kudus yang tumbuh dari hati yang terlatih untuk taat.

Namun, kelembutan ini tidak lahir begitu saja. Kebiasaan rohani yang menopang kita harus dibentuk dengan sengaja. Semuanya dimulai dari pilihan-pilihan kecil, keputusan yang teguh untuk berjalan di jalan yang telah Allah tunjukkan. Setiap langkah ketaatan menguatkan langkah berikutnya, sampai ketaatan tidak lagi terasa sebagai beban, melainkan sebagai sukacita. Perintah-perintah Tuhan yang agung, jika dipraktikkan dengan konsisten, akan menjadi jalur batin di mana jiwa kita berjalan dengan kokoh dan damai.

Bapa memberkati dan mengutus orang-orang yang taat kepada Anak untuk pengampunan dan keselamatan. Karena itu, mulailah dengan kesetiaan, meski masih terasa sulit. Roh Kudus siap membentuk dalam dirimu kehidupan ketaatan yang stabil, tenang, dan penuh kekuatan yang berasal dari atas. -Diadaptasi dari A. B. Simpson. Sampai besok, jika Tuhan mengizinkan.

Berdoa bersama saya: Tuhan, aku ingin berjalan bersama-Mu dengan ringan dan konsisten. Kiranya hidup rohaniku tidak ditandai oleh naik turun, melainkan oleh aliran terus-menerus dari hadirat-Mu di dalamku. Ajarlah aku untuk menyerahkan diri pada arus Roh-Mu.

Tolong aku membentuk, dengan keberanian, kebiasaan-kebiasaan kudus yang Engkau kehendaki. Kiranya setiap tindakan ketaatan, sekecil apa pun, menguatkan hatiku untuk langkah-langkah berikutnya. Berikan aku keteguhan sampai ketaatan menjadi sifat baruku yang telah diubahkan.

Oh, Allah yang terkasih, aku bersyukur karena Roh-Mu bekerja dengan sabar di dalamku. Anak-Mu yang terkasih adalah Pangeran dan Juruselamatku yang kekal. Hukum-Mu yang berkuasa adalah dasar sungai kehidupan. Perintah-perintah-Mu adalah dorongan kudus yang menuntunku kepada damai sejahtera. Aku berdoa dalam nama Yesus yang berharga, amin.

Renungan Harian: Tuhan adalah batu karangku, dan bentengku, dan pembebasku…

“Tuhan adalah batu karangku, dan bentengku, dan pembebasku; Allahku, tempat perlindunganku, kepada-Nyalah aku percaya; perisaiku, tanduk keselamatanku, kota bentengku yang tinggi” (Mazmur 18:2).

Mereka yang sungguh-sungguh berjalan bersama Allah tahu, dari pengalaman, bahwa keselamatan bukan hanya peristiwa di masa lalu. Itu adalah kenyataan harian, kebutuhan yang terus-menerus. Siapa pun yang mengenal, meski hanya sebagian, kelemahan hatinya sendiri, kuatnya godaan, dan kelicikan musuh, tahu bahwa tanpa pertolongan Tuhan yang terus-menerus, tidak mungkin menang. Pergumulan antara daging dan roh bukanlah tanda kegagalan, melainkan tanda mereka yang termasuk dalam keluarga surgawi.

Dalam pertarungan harian inilah perintah-perintah luhur Allah terungkap sebagai alat kehidupan. Mereka tidak hanya menunjukkan jalan—mereka menguatkan jiwa. Ketaatan bukanlah ujian yang terpisah, melainkan latihan iman yang terus-menerus, pilihan, dan ketergantungan. Kristus yang bangkit tidak hanya mati bagi kita; Dia hidup untuk menopang kita sekarang, dari waktu ke waktu, saat kita berjalan di dunia yang penuh bahaya ini.

Bapa hanya menyatakan rencana-Nya kepada mereka yang taat. Dan keselamatan yang Ia tawarkan, setiap hari, tersedia bagi mereka yang memilih untuk setia, bahkan di tengah pertempuran. Kiranya hari ini Anda menyadari kebutuhan Anda dan mencari, dalam ketaatan, keselamatan yang hidup dan nyata itu. -Disadur dari J.C. Philpot. Sampai besok, jika Tuhan mengizinkan.

