Arsip Kategori: Devotionals

Renungan Harian: “Dalam damai yang besar terdapat hukum-Mu; dan tidak ada yang akan…

“Dalam damai yang besar terdapat hukum-Mu; dan tidak ada yang akan membuat tersandung orang yang memeliharanya” (Mazmur 119:165).

Ada saat-saat ketika, saat kita membuka Kitab Suci, kita merasakan damai yang lembut turun ke atas jiwa. Janji-janji Allah bersinar seperti bintang-bintang di langit malam, masing-masing membawa cahaya dan rasa aman ke dalam hati. Dan, ketika kita mendekat dalam doa, Tuhan mencurahkan penghiburan yang dalam, seperti minyak di atas gelombang yang bergelora, menenangkan bahkan pemberontakan tersembunyi di dalam diri kita.

Penghiburan manis ini hanya menjadi abadi ketika kita memilih untuk berjalan dalam kesetiaan kepada Hukum Tuhan yang mulia. Hukum itu yang menjaga pikiran kita dari ketidakstabilan dan meneguhkan langkah kita di tengah perjuangan. Ketaatan membuka telinga untuk mendengar janji-janji dan hati untuk mengalami damai yang datang dari Yang Mahatinggi, bahkan di tengah pencobaan.

Maka, jadikanlah firman Tuhan yang kekal sebagai perlindunganmu. Siapa yang hidup dalam ketaatan akan menemukan bahwa setiap janji itu hidup dan berkuasa, dan Bapa menuntun orang-orang setia-Nya kepada Sang Anak, di mana ada pengampunan, harapan, dan keselamatan. Diadaptasi dari J.C. Philpot. Sampai besok, jika Tuhan mengizinkan.

Berdoa bersama saya: Bapa yang terkasih, aku datang kepada-Mu mengingat betapa sering Firman-Mu membawa damai ke dalam jiwaku. Terima kasih karena Engkau menunjukkan bahwa aku tidak sendirian.

Tuhan yang terkasih, ajarlah aku berjalan dalam Hukum-Mu yang mulia, agar aku hidup peka terhadap janji-janji-Mu dan dalam damai, bahkan di tengah badai.

Oh, Allah yang terkasih, aku bersyukur karena Firman-Mu adalah penghiburan dan kekuatan bagiku. Anak-Mu yang terkasih adalah Pangeran dan Juruselamatku yang kekal. Hukum-Mu yang berkuasa bagaikan bintang-bintang yang menerangi malam. Perintah-perintah-Mu adalah balsem yang menenangkan gelombang kehidupan. Aku berdoa dalam nama Yesus yang berharga, amin.

Renungan Harian: “Aku tahu bahwa Engkau sanggup melakukan segala sesuatu, dan tidak ada…

“Aku tahu bahwa Engkau sanggup melakukan segala sesuatu, dan tidak ada rencana-Mu yang gagal” (Ayub 42:2).

Kehidupan membawa luka, pencobaan, dan kejatuhan batin yang terasa lebih berat daripada penderitaan lahiriah apa pun. Namun demikian, iman menuntun kita untuk menutup setiap bab perjalanan hidup dengan rasa syukur kepada Sang Pencipta. Bukan hanya atas manfaat yang kita terima, tetapi atas segala sesuatu yang membentuk keberadaan: sukacita dan duka, kesehatan dan sakit, kemenangan dan kegagalan. Setiap bagian, bahkan yang paling sulit, digunakan Allah untuk kebaikan kita.

Pandangan ini hanya mungkin ketika kita belajar hidup menurut Hukum Tuhan yang agung. Hukum itu menunjukkan bahwa tidak ada yang sia-sia, bahkan pencobaan pun dapat menjadi kesempatan untuk dikuatkan, dan Bapa memerintah setiap detail dengan hikmat. Mentaati kehendak-Nya yang kudus menolong kita melihat tujuan di balik setiap keadaan, dan beristirahat dalam pemeliharaan Dia yang membentuk hidup kita untuk kekekalan.

