Semua tulisan dari Devotional

Renungan Harian: Bangkitlah, hai pintu-pintu yang kekal, supaya masuklah Sang Raja…

“Bangkitlah, hai pintu-pintu yang kekal, supaya masuklah Sang Raja Kemuliaan” (Mazmur 24:9).

Anda perlu memahami bahwa jiwa Anda, secara hakikat, adalah sebuah pusat yang kudus — sebuah tempat tinggal yang dipersiapkan oleh Allah, sebuah kerajaan potensial di mana Sang Raja sendiri ingin berdiam. Namun, agar Sang Penguasa benar-benar dapat menduduki takhta itu, sangat penting bagi Anda untuk merawat tempat ini dengan sungguh-sungguh. Jiwa Anda harus bersih dari dosa yang belum diakui, tenang menghadapi ketakutan, dan teguh selama pencobaan serta kesulitan. Pembersihan batin ini, kedamaian yang tetap, tidak berasal dari dunia maupun usaha manusia — melainkan berasal dari sesuatu yang jauh lebih tinggi dan berkuasa.

Bagaimana kita bisa memperoleh kedamaian ini di dunia yang begitu kacau, di mana musuh menguasai begitu banyak hati? Jawabannya lebih sederhana daripada yang banyak orang pikirkan, meskipun menuntut kesetiaan: cukup dengan memutuskan untuk menaati Hukum Allah yang berkuasa. Di dalamnya terdapat rahasia kestabilan rohani. Ada kuasa nyata dan aktif dalam perintah-perintah Tuhan — kuasa yang mengubah, menguatkan, dan melindungi. Namun, kuasa ini hanya dikenal oleh mereka yang benar-benar tunduk pada kehendak Allah dengan tulus dan tekun.

Dalam ketaatanlah kita menemukan segala kebaikan yang telah disediakan Sang Pencipta bagi ciptaan-Nya: damai, petunjuk, penghiburan, keamanan, dan di atas segalanya, persekutuan dengan Dia. Sayangnya, banyak orang, tertipu oleh ilusi musuh, menolak jalan ini dan kehilangan berkat-berkat luar biasa yang terkait dengan ketaatan. Namun Anda bisa memilih berbeda. Anda bisa memutuskan hari ini juga untuk menjadikan jiwa Anda tempat yang layak bagi kehadiran Sang Raja, cukup dengan menaati Hukum-Nya — yang teguh, kekal, dan penuh kehidupan. -Diadaptasi dari Miguel Molinos. Sampai besok, jika Tuhan mengizinkan.

Berdoa bersama saya: Allah yang terkasih, aku bersyukur kepada-Mu karena Engkau telah menyatakan bahwa jiwaku adalah tempat yang kudus, diciptakan untuk menjadi tempat kediaman-Mu. Namun agar itu terjadi, aku harus merawat tempat ini dengan sungguh-sungguh — membersihkan dosa, menghadapi ketakutan dengan iman, dan tetap teguh dalam pencobaan. Terima kasih karena Engkau tidak membiarkan aku sendirian dalam tugas ini, tetapi menawarkan jalan yang jelas dan berkuasa agar jiwaku menjadi layak bagi kehadiran-Mu.

Bapa, hari ini aku mohon agar Engkau menanamkan dalam diriku roh yang setia dan tekun, yang rindu menaati Hukum-Mu yang berkuasa dengan segenap hati. Ajarlah aku mencari kedamaian sejati yang hanya ditemukan dalam ketaatan, dan tolonglah aku menolak ilusi dunia ini yang mencoba mengalihkan fokusku dari-Mu. Kiranya jiwaku dikuatkan oleh perintah-perintah-Mu, disucikan oleh kehendak-Mu, dan diteguhkan oleh kehadiran-Mu. Berikan aku keberanian untuk tetap teguh di jalan ini, meskipun sulit, dan ubahlah batinku menjadi takhta yang layak bagi Raja segala raja.

Ya Allah Yang Mahakudus, aku menyembah dan memuji-Mu karena Engkau menciptakan jiwaku dengan tujuan dan telah menyatakan rahasia persekutuan sejati dengan-Mu. Putra-Mu yang terkasih adalah Pangeran dan Juruselamatku yang kekal. Hukum-Mu yang berkuasa bagaikan sungai kehidupan yang membasuh, menyucikan, dan memenuhi hatiku dengan damai dan petunjuk. Perintah-perintah-Mu bagaikan tembok cahaya, menjaga jiwaku dan membuatnya teguh, aman, dan penuh dengan kehadiran-Mu. Aku berdoa dalam nama Yesus yang berharga, amin.

Renungan Harian: Tuhan akan menuntun engkau senantiasa, memuaskan jiwamu…

“Tuhan akan menuntun engkau senantiasa, memuaskan jiwamu bahkan di tempat-tempat yang gersang dan akan menguatkan tulang-tulangmu; engkau akan seperti taman yang diairi dengan baik dan seperti mata air yang airnya tidak pernah habis” (Yesaya 58:11).

Serahkanlah dirimu sepenuhnya kepada pemeliharaan dan tuntunan Tuhan, sebagaimana seekor domba mempercayai gembalanya sepenuhnya. Tempatkan seluruh kepercayaanmu kepada-Nya, tanpa ragu. Meskipun hari ini engkau merasa seolah-olah berada di padang gurun—tempat yang kering, kosong, tanpa tanda-tanda kehidupan atau harapan, baik di dalam dirimu maupun di sekitarmu—ketahuilah bahwa Gembala kita sanggup mengubah tanah yang paling gersang menjadi padang rumput yang hijau. Apa yang tampak tandus di mata kita, di mata Allah hanyalah tanah yang siap untuk berbunga di bawah tangan-Nya.