Berdoa bersama saya: Tuhanku, aku memuji-Mu karena Engkau menunjukkan kepadaku bahwa keselamatan bukan hanya sesuatu yang kuterima di masa lalu, tetapi sesuatu yang kubutuhkan hari ini—di sini, sekarang. Setiap pagi, aku menyadari betapa aku bergantung kepada-Mu untuk tetap teguh.

Tolonglah aku untuk mengenali kelemahanku tanpa keputusasaan, dan selalu berpaling kepada pertolongan-Mu. Kiranya kehadiran-Mu menopangku di tengah konflik dan ketaatan pada Firman-Mu menuntunku dengan aman.

Oh, Allah yang terkasih, aku bersyukur kepada-Mu karena telah menawarkan kepadaku keselamatan yang hidup, nyata, dan penuh kuasa. Putra-Mu yang terkasih adalah Pangeran dan Juruselamatku yang kekal. Hukum-Mu yang berkuasa adalah perisai yang melindungiku dalam pertempuran sehari-hari. Perintah-perintah-Mu adalah aliran kehidupan yang menghubungkanku pada kemenangan. Aku berdoa dalam nama Yesus yang berharga, amin.

Renungan Harian: Dengan iman, Abraham, ketika dipanggil, taat dan pergi ke tempat…

“Karena iman, Abraham, ketika dipanggil, taat dan pergi ke tempat yang akan diterimanya sebagai warisan; dan ia berangkat tanpa mengetahui ke mana ia akan pergi” (Ibrani 11:8).

Iman sejati tidak menuntut peta yang rinci ataupun janji-janji yang kelihatan. Ketika Allah memanggil, hati yang percaya akan merespons dengan ketaatan segera, meskipun belum tahu apa yang akan terjadi selanjutnya. Begitulah Abraham — ia tidak meminta jaminan, tidak menuntut untuk mengetahui masa depan. Ia hanya melangkah pertama kali, dipandu oleh dorongan yang mulia dan setia, dan menyerahkan hasilnya ke tangan Allah. Inilah rahasia berjalan bersama Tuhan: taat pada saat ini, tanpa cemas akan apa yang ada di depan.

Dan dalam langkah ketaatan inilah, perintah-perintah Tuhan yang agung menjadi kompas bagi kita. Iman tidak dibangun di atas logika manusia, melainkan dalam praktik kesetiaan pada apa yang sudah Allah nyatakan. Kita tidak perlu memahami seluruh rencana — cukup mengikuti terang yang Ia nyalakan saat ini. Ketika hati tunduk dengan tulus pada kehendak ilahi, arah dan tujuan diserahkan pada Bapa, dan itu sudah cukup.

Bapa memberkati dan mengutus orang-orang yang taat kepada Anak untuk pengampunan dan keselamatan. Hari ini, undangannya sederhana: ambillah langkah berikutnya. Percayalah, taatilah, dan serahkan sisanya kepada Allah. Iman yang berkenan kepada Tuhan adalah iman yang bertindak setia, bahkan ketika segala sesuatu di sekitar masih belum terlihat. -Disadur dari John Jowett. Sampai besok, jika Tuhan mengizinkan.

Berdoa bersama saya: Tuhan, tolonglah aku untuk percaya kepada-Mu tanpa harus melihat seluruh jalan. Kiranya imanku tidak bergantung pada jawaban, tetapi dikuatkan dalam ketaatan pada apa yang Engkau tunjukkan hari ini.

Kiranya aku tidak pernah menunda kesetiaan hanya karena ingin mengendalikan hari esok. Ajarlah aku mendengar suara-Mu dan berjalan di jalan-Mu dengan teguh dan damai, meskipun aku belum memahami tujuannya.