Maka, bersyukurlah setiap waktu. Siapa yang tunduk pada kehendak Yang Mahatinggi akan mengerti bahwa baik sukacita maupun duka adalah alat persiapan. Bapa menuntun orang yang taat dan membawa mereka kepada Sang Anak, di mana kita menemukan pengampunan, keselamatan, dan kepastian bahwa segala sesuatu bekerja sama untuk hidup yang kekal. Disadur dari Orville Dewey. Sampai jumpa besok, jika Tuhan mengizinkan.

Berdoa bersama saya: Tuhan yang terkasih, aku datang ke hadapan-Mu dengan hati yang bersyukur, bukan hanya atas berkat yang tampak, tetapi atas seluruh hidupku dan setiap pengalaman yang Engkau berikan kepadaku.

Bapa, ajarlah aku menaati Hukum-Mu yang agung dan melihat dalam setiap situasi — baik sukacita maupun duka — tangan-Mu bekerja untuk kebaikanku. Kiranya aku tidak pernah kehilangan kepercayaan pada tujuan-Mu.

Ya Allah yang terkasih, aku bersyukur kepada-Mu karena segala sesuatu dalam hidupku bermakna di dalam Engkau. Anak-Mu yang terkasih adalah Pangeran dan Juruselamatku yang kekal. Hukum-Mu yang berkuasa adalah dasar yang menopang setiap fase perjalananku. Perintah-perintah-Mu adalah alat ilahi yang mengubah segalanya menjadi persiapan untuk kekekalan. Aku berdoa dalam nama Yesus yang berharga, amin.

Renungan Harian: “Setelah api itu datanglah suara angin sepoi-sepoi yang lembut; dan…

“Setelah api itu datanglah suara angin sepoi-sepoi yang lembut; dan ketika Elia mendengarnya, ia menyelubungi wajahnya dengan jubahnya” (1 Raja-raja 19:12-13).

Suara Tuhan tidak datang dengan gemuruh, melainkan berbisik lembut ke hati yang bersedia mendengar. Dia berbicara secara rahasia, dari roh ke roh, dan persekutuan ini hanya dapat dirasakan oleh mereka yang menjauh dari hiruk-pikuk dunia. Jika kita memenuhi hidup kita dengan kesia-siaan, persaingan, dan kekhawatiran, bagaimana kita dapat membedakan sentuhan sunyi dari Tuhan? Bahayanya adalah kita menutup telinga jiwa dan kehilangan arahan yang hanya dapat diberikan-Nya.

Untuk mendengar dengan jelas, kita harus hidup setia pada perintah-perintah luhur Tuhan. Perintah-perintah itu mengajarkan kita membedakan mana yang murni dan mana yang kosong, untuk mencari kekudusan daripada godaan dunia. Ketika kita memilih untuk taat, kita belajar membungkam kebisingan luar dan dalam, dan suara Yang Mahatinggi menjadi hidup dan mengubahkan.

Maka, jadikanlah keheningan di hadapan Tuhan sebagai kebiasaan yang kudus. Bapa berbicara kepada yang taat dan membimbing dengan lembut mereka yang memelihara kehendak-Nya. Siapa yang mau mendengar akan dipimpin kepada hidup yang penuh di dalam Yesus, dengan damai, arahan, dan keselamatan. Diadaptasi dari Edward B. Pusey. Sampai jumpa besok, jika Tuhan mengizinkan.

Berdoa bersama saya: Bapa yang kudus, aku datang kepada-Mu memohon telinga yang peka dan hati yang sensitif terhadap suara-Mu yang lembut. Jauhkanlah dariku segala gangguan yang menghalangiku untuk mendengar-Mu.

Tuhan yang terkasih, ajarlah aku untuk memelihara perintah-perintah-Mu yang luhur dan memisahkan diri dari keramaian dunia yang sia-sia ini. Kiranya suara-Mu selalu lebih jelas dari suara lainnya.