Engkau mungkin membayangkan bahwa masih jauh untuk mencapai sukacita, damai, dan kelimpahan. Namun Tuhan dapat menjadikan tempat di mana engkau berada saat ini menjadi seperti itu: sebuah taman yang hidup, penuh keindahan, tujuan, dan pembaruan. Dia sanggup membuat padang gurun berbunga seperti mawar, meskipun segalanya tampak hilang. Itulah kekuatan Allah kita—membawa kehidupan di tempat yang sebelumnya hanya ada debu dan kesunyian. Dan rahasia untuk mengalami perubahan ini? Ada pada ketaatan kepada Hukum Allah yang kuat dan tak pernah gagal.

Itulah sebabnya Sang Pencipta memberikan perintah-perintah-Nya kepada kita: supaya kita mengetahui dengan jelas jalan menuju kebahagiaan di dunia ini. Kita tidak tersesat atau bingung—kita memiliki petunjuk yang pasti. Hukum Allah bagaikan peta yang dapat dipercaya di dunia yang kacau. Siapa yang mengikutinya, akan menemukan damai sejati, bahkan di masa-masa sulit. Dan di akhir perjalanan, jalan ketaatan ini akan membawa kita pada mahkota kekal di dalam Kristus Yesus, upah yang dijanjikan bagi semua yang hidup untuk menyenangkan Bapa. -Diadaptasi dari Hannah Whitall Smith. Sampai jumpa besok, jika Tuhan mengizinkan.

Berdoa bersama saya: Allah yang terkasih, aku bersyukur kepada-Mu karena aku dapat beristirahat sepenuhnya dalam pemeliharaan-Mu. Bahkan ketika jiwaku merasa berada di padang gurun, tanpa kehidupan atau harapan, Engkau tetap menjadi Gembalaku yang setia. Engkau melihat melampaui keterbatasanku dan mengubah tanah yang paling gersang menjadi padang rumput yang hijau. Apa yang tampak hilang bagiku, bagi-Mu hanyalah permulaan dari karya-Mu yang mulia.

Bapa, hari ini aku memohon agar Engkau menolongku untuk lebih percaya, lebih taat, dan menyerahkan diriku sepenuhnya kepada tuntunan yang berasal dari-Mu. Kiranya aku tidak menyimpang ke kanan atau ke kiri, melainkan tetap setia mengikuti jalan yang telah Engkau nyatakan melalui Hukum-Mu yang penuh kuasa. Ajarlah aku untuk melihat, bahkan di tengah kegersangan, benih-benih yang telah Engkau tanam, dan berikanlah aku hati yang menanti, percaya, dan taat. Aku tahu bahwa bahkan di tempat ini di mana aku berada sekarang, Engkau dapat membuat sukacita, damai, dan hidup yang berkelimpahan bertumbuh.

Oh, Allah Yang Mahakudus, aku menyembah dan memuji-Mu karena Engkau tidak pernah membiarkanku tanpa petunjuk. Anak-Mu yang terkasih adalah Pangeran dan Juruselamatku yang kekal. Hukum-Mu yang penuh kuasa bagaikan mata air yang memancar di tengah padang gurun, membawa kesegaran, keindahan, dan tujuan bagi jiwaku yang letih. Perintah-perintah-Mu bagaikan jalan yang aman yang menuntunku hari demi hari, hingga aku mencapai mahkota kekal yang telah Engkau sediakan bagi mereka yang mengasihi-Mu. Aku berdoa dalam nama Yesus yang berharga, amin.

Renungan Harian: Tuhan akan menggenapi rencana-Nya atas hidupku (Mazmur 138:8)

“Tuhan akan menggenapi rencana-Nya atas hidupku” (Mazmur 138:8).

Mengapa kita begitu khawatir tentang masa depan, padahal itu tidak berada dalam kendali kita? Ketika kita dengan cemas berusaha membentuk apa yang akan datang, membayangkan berbagai kemungkinan baik atau buruk menurut kehendak kita sendiri, kita justru memasuki wilayah yang hanya milik Allah. Itu bukan hanya sia-sia—itu adalah bentuk ketidakpercayaan yang halus. Allah memiliki rencana yang sempurna, dan upaya kita untuk mendahului atau mengendalikan rencana itu hanya akan menjauhkan kita dari damai sejahtera yang ingin Dia berikan. Dengan melakukan hal itu, kita berpaling dari saat ini, padahal di sinilah Tuhan sedang bekerja dalam hidup kita.

Kekhawatiran akan hari esok merampas dari kita sesuatu yang paling berharga: kehadiran Allah hari ini. Dan, ketika kita kehilangan fokus itu, kita membebani diri dengan kecemasan yang sebenarnya tidak pernah dimaksudkan untuk kita pikul. Damai sejati hanya dapat dialami ketika kita beristirahat dalam keyakinan bahwa masa depan ada di tangan Sang Pencipta. Dan ada satu cara pasti untuk memastikan masa depan itu akan baik—di dunia ini maupun untuk selama-lamanya: menerima dengan kerendahan hati aturan hidup yang telah Dia nyatakan kepada kita, yaitu perintah-perintah yang terkandung dalam Hukum-Nya yang penuh kuasa.