Oh, Bapa yang terkasih, aku bersyukur karena Engkau memanggilku berjalan bersama-Mu seperti yang Engkau lakukan kepada Abraham. Anak-Mu yang terkasih adalah Pangeran dan Juruselamatku yang kekal. Hukum-Mu yang berkuasa adalah jalan yang aman di bawah kakiku. Perintah-perintah-Mu adalah cahaya yang menerangi setiap langkah menuju rencana-Mu. Aku berdoa dalam nama Yesus yang berharga, amin.

Renungan Harian: Siapakah yang akan naik ke gunung TUHAN? Atau siapakah yang akan…

“Siapakah yang akan naik ke gunung TUHAN? Atau siapakah yang akan berdiri di tempat-Nya yang kudus? Orang yang bersih tangannya dan murni hatinya” (Mazmur 24:3–4).

Surga bukanlah tempat yang dimasuki secara kebetulan atau karena kenyamanan. Itu adalah rumah yang dipersiapkan oleh Allah, yang disediakan bagi mereka yang benar-benar mengasihi-Nya — dan yang telah dikasihi serta diubahkan oleh-Nya. Tempat tinggal surgawi tidak diberikan kepada hati yang acuh tak acuh, melainkan kepada mereka yang, bahkan di dunia ini, telah belajar bersukacita dalam perkara-perkara dari atas. Tuhan mempersiapkan surga, tetapi Dia juga mempersiapkan hati orang yang akan tinggal di sana, membentuk jiwa agar ia merindukan, mendambakan, dan bersukacita dalam apa yang kekal.

Persiapan ini terjadi ketika, dengan menaati perintah-perintah luhur dari Bapa, kita mulai mengasihi apa yang Dia kasihi. Pikiran menjadi lebih mulia, hati menjadi lebih ringan, dan jiwa mulai menghirup suasana kudus seolah-olah sudah berada di sana. Kerohanian sejati ini bukanlah sesuatu yang dipaksakan — ia lahir dari ketaatan setiap hari, dari keinginan tulus untuk menyenangkan Bapa, dan dari meninggalkan segala sesuatu yang duniawi dan sia-sia.

Bapa memberkati dan mengutus orang-orang yang taat kepada Anak untuk menerima pengampunan dan keselamatan. Dan merekalah, yang telah dibentuk dari dalam, yang akan tinggal di tempat kediaman kekal dengan sukacita. Kiranya jiwamu dipersiapkan di sini, agar siap untuk rumah yang telah Tuhan sediakan. -Disadur dari J.C. Philpot. Sampai besok, jika Tuhan mengizinkan.

Berdoa bersama saya: Bapa yang kudus, persiapkanlah hatiku untuk tinggal bersama-Mu. Aku tidak hanya ingin mengetahui tentang surga — aku ingin merindukan surga, hidup untuk surga, dan dibentuk untuk surga. Ajarlah aku mengasihi apa yang kekal.

Biarlah kehadiran-Mu mengubahku dari dalam ke luar, dan biarlah aku menemukan kesenangan dalam perkara-perkara dari atas. Jauhkanlah dariku segala sesuatu yang mengikatku pada dunia dan penuhilah aku dengan manisnya kekudusan-Mu.

Oh, Allahku yang terkasih, aku bersyukur kepada-Mu karena Engkau telah mempersiapkan baik surga maupun hatiku. Putra-Mu yang terkasih adalah Pangeran dan Juruselamatku yang kekal. Hukum-Mu yang perkasa adalah cetakan yang menyesuaikan aku dengan suasana surgawi. Perintah-perintah-Mu bagaikan angin sepoi-sepoi yang murni yang mengangkatku ke hadirat-Mu. Aku berdoa dalam nama Yesus yang berharga, amin.

Renungan Harian: Tuntunlah aku di jalan kebenaran demi nama-Mu….

“Tuntunlah aku di jalan kebenaran demi nama-Mu. Sekalipun aku berjalan dalam lembah kekelaman, aku tidak takut bahaya, sebab Engkau besertaku” (Mazmur 23:3–4).

Ketika kita memilih untuk hidup dalam ketaatan dan pengabdian, sesuatu yang berharga mulai tumbuh di hati kita: iman yang tetap, diam, namun teguh — yang mengubah kehadiran Allah menjadi nyata, meski tak terlihat. Dia menjadi bagian dari segalanya. Dan bahkan ketika jalan menjadi sulit, penuh bayangan dan luka yang tak terlihat oleh siapa pun, Dia tetap di sana, setia di sisi kita, menuntun setiap langkah dengan kasih.