Ya Allah yang terkasih, aku bersyukur karena Engkau masih berbicara dengan lembut kepada hatiku. Putra-Mu yang terkasih adalah Pangeran dan Juruselamatku yang kekal. Hukum-Mu yang penuh kuasa adalah bisikan hidup bagi jiwaku. Perintah-perintah-Mu adalah melodi kudus yang menuntunku ke jalan yang benar. Aku berdoa dalam nama Yesus yang berharga, amin.

Renungan Harian: “Dengan damai aku berbaring dan segera tertidur, sebab hanya Engkau,…

“Dengan damai aku berbaring dan segera tertidur, sebab hanya Engkau, Tuhan, yang membuat aku diam dengan aman” (Mazmur 4:8).

Ketika kita menyerahkan hidup ke dalam pemeliharaan Tuhan, kita menemukan ketenangan yang sejati. Jiwa yang percaya pada belas kasih-Nya tidak terhanyut dalam kecemasan maupun ketidaksabaran, tetapi belajar untuk beristirahat dengan mengetahui bahwa ia berada persis di tempat di mana Allah menempatkannya. Dalam penyerahan diri kepada Bapa inilah kita menemukan damai yang tidak dapat diberikan dunia — keyakinan bahwa kita berada dalam pelukan Yang Mahakuasa.

Kepercayaan ini tumbuh ketika kita memilih untuk hidup menurut perintah-perintah agung dari Yang Mahatinggi. Perintah-perintah itu mengingatkan kita bahwa kita tidak berjalan tanpa tujuan, melainkan dipimpin oleh tangan yang bijaksana dan penuh kasih. Taat berarti percaya bahwa setiap langkah dalam perjalanan kita telah ditetapkan oleh Allah dan bahwa, di mana pun kita berada, kita aman di bawah perlindungan-Nya.

Oleh karena itu, tinggalkanlah ketakutan dan peluklah kesetiaan. Bapa menuntun dan menopang mereka yang menyerahkan diri kepada kehendak-Nya yang kudus. Siapa yang hidup dalam ketaatan akan beristirahat dalam keamanan dan dipimpin kepada Sang Anak untuk mewarisi hidup yang kekal. Diadaptasi dari F. Fénelon. Sampai jumpa besok, jika Tuhan mengizinkan.

Berdoa bersama saya: Tuhan yang terkasih, aku menyerahkan diriku ke dalam pelukan-Mu, mempercayakan kepada-Mu segala kekhawatiran dan ketidakpastian. Aku tahu hanya Engkau yang dapat memberikan ketenangan yang dibutuhkan jiwaku.

Bapa, ajarlah aku untuk percaya pada setiap detail kehidupan, menaati perintah-perintah-Mu yang agung dan menerima tempat di mana Engkau menempatkanku. Kiranya aku beristirahat dalam damai dalam keyakinan akan kehadiran-Mu.

Oh, Allah yang terkasih, aku bersyukur kepada-Mu karena Engkau membuat aku diam dengan aman. Putra-Mu yang terkasih adalah Pangeran dan Juruselamatku yang kekal. Hukum-Mu yang berkuasa adalah tempat tidur damai bagi jiwaku. Perintah-perintah-Mu adalah lengan yang kokoh menopangku di jalan. Aku berdoa dalam nama Yesus yang berharga, amin.

Renungan Harian: “Berbahagialah orang yang lapar dan haus akan kebenaran…

“Berbahagialah orang yang lapar dan haus akan kebenaran, karena mereka akan dipuaskan” (Matius 5:6).

Realitas surga hanya diinginkan oleh mereka yang telah lahir dari atas. Bagi mereka, kekudusan menjadi kesenangan, penyembahan yang tulus adalah sukacita, dan segala sesuatu dari Allah menjadi makanan bagi jiwa. Inilah tanda sejati kehidupan rohani: menemukan kepuasan bukan pada apa yang ditawarkan dunia, melainkan pada segala sesuatu yang berasal dari Tuhan.