Jika kita harus mengkhawatirkan sesuatu, biarlah itu adalah ketaatan kita. Biarlah semangat kita tertuju pada hidup setia menjalankan setiap perintah yang Allah berikan melalui para nabi-Nya dan melalui Yesus dalam Injil. Inilah satu-satunya kekhawatiran yang layak kita pikul, sebab dari sinilah segalanya bergantung: damai kita, kekuatan kita, tujuan kita, dan pada akhirnya, keselamatan kita. Masa depan milik Allah, tetapi saat inilah kesempatan kita untuk memilih taat. -Disadur dari William Ellery Channing. Sampai jumpa besok, jika Tuhan mengizinkan.

Berdoa bersama saya: Allah yang terkasih, aku bersyukur kepada-Mu karena Engkau mengingatkanku bahwa masa depan bukan di tanganku, melainkan di tangan-Mu. Betapa seringnya aku membiarkan kecemasan menguasai diriku karena mencoba mengendalikan apa yang akan terjadi, lupa bahwa Engkau telah menyiapkan rencana yang sempurna bagiku. Engkau bekerja di masa kini, dan di sinilah, hari ini, aku harus hidup dengan iman, percaya, dan taat.

Bapa, hari ini aku memohon agar Engkau melepaskan beban kekhawatiran akan hari esok dari hatiku dan menanamkan semangat yang mendalam untuk taat pada kehendak-Mu. Ajarlah aku untuk beristirahat dalam keyakinan bahwa masa depan aman bersama-Mu, dan bahwa tanggung jawabku yang sejati adalah hidup setia saat ini, memelihara perintah-perintah-Mu dengan sukacita dan hormat. Kiranya setiap keputusanku dipimpin oleh terang Hukum-Mu yang penuh kuasa, agar aku tidak tersesat dalam ketakutan akan hal-hal yang belum terjadi.

Ya Allah Yang Mahakudus, aku menyembah dan memuji-Mu karena Engkau menawarkan damai sejati saat aku memilih percaya dan taat. Putra-Mu yang terkasih adalah Pangeran dan Juruselamatku yang kekal. Hukum-Mu yang penuh kuasa adalah jangkar yang kokoh yang meneguhkan aku di tengah dunia yang penuh ketidakpastian. Perintah-perintah-Mu adalah nyala api yang menerangi masa kini dan menuntun dengan pasti menuju masa depan mulia yang telah Engkau sediakan. Aku berdoa dalam nama Yesus yang berharga, amin.

Renungan Harian: Allah setia dan tidak akan membiarkan kamu dicobai melebihi…

“Allah setia dan tidak akan membiarkan kamu dicobai melebihi kekuatanmu” (1 Korintus 10:13).

Pencobaan tidak pernah lebih besar dari apa yang dapat kita tanggung. Allah, dalam hikmat dan belas kasih-Nya, mengetahui keterbatasan kita dan tidak pernah mengizinkan kita dicobai melebihi kemampuan kita. Jika semua pencobaan hidup datang sekaligus, itu akan menghancurkan kita. Namun Tuhan, seperti Bapa yang penuh kasih, mengizinkan pencobaan datang satu per satu — pertama satu, lalu yang lain, dan kadang diganti dengan yang ketiga, mungkin lebih berat, tetapi selalu dalam batas yang bisa kita tanggung. Dia mengukur setiap pencobaan dengan tepat, dan meskipun kita terluka, kita tidak dihancurkan. Dia tidak pernah mematahkan buluh yang sudah terkulai.

Namun, adakah sesuatu yang dapat kita lakukan agar lebih mampu menghadapi pencobaan-pencobaan ini? Ya, ada. Dan jawabannya ada pada ketaatan. Semakin kita berkomitmen untuk menaati Hukum Allah yang berkuasa, semakin Tuhan memperlengkapi kita untuk bertahan. Pencobaan mulai kehilangan kekuatannya, dan seiring waktu, menjadi semakin jarang dan kurang intens. Hal ini terjadi karena, saat kita taat, kita memberi ruang bagi Roh Kudus untuk tinggal terus-menerus di dalam kita. Kehadiran-Nya menguatkan, melindungi, dan menjaga kita tetap waspada.

Hukum Allah tidak hanya membimbing kita, tetapi juga menopang kita. Hukum itu menempatkan kita pada posisi rohani yang kokoh, dalam persekutuan dan damai dengan Bapa. Dan di tempat inilah pencobaan memiliki ruang, suara, dan kuasa yang lebih sedikit. Ketaatan menjaga kita. Ia mengubah kita dari dalam ke luar dan menuntun kita pada hidup yang penuh kewaspadaan, keseimbangan, dan kebebasan sejati di dalam Allah. -Diadaptasi dari H. E. Manning. Sampai besok, jika Tuhan mengizinkan.

Berdoa bersama saya: Allah yang terkasih, aku bersyukur kepada-Mu karena Engkau adalah Bapa yang penuh belas kasih dan hikmat, yang tidak pernah membiarkan aku dicobai melebihi kekuatanku. Engkau mengenal keterbatasanku dan mengukur setiap pencobaan dengan tepat, mengizinkan datang satu per satu, pada waktu yang tepat, dengan tujuan dan kasih. Meskipun aku terluka, Engkau menopangku dan tidak membiarkan aku dihancurkan. Terima kasih karena Engkau merawatku dengan begitu sabar, dan karena Engkau menunjukkan bahwa bahkan dalam perjuangan, Engkau sedang membentuk dan menguatkanku.