Perjalanan ini bukanlah perjalanan yang mudah. Kadang-kadang, kita melewati kesesakan yang dalam, kelelahan yang tersembunyi, luka-luka sunyi yang bahkan orang terdekat pun tak menyadarinya. Namun, siapa yang mengikuti perintah Tuhan yang indah akan menemukan di dalamnya petunjuk, penghiburan, dan kekuatan. Bapa menuntun dengan kelembutan mereka yang taat, dan ketika kita menyimpang, Dia menegur dengan tegas, namun selalu dengan kasih. Dalam segala hal, tujuan-Nya tetap sama: membawa kita kepada perhentian kekal bersama-Nya.

Bapa tidak mengutus orang yang memberontak kepada Anak. Tetapi kepada mereka yang mau dibimbing, bahkan di tengah penderitaan, Dia menjanjikan kehadiran, petunjuk, dan kemenangan. Kiranya hari ini, Anda menyerahkan hati sepenuhnya di jalan Tuhan — sebab bersama Dia, bahkan jalan yang paling gelap pun akan menuju terang. -Diadaptasi dari Henry Edward Manning. Sampai jumpa besok, jika Tuhan mengizinkan.

Berdoa bersama saya: Ya Tuhanku, bahkan ketika jalan terasa panjang dan sepi, aku percaya Engkau besertaku. Engkau melihat pergumulanku yang tersembunyi, lukaku yang diam, dan dalam semuanya Engkau punya tujuan kasih.

Berikanlah aku hati yang lemah lembut dan taat, yang dapat mendengar-Mu dalam angin sepoi-sepoi maupun dalam suara teguran-Mu yang tegas. Kiranya aku tidak tersesat dalam kehendakku sendiri, tetapi berserah pada petunjuk-Mu, mengetahui bahwa tujuan-Mu selalu perhentian dan damai.

Oh Allah yang terkasih, aku bersyukur karena Engkau membimbingku dengan begitu penuh perhatian, bahkan ketika aku tidak mengerti. Anak-Mu yang terkasih adalah Pangeran dan Juruselamatku yang kekal. Hukum-Mu yang penuh kuasa adalah tongkat yang menopangku di jalan yang sulit. Perintah-Mu adalah jalan yang aman yang membawaku ke perhentian-Mu. Aku berdoa dalam nama Yesus yang berharga, amin.

Renungan Harian: Berbahagialah orang yang suci hatinya, karena mereka akan melihat…

“Berbahagialah orang yang suci hatinya, karena mereka akan melihat Allah” (Matius 5:8).

Surga bukan hanya tujuan yang jauh — itu adalah tempat di mana hadirat Allah akan sepenuhnya disadari, dalam segala keindahan dan kemuliaan-Nya. Di dunia ini, kita mengalami sekilas kemuliaan itu, tetapi di sana, kemuliaan itu akan dinyatakan tanpa batasan. Janji untuk suatu hari berdiri di hadapan Sang Pencipta, melihat-Nya sebagaimana adanya Dia, tidak hanya menghibur kita, tetapi juga mengangkat kita. Mengetahui bahwa kita diciptakan untuk menghadap Raja segala raja, berdampingan dengan makhluk-makhluk surgawi, mengubah cara kita hidup di sini.

Dan itulah sebabnya kita perlu hidup sejak sekarang dengan hati yang selaras dengan perintah-perintah indah Tuhan. Ketaatan pada apa yang telah Allah nyatakan tidak hanya membuat kita menjadi orang yang lebih baik — itu mempersiapkan kita untuk hari mulia pertemuan kekal itu. Surga bukan untuk mereka yang sekadar ingin tahu, melainkan untuk mereka yang taat. Mereka yang mencari Bapa dengan tulus, berjalan di jalan yang telah Dia tetapkan, akan diangkat dari debu dunia ini untuk memandang kemuliaan Yang Mahatinggi.