Dan kehidupan ini hanya mungkin ketika kita menerima Roh ketaatan, yang menuntun kita untuk memelihara perintah-perintah mulia dari Yang Mahatinggi. Ini bukan beban, melainkan pilihan kasih dan hormat. Siapa yang mencari Tuhan dengan cara ini akan mulai menghargai setiap perintah ilahi sebagai harta yang menguatkan hati dan mempersiapkan untuk kekekalan.

Maka, periksalah dirimu: di manakah kesenanganmu? Jika itu ada dalam kesetiaan kepada Tuhan, engkau berada di jalan kehidupan. Bapa menyatakan rencana-Nya dan memberikan berkat kekal kepada mereka yang berjalan menurut Hukum-Nya yang kudus, menuntun mereka kepada Sang Anak untuk menemukan pengampunan dan keselamatan. Diadaptasi dari J.C. Philpot. Sampai besok, jika Tuhan mengizinkan.

Berdoa bersama saya: Bapa yang kudus, aku mengakui bahwa hanya mereka yang lahir dari atas yang dapat menikmati kehadiran-Mu sebagai kesenangan terbesar dalam hidup. Berikanlah aku hati yang tertuju kepada yang kekal.

Tuhan yang terkasih, tuntunlah aku untuk setia menaati perintah-perintah-Mu yang mulia. Kiranya pikiranku dipenuhi dengan perkara-perkara surga dan jiwaku menemukan sukacita dalam berjalan di kehendak-Mu.

Oh, Allah yang terkasih, aku bersyukur kepada-Mu karena Engkau mengajarkanku untuk merindukan apa yang kudus dan kekal. Putra-Mu yang terkasih adalah Pangeran dan Juruselamatku yang kekal. Hukum-Mu yang penuh kuasa adalah kegembiraan bagi jiwaku. Perintah-perintah-Mu seperti madu yang memaniskan jalanku. Aku berdoa dalam nama Yesus yang berharga, amin.

Renungan Harian: “Tunjukkanlah kepadaku jalan-jalan-Mu, ya Tuhan, ajarkanlah aku…

“Tunjukkanlah kepadaku jalan-jalan-Mu, ya Tuhan, ajarkanlah aku jalan-jalan-Mu” (Mazmur 25:4).

Tuhan ingin membentuk kita agar kita sepenuhnya selaras dengan kehendak-Nya. Namun, untuk itu, kita harus bersikap lentur, membiarkan Dia bekerja dalam setiap detail kehidupan kita. Seringkali kita berpikir bahwa kesetiaan hanya ada pada keputusan-keputusan besar, tetapi justru dalam “ya” harian terhadap perintah-perintah kecil dari Bapa, hati kita diubah. Setiap langkah ketaatan membuka ruang agar Allah membimbing kita dengan aman dan bijaksana.

Itulah sebabnya kita perlu belajar menghargai perintah-perintah Tuhan yang agung. Tidak peduli apakah tampak kecil atau besar di mata kita — semuanya berharga. Setiap tindakan penyerahan, setiap pengorbanan yang dilakukan dengan setia, adalah bagian dari jalan yang membawa kita kepada kebahagiaan sejati. Siapa yang berkata “ya” kepada Yang Mahatinggi dalam hal-hal sederhana, segera menyadari bahwa Dia sedang membentuk karakternya untuk kekekalan.

Maka, percayalah pada jalan-jalan Tuhan dan taatilah dengan sepenuh hati. Siapa yang belajar mengikuti perintah-Nya dengan sukacita akan dibawa kepada kepenuhan hidup. Bapa mempersiapkan, menguatkan, dan mengutus kepada Anak mereka yang membiarkan dirinya dibentuk oleh kehendak-Nya yang kudus. Diadaptasi dari Hannah Whitall Smith. Sampai jumpa besok, jika Tuhan mengizinkan.

Berdoa bersama saya: Bapa yang terkasih, aku datang di hadapan-Mu dengan hati yang siap untuk belajar. Aku ingin menjadi seperti tanah liat yang lentur di tangan-Mu, agar Engkau membentukku sesuai dengan kehendak-Mu.