Bapa, hari ini aku memohon agar Engkau menolongku menghadapi pencobaan dengan lebih waspada dan teguh. Ajarlah aku mencari kekuatan yang datang dari ketaatan pada Hukum-Mu yang berkuasa. Kiranya aku tidak menyerah pada suara kelemahan atau berdiam diri di hadapan dosa, tetapi memilih setiap hari untuk hidup dalam kesetiaan. Berikan aku hati yang teguh, rela taat, agar Roh Kudus-Mu tinggal di dalamku terus-menerus dan menjagaku tetap waspada, terlindungi, dan dikuatkan.

Oh, Allah Yang Maha Kudus, aku menyembah dan memuji-Mu karena Engkau menawarkan jalan kemenangan yang aman atas kejahatan. Putra-Mu yang terkasih adalah Pangeran dan Juruselamatku yang kekal. Hukum-Mu yang berkuasa bagaikan perisai rohani yang melindungiku dalam pertempuran jiwa dan menegakkanku di atas batu karang yang tak tergoyahkan. Perintah-perintah-Mu bagaikan tembok cahaya yang mengelilingi dan membimbingku menuju hidup yang seimbang, waspada, dan kebebasan sejati di dalam Engkau. Aku berdoa dalam nama Yesus yang berharga, amin.

Renungan Harian: Aku akan mengajar dan menunjukkan kepadamu jalan yang harus kau…

“Aku akan mengajar dan menunjukkan kepadamu jalan yang harus kau tempuh; Aku akan memberi nasihat, mata-Ku tertuju kepadamu” (Mazmur 32:8).

Kehidupan rohani yang benar-benar sehat hanya mungkin terjadi ketika kita dengan setia mengikuti tuntunan Roh Kudus, yang membimbing kita langkah demi langkah, hari demi hari. Dia tidak mengungkapkan segalanya sekaligus, tetapi menuntun kita dengan bijaksana melalui situasi-situasi sederhana dan biasa dalam hidup. Satu-satunya hal yang Dia minta dari kita adalah penyerahan diri—penyerahan yang tulus pada bimbingan-Nya, bahkan ketika kita belum langsung memahami semuanya. Jika suatu saat Anda merasa gelisah atau ragu, ketahuilah: itu bisa jadi suara Tuhan yang dengan lembut mengetuk hati Anda, memanggil Anda kembali ke arah yang benar.

Ketika kita merasakan sentuhan itu, respons terbaik adalah ketaatan segera. Menyerahkan diri pada kehendak Allah dengan sukacita adalah wujud iman yang hidup, kepercayaan yang nyata pada pimpinan-Nya. Dan bagaimana tuntunan itu terjadi? Bukan melalui perasaan sesaat atau emosi manusia, seperti yang sering dibayangkan banyak orang, melainkan melalui Hukum Allah yang penuh kuasa—yang dinyatakan dengan jelas oleh para nabi dalam Kitab Suci dan diteguhkan oleh Yesus. Firman Allah adalah standar di mana Roh Kudus bekerja: Dia menguatkan, menegur, dan memperingatkan kita ketika mulai menyimpang, selalu menuntun kita kembali ke jalan kebenaran.

Mematuhi perintah Allah yang kudus dan kekal adalah satu-satunya jalan aman untuk menjaga jiwa tetap sehat, bersih, dan teguh. Tidak ada pengganti untuk ketaatan. Kebebasan sejati, damai sejahtera, dan pertumbuhan rohani hanya akan bertumbuh ketika kita memilih berjalan dalam terang Hukum Allah. Dan saat kita tetap setia di jalan itu, kita tidak hanya mengalami hidup yang penuh di sini, tetapi juga berjalan dengan aman menuju tujuan akhir kita: hidup kekal bersama Bapa, di dalam Kristus Yesus. -Diadaptasi dari Hannah Whitall Smith. Sampai jumpa besok, jika Tuhan mengizinkan.

Berdoa bersama saya: Allah yang terkasih, aku bersyukur kepada-Mu karena Engkau menawarkan jalan yang jelas dan aman untuk menjalani kehidupan rohani yang sehat. Engkau tidak membiarkanku bingung atau tersesat, tetapi membimbingku dengan sabar, hari demi hari, melalui Roh Kudus-Mu. Bahkan dalam situasi hidup yang paling sederhana, Engkau hadir, menuntunku dengan hikmat dan kasih. Terima kasih karena Engkau menunjukkan bahwa yang Engkau minta dariku adalah penyerahan diri—penyerahan yang tulus, bahkan ketika aku belum memahami semuanya. Ketika aku merasakan sentuhan lembut di hati, aku tahu itu Engkau yang memanggilku kembali ke jalan yang benar.

Bapa, hari ini aku memohon agar Engkau memberiku kepekaan untuk mendengar suara-Mu dan kerelaan untuk segera taat. Kiranya aku tidak mengikuti perasaan atau emosi manusiawiku, tetapi berpegang teguh pada Hukum-Mu yang penuh kuasa, yang dinyatakan dalam Kitab Suci dan diteguhkan oleh Anak-Mu yang terkasih. Kuatkan aku, tegurlah aku, dan jangan biarkan aku menyimpang dari jalan kebenaran. Biarlah hidupku menjadi ungkapan iman yang hidup, ditandai dengan ketaatan yang penuh sukacita dan terus-menerus pada kehendak-Mu.