Bapa memberkati dan mengutus mereka yang taat kepada Anak untuk pengampunan dan keselamatan. Kiranya hidupmu hari ini menjadi persiapan yang sadar untuk pertemuan kekal itu. Hiduplah sebagai seseorang yang dipanggil untuk menghadap takhta — dengan kerendahan hati, hormat, dan kesetiaan. -Diadaptasi dari H. Melvill. Sampai besok, jika Tuhan mengizinkan.

Berdoa bersama saya: Tuhan Yang Mahatinggi, betapa agungnya janji suatu hari kelak berada di hadapan-Mu! Meskipun aku belum memahami bagaimana kelak, hatiku dipenuhi harapan karena tahu bahwa aku akan melihat kemuliaan-Mu dinyatakan sepenuhnya.

Ajarlah aku hidup sebagai seseorang yang menantikan-Mu. Kiranya setiap pilihan yang kuambil di dunia ini mencerminkan kerinduan untuk bersama-Mu. Biarlah ketaatanku hari ini menjadi tanda harapan yang kupunya untuk hari esok.

Oh, Allahku yang terkasih, aku bersyukur karena Engkau memanggilku menuju tujuan yang mulia ini. Putra-Mu yang terkasih adalah Pangeran dan Juruselamatku yang kekal. Hukum-Mu yang berkuasa adalah jalan yang mempersiapkanku untuk perjumpaan dengan wajah-Mu. Perintah-perintah-Mu adalah tangga yang menuntunku menuju kekekalan bersama-Mu. Aku berdoa dalam nama Yesus yang berharga, amin.

Renungan Harian: Tidak setiap orang yang berkata kepada-Ku: Tuhan, Tuhan! akan masuk ke…

“Tidak setiap orang yang berkata kepada-Ku: Tuhan, Tuhan! akan masuk ke dalam Kerajaan Surga, melainkan dia yang melakukan kehendak Bapa-Ku yang di surga” (Matius 7:21).

Ada sesuatu yang perlu kita semua pelajari: ide, teori, dan interpretasi manusiawi kita tentang Allah itu terbatas dan sementara. Tidak ada sistem teologi yang, dengan sendirinya, adalah kebenaran yang kekal — semuanya hanyalah struktur sementara, berguna untuk sementara waktu, seperti Bait Allah yang lama. Yang tetap dan menyentuh hati Allah bukanlah pendapat kita, melainkan iman yang hidup dan ketaatan yang nyata. Persatuan sejati di antara anak-anak Allah tidak akan datang dari kesepakatan doktrinal, melainkan dari penyerahan yang tulus dan pelayanan kepada Tuhan yang dilakukan dengan kasih dan hormat.

Yesus tidak memanggil kita untuk menjadi ahli teori, tetapi pelaku kehendak Bapa. Dia mengajarkan iman yang melampaui kata-kata, yang terbukti dalam kehidupan sehari-hari, yang dibangun di atas batu karang ketaatan. Dan iman seperti inilah, yang teguh dalam perintah-perintah Allah yang agung, yang mempersatukan, mengubah, dan menuntun kepada kekristenan yang sejati. Ketika kita berhenti membela pendapat kita sendiri dan mulai hidup dalam kebenaran yang telah dinyatakan, terang Allah akan bersinar kuat di komunitas-komunitas kecil kita, membawa persatuan yang sejati dan hidup yang berkelimpahan.

Bapa memberkati dan mengutus mereka yang taat kepada Anak untuk menerima pengampunan dan keselamatan. Kiranya Anda memilih hari ini untuk tidak hanya percaya dengan pikiran, tetapi juga taat dengan hati dan melayani dengan tangan. -Disadur dari J. M. Wilson. Sampai besok, jika Tuhan mengizinkan.

Berdoa bersama saya: Tuhan Allah, bebaskanlah aku dari kesia-siaan pendapat dan tuntunlah aku untuk mencari inti dari yang kekal. Jangan biarkan aku mengacaukan pengetahuan dengan kekudusan, atau pidato dengan ketaatan. Ajarkan aku untuk menghargai apa yang benar-benar penting.