Tuhan, ajarkan aku untuk menaati perintah-perintah-Mu yang agung dalam setiap detail, baik dalam hal-hal kecil maupun besar. Kiranya hatiku selalu belajar berkata “ya” setiap kali Engkau berbicara.

Oh, Allah yang terkasih, aku bersyukur kepada-Mu karena Engkau membentukku dengan kasih dan kesabaran. Anak-Mu yang terkasih adalah Pangeran dan Juruselamatku yang kekal. Hukum-Mu yang berkuasa adalah jalan sempurna yang menuntunku. Perintah-perintah-Mu adalah petunjuk manis yang membawaku kepada kepenuhan hidup. Aku berdoa dalam nama Yesus yang berharga, amin.

Renungan Harian: “Jika aku menyimpan kejahatan dalam hatiku, Tuhan…

“Jika aku menyimpan kejahatan dalam hatiku, Tuhan tidak akan mendengarkan aku” (Mazmur 66:18).

Seringkali kita berpikir bahwa hanya dosa-dosa besar yang menjauhkan kita dari Allah, padahal kenyataannya bahkan kesalahan terkecil yang kita pilih untuk pertahankan sudah cukup untuk menghalangi persekutuan kita dengan Yang Mahatinggi. Kebiasaan tersembunyi, pikiran yang tidak murni, atau sikap yang kita tahu tidak benar dapat menjadi penghalang yang mencegah doa-doa kita sampai kepada Tuhan. Hati yang terbagi tidak akan pernah menemukan kekuatan rohani, karena dosa yang tidak ditinggalkan memadamkan cahaya kehadiran Allah.

Itulah sebabnya kita perlu menyesuaikan hidup kita dengan perintah Tuhan yang mulia. Perintah-perintah itu memanggil kita kepada kemurnian, keadilan, dan kasih yang sejati. Tidak cukup hanya mengetahui kebenaran, tetapi kita harus memutuskan untuk hidup sesuai dengan kebenaran itu. Setiap penyangkalan diri yang kita lakukan demi ketaatan membuka ruang agar suara Allah menjadi jelas dan doa kita menjadi penuh kuasa.

Maka, periksalah hatimu dan singkirkan segala halangan yang menjauhkanmu dari Bapa. Barangsiapa hidup dalam kesetiaan, memilih untuk taat, akan dikuatkan oleh Tuhan dan dibimbing kepada Anak-Nya untuk keselamatan dan hidup yang kekal. Jangan biarkan dosa tersembunyi merampas persekutuanmu—pilihlah hari ini untuk hidup dalam integritas yang berkenan kepada Allah. Diadaptasi dari Frances Power Cobbe. Sampai jumpa besok, jika Tuhan mengizinkan.

Berdoa bersama saya: Bapa yang kudus, aku datang di hadapan-Mu dan mengakui bahwa tidak ada yang tersembunyi dari mata-Mu. Tolong aku untuk melihat dan meninggalkan setiap dosa yang masih berusaha aku pertahankan dalam hidupku.

Tuhan yang terkasih, tuntunlah aku untuk hidup dalam ketaatan kepada perintah-Mu yang mulia, meninggalkan segala sesuatu yang menajiskan jiwa. Aku ingin doaku naik kepada-Mu tanpa penghalang, dalam kemurnian dan ketulusan.

Ya Allah yang terkasih, aku bersyukur karena Engkau memanggilku kepada integritas. Anak-Mu yang terkasih adalah Pangeran dan Juruselamatku yang kekal. Hukum-Mu yang berkuasa adalah seperti cermin yang menyingkapkan hatiku. Perintah-perintah-Mu adalah jalan yang murni yang menuntunku kepada persekutuan dengan-Mu. Aku berdoa dalam nama Yesus yang berharga, amin.

Renungan Harian: “Serahkanlah hidupmu kepada TUHAN, percayalah kepada-Nya, dan Ia akan…

“Serahkanlah hidupmu kepada TUHAN, percayalah kepada-Nya, dan Ia akan bertindak” (Mazmur 37:5).