Ya Allah Yang Mahakudus, aku menyembah dan memuji-Mu karena Engkau menunjukkan bahwa kebebasan sejati dan pertumbuhan rohani yang sejati hanya ada ketika aku berjalan dalam terang Hukum-Mu. Anak-Mu yang terkasih adalah Pangeran dan Juruselamatku yang kekal. Hukum-Mu yang penuh kuasa bagaikan jalan yang diterangi yang menyucikan dan menguatkan jiwaku di setiap langkah. Perintah-perintah-Mu bagaikan tiang abadi yang menopang hidupku di dunia ini dan menuntunku dengan aman ke rumah surgawi. Aku berdoa dalam nama Yesus yang berharga, amin.

Renungan Harian: Umat-Ku akan tinggal di tempat-tempat yang damai, di tempat-tempat…

“Umat-Ku akan tinggal di tempat-tempat yang damai, di tempat-tempat yang aman dan di tempat-tempat yang tenang dan tenteram” (Yesaya 32:18).

Tidak peduli di mana kita berada atau apa pun keadaan kita — yang benar-benar penting adalah kita setia kepada Pencipta kita. Mereka yang memiliki pengaruh luas dan dapat melakukan karya-karya besar belas kasihan memang diberkati. Namun, sama diberkatinya adalah mereka yang, di tempat-tempat yang sunyi, menjalankan tugas-tugas sederhana dan sering kali tak terlihat, melayani Allah dengan kerendahan hati dan kasih. Tuhan tidak menilai nilai hidup seseorang dari posisi atau tepuk tangan yang diterima, melainkan dari kesetiaan yang dijalani di hadapan-Nya.

Tidak penting apakah Anda bijaksana atau sederhana, memiliki pengetahuan luas atau pemahaman terbatas. Tidak penting apakah dunia melihat apa yang Anda lakukan atau hari-hari Anda berlalu tanpa diperhatikan. Satu-satunya hal yang benar-benar bernilai kekal adalah memiliki meterai Allah yang hidup dalam hidup Anda — hidup dalam ketaatan, dengan hati yang berserah dan setia. Kesetiaan kepada Allah adalah jembatan yang membawa siapa pun kepada kebahagiaan sejati, kebahagiaan yang tidak bergantung pada keadaan luar, tetapi lahir dari persekutuan dengan Bapa.

Dan persekutuan itu hanya mungkin melalui ketaatan kepada Hukum Allah yang berkuasa. Di luar ketaatan, hanya ada ilusi dan kesedihan, meskipun dunia berusaha menutupinya dengan janji-janji kosong. Namun ketika kita memutuskan untuk taat, meski dengan langkah yang masih ragu di awal, surga mulai terbuka atas kita. Allah mendekat, jiwa dipenuhi terang, dan hati menemukan damai. Mengapa harus menunggu lebih lama? Mulailah hari ini juga untuk taat kepada Allahmu dengan kerendahan hati — itu adalah langkah pertama menuju sukacita yang tidak berakhir. -Diadaptasi dari Henry Edward Manning. Sampai jumpa besok, jika Tuhan mengizinkan.

Berdoa bersama saya: Allah yang terkasih, aku bersyukur kepada-Mu karena Engkau menunjukkan bahwa nilai hidupku tidak terletak pada posisi yang aku duduki, ataupun pada tepuk tangan yang aku terima, melainkan pada kesetiaan dalam melayani-Mu. Engkau melihat hati dan bersukacita atas mereka yang, meski dalam keheningan, taat kepada-Mu dengan kasih. Betapa mulianya mengetahui bahwa di mana pun aku berada, aku dapat menyenangkan-Mu jika aku hidup dengan hati yang setia. Terima kasih telah mengingatkanku bahwa tidak ada yang luput dari pandangan-Mu, dan setiap tindakan ketaatan, sekecil apa pun, memiliki nilai kekal di hadapan-Mu.

Bapa, hari ini aku memohon agar Engkau memeteraikan hidupku dengan kehadiran-Mu dan menguatkanku untuk hidup dalam ketaatan, baik dalam tugas-tugas sederhana maupun tantangan yang lebih besar. Aku tidak ingin hidup dalam kepura-puraan atau mencari pengakuan dari manusia — aku ingin ditemukan setia di mata-Mu. Berikan aku hati yang rendah, berserah, teguh di jalan-Mu, meski langkahku masih kecil. Aku tahu kebahagiaan sejati lahir dari persekutuan dengan-Mu, dan persekutuan itu hanya mungkin jika aku hidup menurut Hukum-Mu yang berkuasa.

Oh, Allah Yang Mahakudus, aku menyembah dan memuji-Mu karena Engkau mendekat kepada mereka yang memilih untuk taat kepada-Mu dengan tulus. Anak-Mu yang terkasih adalah Pangeran dan Juruselamatku yang kekal. Hukum-Mu yang berkuasa adalah seperti meterai ilahi atas jiwaku, yang membedakan dan melindungiku di tengah dunia penuh ilusi. Perintah-perintah-Mu bagaikan anak tangga terang yang mengangkatku dari kegelapan menuju kepenuhan sukacita-Mu. Aku berdoa dalam nama Yesus yang berharga, amin.

Renungan Harian: Tuhan melindungi orang-orang sederhana; ketika aku sudah tidak…

“Tuhan melindungi orang-orang sederhana; ketika aku sudah tidak berdaya, Dia menyelamatkanku” (Mazmur 116:6).