Tolong aku untuk memajukan persatuan di mana aku berada, bukan dengan menuntut semua orang berpikir sama, tetapi dengan hidup rendah hati dan melayani dengan kasih. Biarlah kesaksianku lebih besar daripada argumen apa pun, dan biarlah hidupku berbicara tentang kebenaran-Mu.

Oh, Bapa yang terkasih, aku bersyukur karena Engkau telah menunjukkan bahwa kekristenan sejati terletak pada ketaatan dan kasih. Anak-Mu yang terkasih adalah Pangeran dan Juruselamatku yang kekal. Hukum-Mu yang berkuasa adalah dasar yang menopang iman sejati. Perintah-perintah-Mu adalah jembatan yang mempersatukan mereka yang ingin hidup bagi-Mu. Aku berdoa dalam nama Yesus yang berharga, amin.

Renungan Harian: Ia membuat segala sesuatu indah pada waktunya; Ia juga menaruh…

“Ia membuat segala sesuatu indah pada waktunya; Ia juga menaruh kekekalan dalam hati manusia” (Pengkhotbah 3:11).

Bukan kebetulan, dan bukan juga musuh, yang menempatkan kita tepat pada masa ini. Allah sendirilah yang menentukan generasi ini sebagai ladang pertempuran kita, bagian kita dalam sejarah. Jika Dia menempatkan kita di sini, itu karena di sinilah kita dipanggil untuk hidup, berjuang, dan taat. Tidak ada gunanya menginginkan hari-hari yang lebih mudah, sebab inilah waktu yang tepat — dan anugerahnya adalah menghadapi masa ini dengan keberanian, hormat, dan kebenaran. Setiap kesulitan adalah alat ilahi untuk membangkitkan iman yang lebih dalam, lebih serius, dan lebih nyata dalam diri kita.

Di hari-hari yang sulit inilah kita belajar untuk berhenti mengandalkan diri sendiri dan menyerahkan diri pada tuntunan perintah-perintah Tuhan yang agung. Ketika iman yang mudah memudar, iman yang sejati akan terungkap. Dan dengan menaati apa yang telah Allah firmankan, berjalan di jalan yang telah Dia tetapkan, kita dikuatkan untuk terus melangkah. Masa di mana kita hidup menuntut keteguhan dan kebijaksanaan — dan inilah yang dihasilkan oleh ketaatan pada Hukum Bapa dalam diri kita.

Bapa memberkati dan mengutus orang-orang yang taat kepada Anak untuk menerima pengampunan dan keselamatan. Kiranya hari ini Anda memilih untuk menjalani masa ini dengan keberanian dan kerendahan hati, percaya bukan pada kekuatan sendiri, melainkan pada hikmat Allah yang telah memanggil Anda untuk saat yang tepat dalam sejarah ini. -Diadaptasi dari John F. D. Maurice. Sampai besok, jika Tuhan mengizinkan.

Berdoa bersama saya: Allah yang kekal, Engkau mengenal waktu dan musim, dan aku tahu bahwa masa ini telah Engkau pilih bagiku. Aku tidak ingin lari dari tanggung jawab untuk hidup hari ini, di sini, dengan cara yang Engkau kehendaki.

Tolonglah aku agar tidak menginginkan masa lalu yang lebih mudah, tetapi menjadi teguh dan setia di masa kini yang telah Engkau siapkan. Ajarlah aku untuk percaya dengan kedewasaan, taat dengan keberanian, dan berjalan dengan mata tertuju pada kehendak-Mu.

Oh, Tuhan yang terkasih, aku bersyukur karena Engkau menempatkanku di masa ini dengan suatu tujuan. Anak-Mu yang terkasih adalah Pangeran dan Juruselamatku yang kekal. Hukum-Mu yang berkuasa adalah kemudi yang menuntunku bahkan di tengah angin yang berlawanan. Perintah-perintah-Mu adalah tanah yang kokoh tempat aku dapat berjalan, bahkan ketika segala sesuatu di sekitarku tampak tidak pasti. Aku berdoa dalam nama Yesus yang berharga, amin.