Hidup menjadi lebih ringan ketika kita berhenti mengejar apa yang hanya mudah dan menyenangkan. Hati menemukan sukacita sejati ketika melepaskan keras kepala kehendak sendiri dan belajar beristirahat dalam rencana yang telah Allah tetapkan. Hidup seperti ini berarti berjalan dalam kebebasan batin, tanpa beban ketidakpuasan, karena kita tahu bahwa Bapa mengetahui apa yang terbaik bagi kita.

Kebebasan ini lahir ketika kita menyerahkan diri pada perintah-perintah Tuhan yang agung. Perintah-perintah itu mengajarkan kita untuk menerima apa yang diberikan Yang Mahatinggi ke dalam tangan kita, untuk bersabar menanggung apa yang diizinkan-Nya, dan untuk menjalankan dengan setia tugas-tugas yang dipercayakan-Nya kepada kita. Taat berarti mengubah setiap keadaan, baik yang menyenangkan maupun yang sulit, menjadi tindakan kesetiaan.

Oleh karena itu, janganlah hidup hanya untuk mencari apa yang memuaskan keinginan sendiri. Dengan menyelaraskan hidupmu pada kehendak Allah, engkau akan dibentuk untuk menerima berkat, pembebasan, dan keselamatan. Dan engkau akan menemukan bahwa damai sejati datang dari berjalan di jalan yang telah ditetapkan Tuhan. Diadaptasi dari George Eliot. Sampai jumpa besok, jika Tuhan mengizinkan.

Berdoa bersama saya: Tuhan yang terkasih, aku mengakui bahwa sering kali aku bersikeras mengikuti kehendakku sendiri. Hari ini aku menyerahkan keinginanku kepada-Mu dan beristirahat dalam rencana-Mu yang sempurna.

Bapa, tolonglah aku untuk memelihara perintah-perintah-Mu yang agung dalam setiap detail kehidupan. Kiranya aku hidup puas dengan apa yang Engkau berikan dan setia melakukan kehendak-Mu dalam segala hal.

Ya Allah yang baik, aku bersyukur kepada-Mu karena sukacita sejati ada dalam mempercayai apa yang telah Engkau persiapkan bagiku. Putra-Mu yang terkasih adalah Pangeran dan Juruselamatku yang kekal. Hukum-Mu yang penuh kuasa adalah ketenangan bagi jiwaku. Perintah-perintah-Mu adalah harta yang membebaskanku dari kecemasan. Aku berdoa dalam nama Yesus yang berharga, amin.

Renungan Harian: “Ajarkanlah aku melakukan kehendak-Mu, sebab Engkaulah Allahku…

“Ajarkanlah aku melakukan kehendak-Mu, sebab Engkaulah Allahku; biarlah Roh-Mu yang baik menuntun aku di tanah yang rata” (Mazmur 143:10).

Damai sejati tidak ditemukan dengan mengikuti keinginan kita sendiri, melainkan dengan belajar menyelaraskan setiap pikiran dan keputusan dengan kehendak Tuhan. Ketika kita meninggalkan kesenangan terlarang dan keinginan yang gelisah yang menjauhkan kita dari-Nya, hati menjadi bebas. Jalan ketaatan mungkin tampak sempit, tetapi justru di sanalah kita menemukan keamanan dan ketenangan.

Karena itu, pilihlah yang murni dan benar. Perintah-perintah Allah yang luhur tidak membatasi kita, melainkan melindungi kita dari apa yang dapat menghancurkan jiwa. Mengikutinya berarti belajar menginginkan hanya apa yang diinginkan Bapa, meninggalkan dorongan yang membawa kepada kebinasaan. Dalam hidup yang sederhana dan setia inilah Tuhan menyatakan rencana-Nya dan menuntun kita menuju masa depan penuh harapan.

Maka, dalam setiap pilihan, jadikanlah kehendak Yang Mahatinggi sebagai prioritasmu. Siapa yang hidup dalam ketaatan akan menemukan damai yang tidak dikenal dunia dan dipersiapkan untuk dipimpin kepada Sang Anak, di mana ada pengampunan dan keselamatan kekal. Diadaptasi dari F. Fénelon. Sampai jumpa besok, jika Tuhan mengizinkan.