Pembebasan jiwa dari segala kekhawatiran yang egois, cemas, dan tidak perlu membawa kedamaian yang begitu dalam dan kebebasan yang begitu ringan sehingga sulit untuk digambarkan. Inilah kesederhanaan rohani yang sejati: hidup dengan hati yang bersih, bebas dari kerumitan yang diciptakan oleh “aku”. Ketika kita menyerahkan diri sepenuhnya kepada kehendak Allah dan mulai menerimanya dalam setiap detail kehidupan, kita memasuki keadaan kebebasan yang hanya dapat diberikan oleh-Nya. Dan dari kebebasan itu, tumbuhlah kesederhanaan yang murni, yang memungkinkan kita hidup dengan ringan dan jelas.

Sebuah jiwa yang tidak lagi mencari kepentingannya sendiri, melainkan hanya ingin menyenangkan Allah, menjadi transparan — hidup tanpa topeng, tanpa konflik batin. Ia berjalan tanpa belenggu, dan setiap langkah ketaatan yang diambilnya, jalan di depannya menjadi semakin jelas, semakin terang. Inilah jalan harian jiwa-jiwa yang telah memutuskan untuk menaati Hukum Allah yang berkuasa, meskipun itu menuntut pengorbanan. Mungkin pada awalnya seseorang merasa lemah, tetapi begitu mulai taat, kekuatan supranatural menyelimutinya — dan ia mengerti bahwa kekuatan itu berasal dari Allah sendiri.

Tidak ada yang sebanding dengan damai dan sukacita yang muncul ketika kita hidup selaras dengan perintah Sang Pencipta. Jiwa mulai mengalami surga bahkan di bumi ini, dan persekutuan itu semakin dalam setiap hari. Dan tujuan akhir dari jalan kesederhanaan, kebebasan, dan ketaatan ini sungguh mulia: hidup kekal dalam Kristus Yesus, di mana tidak akan ada lagi air mata, tidak ada lagi perjuangan, hanya kehadiran kekal Bapa bersama mereka yang mengasihi-Nya dan memelihara Hukum-Nya. -Diadaptasi dari F. Fénelon. Sampai jumpa besok, jika Tuhan mengizinkan.

Berdoa bersama saya: Allah yang terkasih, aku bersyukur kepada-Mu karena Engkau menawarkan kepada jiwaku kebebasan yang tidak dapat diberikan oleh dunia. Ketika aku meninggalkan kekhawatiran yang egois dan cemas, dan menyerahkan diri sepenuhnya kepada kehendak-Mu, aku menemukan damai yang begitu dalam hingga kata-kata tak mampu menggambarkannya. Kesederhanaan rohani ini — hidup dengan hati yang bersih dan bebas dari beban “aku” — adalah anugerah dari-Mu, dan aku mengakui betapa berharganya kebebasan yang ringan dan murni yang hanya berasal dari-Mu.

Bapa, hari ini aku memohon agar Engkau memberiku roh yang taat dan tidak terikat, yang tidak mencari kepentingannya sendiri, tetapi hanya ingin menyenangkan-Mu. Kiranya aku berjalan tanpa topeng, tanpa konflik batin, dengan hati yang tulus dan mata tertuju pada cahaya-Mu. Meskipun awal ketaatan terasa sulit bagiku, topanglah aku dengan kekuatan supranatural-Mu. Kiranya setiap langkah menuju-Mu semakin menerangi jalanku dan mendekatkanku pada persekutuan yang sempurna dengan-Mu.

Oh, Allah Yang Maha Kudus, aku menyembah dan memuji-Mu karena tidak ada yang sebanding dengan damai dan sukacita yang muncul dari ketaatan pada kehendak-Mu yang kudus. Putra-Mu yang terkasih adalah Pangeran dan Juruselamatku yang kekal. Hukum-Mu yang berkuasa bagaikan sungai yang tenang mengalir di dalam diriku, membawa kehidupan dan ketenangan bagi jiwaku yang lelah. Perintah-perintah-Mu bagaikan sinar matahari yang menghangatkan dan menerangi langkahku, membimbingku dengan aman menuju tujuan mulia kehidupan kekal bersama-Mu. Aku berdoa dalam nama Yesus yang berharga, amin.

Renungan Harian: Kerajaan Allah ada di dalam kamu (Lukas 17:21).

“Kerajaan Allah ada di dalam kamu” (Lukas 17:21).

Tugas yang Allah percayakan kepada setiap jiwa adalah untuk memelihara kehidupan rohani di dalam dirinya sendiri, terlepas dari keadaan di sekitarnya. Apa pun lingkungan kita, misi kita adalah mengubah lingkup pribadi kita menjadi kerajaan Allah yang sejati, dengan membiarkan Roh Kudus memiliki kendali penuh atas pikiran, perasaan, dan tindakan kita. Komitmen ini haruslah tetap — baik di hari-hari sukacita maupun di hari-hari duka — karena kestabilan sejati jiwa tidak bergantung pada apa yang kita rasakan, melainkan pada hubungan kita dengan Sang Pencipta.

Sukacita atau kesedihan yang kita bawa di dalam diri sangat berkaitan erat dengan kualitas hubungan kita dengan Allah. Jiwa yang menolak petunjuk Tuhan, yang disampaikan melalui para nabi dan Yesus, tidak akan pernah menemukan damai sejati. Ia mungkin mencari kebahagiaan dalam hal-hal lahiriah, namun tidak akan pernah utuh. Tidak mungkin menemukan ketenangan selama kita menolak kehendak Allah, sebab kita diciptakan untuk hidup dalam persekutuan dan ketaatan kepada-Nya.

Di sisi lain, ketika ketaatan pada Hukum Allah yang berkuasa menjadi bagian alami dari keseharian kita, sesuatu yang mulia akan terjadi: kita mendapatkan akses ke takhta ilahi. Dan dari takhta inilah mengalir damai sejati, pembebasan yang mendalam, kejelasan tujuan, dan di atas segalanya, keselamatan yang begitu dirindukan jiwa kita. Ketaatan membuka pintu surga bagi kita, dan siapa yang berjalan di jalan ini tidak akan pernah merasa tersesat lagi — ia berjalan dipandu oleh cahaya abadi kasih Bapa. -Diadaptasi dari John Hamilton Thom. Sampai jumpa besok, jika Tuhan mengizinkan.

Berdoa bersama saya: Allah yang terkasih, aku bersyukur kepada-Mu karena Engkau mengingatkanku bahwa tugas terpenting yang Engkau percayakan kepadaku adalah memelihara kehidupan rohani yang teguh dan hidup, apa pun yang terjadi di sekitarku. Engkau memanggilku untuk mengubah lingkup pribadiku menjadi kerajaan-Mu yang sejati, dengan membiarkan Roh Kudus-Mu memiliki kendali penuh atas pikiran, perasaan, dan tindakanku.

Bapa, hari ini aku memohon agar Engkau menanamkan dalam diriku komitmen yang tulus pada kehendak-Mu, agar ketaatan pada Hukum-Mu yang berkuasa menjadi bagian alami dari keseharianku. Aku tidak ingin lagi mencari sukacita dari sumber luar atau menolak panggilan-Mu. Aku tahu bahwa damai sejati, pembebasan, dan kejelasan tujuan hanya mengalir dari takhta-Mu, dan satu-satunya cara untuk tetap teguh adalah berjalan dalam persekutuan dan ketaatan penuh kepada-Mu. Kuatkan aku, Tuhan, agar aku tidak menyimpang ke kanan maupun ke kiri.

Oh, Allah Yang Mahakudus, aku menyembah dan memuji-Mu karena dalam Engkau aku menemukan cahaya yang menuntun jalanku dan kebenaran yang menopang jiwaku. Putra-Mu yang terkasih adalah Pangeran dan Juruselamatku yang kekal. Hukum-Mu yang berkuasa bagaikan sumber air murni yang mengairi padang gurun batin, menumbuhkan kehidupan di mana sebelumnya ada kekeringan. Perintah-perintah-Mu bagaikan aliran cahaya yang menuntunku, langkah demi langkah, menuju damai sejati dan sukacita kekal yang Engkau sediakan bagi mereka yang taat kepada-Mu. Aku berdoa dalam nama Yesus yang berharga, amin.

Renungan Harian: Setiap rancangan Tuhan tetap teguh (Yeremia 51:29)

“Setiap rancangan Tuhan tetap teguh” (Yeremia 51:29).

Kita tidak dipanggil untuk memilih jalan kita sendiri, melainkan untuk menantikan dengan sabar arahan yang datang dari Allah. Seperti anak-anak kecil, kita dipimpin melalui jalan-jalan yang seringkali tidak sepenuhnya kita pahami. Sia-sia mencoba melarikan diri dari misi yang telah Allah berikan kepada kita, dengan berpikir bahwa kita akan menemukan berkat yang lebih besar jika mengikuti keinginan kita sendiri. Bukan hak kita untuk menentukan di mana kita akan menemukan kepenuhan hadirat ilahi — kepenuhan itu selalu ditemukan dalam ketaatan yang rendah hati terhadap apa yang telah Allah nyatakan kepada kita.

Berkat sejati, damai yang tulus, dan kehadiran Allah yang senantiasa tidak muncul ketika kita mengejar apa yang menurut kita terbaik bagi diri kita sendiri. Semua itu tumbuh ketika, dengan setia dan sederhana, kita mengikuti arahan yang Dia tunjukkan, meskipun jalan itu tampak sulit atau tidak masuk akal di mata kita. Kebahagiaan bukanlah hasil dari kehendak kita sendiri, melainkan dari penyesuaian diri kita dengan kehendak sempurna Bapa. Di sanalah, di jalan yang telah Dia tetapkan, jiwa menemukan ketenangan dan tujuan.

Dan Allah, dalam kebaikan-Nya, tidak membiarkan kita berada dalam kegelapan tentang apa yang Dia harapkan dari kita. Dia telah memberikan Hukum-Nya yang penuh kuasa — jelas, teguh, dan penuh kehidupan — sebagai penuntun yang pasti bagi perjalanan kita. Siapa yang memutuskan untuk menaati Hukum ini akan menemukan, tanpa salah, arah yang benar menuju kebahagiaan sejati, damai yang abadi, dan akhirnya, hidup yang kekal. Tidak ada jalan yang lebih aman, lebih diberkati, dan lebih pasti daripada jalan yang ditempuh dalam ketaatan kepada Sang Pencipta. -Diadaptasi dari George Eliot. Sampai jumpa besok, jika Tuhan mengizinkan.

Berdoa bersama saya: Allah yang terkasih, aku bersyukur kepada-Mu karena Engkau mengajarkanku bahwa aku tidak dipanggil untuk mengikuti jalanku sendiri, melainkan untuk percaya dengan sabar pada arahan yang berasal dari-Mu. Seperti seorang anak yang membutuhkan tangan Bapa, aku mengakui bahwa seringkali aku tidak sepenuhnya memahami rencana-Mu, tetapi aku dapat beristirahat dengan tenang karena Engkau selalu tahu apa yang terbaik.