Berdoa bersama saya: Tuhan yang terkasih, aku datang di hadapan-Mu dan mengakui bahwa aku perlu melepaskan keinginan yang tidak berasal dari kehendak-Mu. Tolonglah aku untuk menolak apa yang terlarang dan mencari hanya apa yang berkenan kepada-Mu.

Bapa, tuntunlah aku agar aku menemukan sukacita dalam perintah-Mu yang luhur. Kiranya aku belajar menginginkan hanya apa yang Engkau inginkan dan hidupku menjadi cerminan kehendak-Mu.

Ya Allah yang terkasih, aku bersyukur kepada-Mu karena Engkau telah menunjukkan jalan damai sejati kepadaku. Putra-Mu yang terkasih adalah Pangeran dan Juruselamatku yang kekal. Hukum-Mu yang berkuasa adalah jalan yang kokoh bagi jiwa. Perintah-perintah-Mu adalah sumber yang murni yang menyegarkan hidupku. Aku berdoa dalam nama Yesus yang berharga, amin.

Renungan Harian: “Inilah hari yang dijadikan Tuhan; marilah kita bersukacita dan…

“Inilah hari yang dijadikan Tuhan; marilah kita bersukacita dan bergembira di dalamnya” (Mazmur 118:24).

Kehidupan yang diberikan Allah kepada kita bukanlah untuk disia-siakan dengan keluhan atau ketidakpuasan. Tuhan memanggil kita untuk menjalani setiap hari dengan rasa syukur, memahami bahwa bahkan saat-saat sulit pun dapat digunakan-Nya untuk mengajar dan menguatkan kita. Hati yang bersyukur menjadi ringan, karena menyadari bahwa segala sesuatu ada di tangan Sang Pencipta.

Cara hidup seperti ini lahir ketika kita belajar berjalan sesuai dengan Hukum Allah yang agung dan perintah-perintah-Nya yang luar biasa. Hukum dan perintah itu menuntun kita bukan hanya dalam keputusan-keputusan besar, tetapi juga dalam pilihan-pilihan kecil sehari-hari. Ketika jiwa bersandar pada tuntunan ilahi ini, ia menemukan bahwa taat bukanlah beban, melainkan jalan menuju kebebasan dan hikmat, karena menempatkan kita selaras dengan kehendak Bapa yang kekal.

Dengan demikian, setiap hari baru adalah kesempatan untuk menunjukkan kesetiaan. Siapa yang mengubah tugas dan sikapnya menjadi tindakan ketaatan sedang menabur untuk kekekalan. Bapa memberkati dan mengutus kepada Anak mereka yang menjadikan Hukum-Nya yang mulia sebagai kompas setiap saat—dan di dalamnya kita menemukan damai, pertumbuhan, dan harapan akan hidup kekal di dalam Yesus. Diadaptasi dari William Law. Sampai jumpa besok, jika Tuhan mengizinkan.

Berdoa bersama saya: Bapa yang terkasih, aku datang ke hadapan-Mu dengan hati yang ingin menjalani setiap hari dalam rasa syukur dan kepercayaan. Ajarlah aku untuk melihat tangan-Mu dalam setiap detail hidupku.

Tuhan, tuntunlah aku agar aku menghargai Hukum-Mu yang agung dan perintah-perintah-Mu yang luar biasa. Kiranya semua itu menuntunku baik di saat damai maupun di masa-masa sulit.

Ya Allah yang terkasih, aku bersyukur kepada-Mu karena setiap hari adalah kesempatan untuk taat dan menyenangkan hati-Mu. Putra-Mu yang terkasih adalah Pangeran dan Juruselamatku yang kekal. Hukum-Mu yang berkuasa adalah sukacita jiwaku. Perintah-perintah-Mu adalah jalan yang aman yang menuntunku kepada kehidupan. Aku berdoa dalam nama Yesus yang berharga, amin.