Bapa, hari ini aku memohon agar Engkau memberiku hati yang sabar dan tunduk, yang mampu menantikan petunjuk-Mu tanpa kecemasan dan tanpa pemberontakan. Kiranya aku tidak mengejar keinginanku sendiri, melainkan dengan setia mengikuti jalan yang telah Engkau tetapkan bagiku. Kuatkanlah aku agar, meskipun jalan itu tampak sulit atau tidak masuk akal di mataku, aku tetap teguh, mengetahui bahwa dalam penyesuaian dengan Hukum-Mu yang penuh kuasa, damai sejati dan kebahagiaan abadi akan tumbuh.

Oh, Allah Yang Maha Kudus, aku menyembah dan memuji-Mu karena Engkau tidak membiarkanku dalam kegelapan, melainkan telah memberikan perintah-Mu yang luar biasa sebagai penuntun yang pasti bagi setiap langkahku. Putra-Mu yang terkasih adalah Pangeran dan Juruselamatku yang kekal. Hukum-Mu yang penuh kuasa bagaikan obor yang menyala di tengah kegelapan, menerangi setiap jalan yang harus kulalui. Perintah-Mu bagaikan nyanyian abadi kebijaksanaan dan kehidupan, menuntunku dengan kasih dan keteguhan menuju ketenangan jiwa dan janji hidup yang kekal. Aku berdoa dalam nama Yesus yang berharga, amin.

Renungan Harian: Ya, Bapa, itulah yang berkenan kepada-Mu (Matius 11:26)

“Ya, Bapa, itulah yang berkenan kepada-Mu” (Matius 11:26).

Jika kita mendengarkan keegoisan kita, kita akan dengan cepat terjebak dalam perangkap lebih fokus pada apa yang kurang daripada apa yang sudah kita terima. Kita mulai hanya melihat keterbatasan, mengabaikan potensi yang telah Allah berikan, dan membandingkan diri dengan kehidupan ideal yang sebenarnya tidak pernah ada. Sangat mudah untuk tersesat dalam fantasi yang menenangkan tentang apa yang akan kita lakukan jika memiliki lebih banyak kekuasaan, lebih banyak sumber daya, atau lebih sedikit godaan. Dengan demikian, kita menggunakan kesulitan kita sebagai alasan, memandang diri sebagai korban kehidupan yang tidak adil — yang hanya menambah penderitaan batin tanpa membawa kelegaan sejati apa pun.

Lalu, apa yang harus dilakukan menghadapi hal ini? Akar dari pola pikir ini hampir selalu terletak pada penolakan untuk menaati Hukum Allah yang penuh kuasa. Ketika kita menolak petunjuk jelas dari Sang Pencipta, kita pasti mulai melihat hidup secara keliru. Muncul semacam kebutaan rohani, di mana kenyataan digantikan oleh fantasi dan harapan yang tidak realistis. Dari ilusi-ilusi inilah lahir kekecewaan, kegagalan, dan perasaan tidak puas yang terus-menerus.

Satu-satunya jalan keluar adalah kembali ke jalan ketaatan. Ketika kita memutuskan untuk menyelaraskan hidup dengan kehendak Allah, mata kita terbuka. Kita mulai melihat kenyataan dengan lebih jelas, mengenali baik berkat maupun kesempatan bertumbuh yang sebelumnya tersembunyi. Jiwa menjadi kuat, rasa syukur tumbuh, dan hidup mulai dijalani secara utuh — tidak lagi berdasarkan ilusi, melainkan pada kebenaran abadi tentang kasih dan kesetiaan Allah. -Diadaptasi dari James Martineau. Sampai jumpa besok, jika Tuhan mengizinkan.

Berdoa bersama saya: Allah yang terkasih, aku bersyukur kepada-Mu karena Engkau memperingatkanku terhadap bahaya terlalu fokus pada apa yang kurang, dan tidak mengakui segala yang telah kuterima dari tangan-Mu. Betapa seringnya aku tertipu oleh keegoisan, terjatuh dalam perbandingan yang sia-sia dan bermimpi tentang kenyataan yang bahkan tidak ada. Namun Engkau, dengan kesabaran dan kebaikan-Mu, memanggilku kembali pada kebenaran: pada kenyataan yang kokoh dan pasti dari kehendak-Mu.

Bapa, hari ini aku memohon agar Engkau menolongku melawan godaan untuk memelihara fantasi dan alasan-alasan. Jangan biarkan aku tersesat dalam ketidakpuasan atau kebutaan rohani yang lahir dari penolakan terhadap Hukum-Mu yang penuh kuasa. Bukalah mataku agar dapat melihat dengan jelas jalan yang benar — jalan ketaatan dan kebenaran. Berikan aku keberanian untuk sepenuhnya selaras dengan kehendak-Mu, supaya jiwaku dikuatkan dan rasa syukur tumbuh di hatiku, bahkan dalam hal-hal kecil sehari-hari.

Ya Allah Yang Maha Kudus, aku menyembah dan memuji-Mu karena kebenaran-Mu membebaskan dan memberi makna pada hidup. Putra-Mu yang terkasih adalah Pangeran dan Juruselamatku yang kekal. Hukum-Mu yang penuh kuasa adalah seperti mercusuar di tengah kegelapan, yang mengusir ilusi dan menuntun langkahku dengan aman. Perintah-perintah-Mu bagaikan akar yang dalam yang meneguhkan aku di tanah kenyataan kekal, tempat jiwa menemukan damai, kekuatan, dan sukacita sejati. Aku berdoa dalam nama Yesus yang berharga, amin.